Periode Arus Balik, Keterisian Kereta Cepat Whoosh Capai 89 Persen
Keterisian kereta cepat Whoosh di periode arus balik capai 89 persen. Ketepatan waktu jadi alasan warga pilih moda ini.
Oleh
RAYNARD KRISTIAN BONANIO PARDEDE
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pengguna moda transportasi Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Whoosh, meningkat selama arus balik Lebaran 2024. Pada periode tersebut, lebih dari 20.000 orang menggunakan transportasi ini. Meski dengan harga yang lebih tinggi, moda transportasi ini membantu warga terhindar dari kemacetan. Secara umum, minat masyarakat menggunakan transportasi umum untuk mudik Lebaran 2024 meningkat dibandingkan catatan tahun lalu.
Dari pantauan sejak pukul 12.00-15.00, Selasa (16/4/2024), di Stasiun Kereta Cepat Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, ratusan pemudik terus tiba. Waktu tempuh yang berkisar 30-40 menit saja membuat tangga di terminal kedatangan tidak pernah sepi. Hal yang sama juga terlihat di terminal keberangkatan. Mesin pencetak tiket cukup ramai dipakai oleh pengguna.
Pemudik asal Ciamis, Jawa Barat, Eka Ramadhani (35), menjelaskan, ia dan suaminya menggunakan transportasi ini untuk menembus kemacetan dari Jawa Barat menuju Jakarta. Sebelumnya, setiap mudik ataupun kembali ke Jakarta, ia menggunakan mobil pribadi. Menurut dia, kursi di dalam kereta cepat hampir terisi penuh. Pemudik di Stasiun Tegalluar, Bandung, juga cukup ramai.
”Dari Ciamis ke Bandung naik mobil, lalu disambung dengan kereta cepat. Ini pertama kalinya pakai. Dengan tiket seharga Rp 250.000 per orang, cukup mahal, tapi tidak apa-apa ketimbang terjebak kemacetan,” ujarnya di Jakarta, Selasa.
Aries (23), pemudik asal Bandung, Jawa Barat, juga memilih kereta cepat demi mempersingkat waktu tempuh. Hal ini karena ia harus tiba tepat waktu di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, untuk melanjutkan penerbangan ke Doha, Qatar. Gerbong yang ia tumpangi juga terisi cukup penuh. Ia berangkat dari Bandung pukul 14.00 dan tiba sekitar pukul 14.50.
”Dengan kecepatan waktu tempuh seperti ini, harganya masih cukup kompetitif. Kalau menggunakan mobil, masih takut kena macet. Harapannya, jalur kereta cepat diperpanjang sampai ke provinsi lain,” ucapnya.
Tingginya minat masyarakat menggunakan layanan kereta cepat membuat pihak PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) menambah 12 jadwal perjalanan tambahan. Sekretaris Perusahaan KCIC Eva Chairunisa menjelaskan, penambahan jadwal ini akan dilaksanakan hingga Kamis (18/4/2024).
Adapun puncak arus balik kereta cepat terjadi pada Senin (15/4/2024). Sekitar 21.000 penumpang tiba pada hari tersebut. Sebanyak 65 persen dari angka tersebut merupakan penumpang yang berangkat dari Bandung menuju Jakarta. Angka itu terdiri dari 14.000 penumpang yang berangkat dari Bandung menuju Jakarta, dan 7.500 yang berangkat dari Jakarta menuju Bandung.
Pada hari terakhir cuti bersama Lebaran 2024, Senin kemarin, pihaknya juga masih mencatatkan jumlah penumpang di angka 20.000. Jumlah ini meningkat 40 persen apabila dibandingkan dengan periode normal.
Keterisian penumpang di sejumlah jadwal perjalanan, khususnya tujuan Jakarta, juga telah mencapai angka 89 persen. Bahkan, untuk jadwal pukul 14.00-20.30, semua tempat duduk habis terjual.
Bagi para pengguna kereta cepat, ia mengingatkan agar tiba 30 menit lebih awal sebelum jadwal keberangkatan agar tidak ketinggalan perjalanan. ”Kami prediksi jumlah penumpang Whoosh hari ini masih sama tingginya dengan kemarin. Hal ini menunjukkan tingginya minat masyarakat menggunakan Whoosh karena bebas dari kemacetan, juga ada kenyamanan yang ditawarkan,” ucapnya.
Berdasarkan Data Kementerian Perhubungan, hingga Senin, 1.283.557 orang menggunakan angkutan umum selama arus balik. Angka ini naik 31,74 persen dibandingkan catatan tahun lalu sebesar 974.319 orang.
Sementara itu, jumlah pengguna kendaraan pribadi, khususnya mobil, menurun. Hal ini terlihat dari menurunnya jumlah mobil yang masuk ke wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) melalui Tol Jasa Marga dan jalan arteri.
Tahun ini, pemerintah mencatat 454.224 kendaraan dan sebanyak 2.271.120 orang masuk ke Jabodetabek, turun 12,51 persen dibandingkan tahun lalu sebanyak 519.594 kendaraan, dan 2.595.850 orang.