Kebakaran Kapal di Pelabuhan Muara Baru Menewaskan Tiga Orang
Tiga korban ditemukan tewas di lambung kapal dalam kebakaran yang menghanguskan tiga kapal di Muara Baru.
Oleh
RHAMA PURNA JATI, ATIEK ISHLAHIYAH AL HAMASY
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Tiga korban ditemukan meninggal di lambung kapal dalam musibah kebakaran yang menghanguskan tiga kapal di Pelabuhan Perikanan Muara Baru, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, Senin (6/5/2024) malam. Mereka terjebak di lambung kapal sehingga proses evakuasi cukup sulit.
Kepala Seksi Operasi Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu Abdul Wahid, Selasa (7/5/2024), mengatakan, ketiga korban berhasil dievakuasi pada Senin malam.
Ketiganya adalah Antonius Monas Silab (30) dan Hendri (24) yang bertugas sebagai mekanik mesin pendingin ikan. Adapun satu korban lagi adalah kru kapal, Khoirul Umam Reza Fahrurozi (18).
Abdul menerangkan, kebakaran kapal terjadi pada Minggu (5/5/2024) sekitar pukul 14.47 WIB. Sepuluh menit berselang, petugas tiba di lokasi untuk memadamkan api. ”Pada saat tiba, tiga kapal sudah terbakar,” kata Abdul.
Dari hasil pemeriksaan, ungkap Abdul, kebakaran kapal dipicu oleh korsleting listrik pada mesin pendingin ikan di KM Rezeki Melimpah. Kebetulan saat itu para kru kapal sedang melakukan bongkar muat dan terjadilah ledakan.
Api akibat ledakan itu kemudian merembet ke KM bahari dan mengenai KM Rezeki Malindo. Luas area kebakaran mencapai 210 meter persegi. Beruntung beberapa kapal yang bersandar di dekat tiga kapal itu sudah dievakuasi sehingga dampak kebakaran tidak meluas.
”Jika ditaksir, kerugian akibat kebakaran mencapai Rp 3 miliar,” kata Abdul.
Saat itu, sebanyak 13 armada dengan 60 personel dikerahkan untuk memadamkan api. Pada 15.25 WIB, api sudah bisa dilokalisasi kemudian dilanjutkan dengan tahapan pendinginan. ”Proses pendinginan baru diselesaikan pada 22.49 WIB,” katanya.
Saat ditemukan, ketiga korban tewas tidak mengalami luka bakar. Ketiganya diduga kehabisan oksigen di dalam ruang mesin akibat asap kebakaran.
Namun, pada Senin (6/5/2024) muncul lima titik panas di tiga kapal tersebut. Karena itu, tiga armada dengan 12 personel kembali didatangkan untuk memadamkan bara api tersebut. Pada Senin siang, semua proses pemadaman telah selesai. Proses evakuasi korban pun dimulai setelah proses pemadaman selesai.
Kebakaran diduga disebabkan oleh ledakan mesin pendingin ikan saat proses bongkar muat ikan berlangsung. Beberapa orang berhasil menyelamatkan diri, sedangkan tiga korban yang tewas terjebak di lambung kapal. ”Posisi korban pun kami ketahui dari sejumlah korban selamat," ucap Abdul.
Perwira Piket Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakut, Eko Budhi, mengatakan, saat ditemukan, ketiga korban tewas tidak mengalami luka bakar. Ketiganya diduga kehabisan oksigen di dalam ruang mesin akibat asap kebakaran.
”Korban kemungkinan tewas akibat kehabisan oksigen karena kami tidak menemukan adanya luka bakar,” katanya.
Jika korban mengalami luka bakar, biasanya kulitnya akan menghitam semua. Ini tidak. ”Korban dapat dikenali,” kata Eko.
Ketiga korban ditemukan dalam kondisi yang berbeda. Korban pertama, kondisinya terkena reruntuhan dan korban kedua terkena air. Korban terakhir ditemukan tertimpa fiber sehingga proses evakuasi cukup sulit. ”Kami harus memotong dulu fiber yang menimpanya,” kata Eko.
Saat dievakuasi petugas, korban hanya mengalami sedikit luka bakar di bagian lengan kanan. Sebagian tubuh korban tertimpa reruntuhan atau puing-puing kapal sehingga menyulitkan saat proses evakuasi.
Awalnya, pencarian korban bermula dari laporan keluarga korban yang mengatakan ada anggota keluarganya yang hilang saat terjadi kebakaran kapal. Kemudian, petugas keamanan menghubungi pos pemadam Muara Baru untuk meminta bantuan pertolongan pencarian korban di dalam kapal yang terbakar.
Kebakaran di Pelabuhan Muara Baru bukan pertama kali terjadi. Pada Rabu (20/3/2024) sore, dua kapal yang sedang bersandar di Pelabuhan terbakar. Beruntung saat kejadian belum banyak kapal yang bersandar sehingga tidak menimbulkan dampak kebakaran lebih besar.
Abdul mengatakan, pihaknya menerima laporan kapal terbakar sekitar pukul 16.00. Petugas langsung datang ke lokasi dengan empat kendaraan pemadam kebakaran.
”Saat itu, api semakin besar karena angin kencang sehingga kami menambah total 15 unit dan 75 petugas pemadam kebakaran. Hanya dua kapal, petugas cepat melokalisasi sehingga tidak merambat ke kapal lain. Tidak ada korban jiwa dan luka,” kata Abdul, Kamis (21/3/2024).