Puncak arus balik diperkirakan pada Senin (15/4) malam. Sebanyak 48 persen pemudik di Tol Trans Jawa belum kembali.
Oleh
STEFANUS ATO, ALBERTUS KRISNA
·4 menit baca
PURWAKARTA, KOMPAS – Kemacetan lalu-lintas terjadi pada puncak arus balik Senin (15/4/2024). Kemacetan panjang terjadi mulai dari Tol Cikopo-Palimanan hingga Jakarta-Cikampek. Volume kendaraan meningkat pesat sejak Senin siang sekitar pukul 11.00.
Kepadatan setidaknya turut dirasakan Kompas saat melaju dari Kilometer (Km) 72 Tol Cikopo-Palimanan hingga Gerbang Tol Cikampek Utama, Purwakarta, Jawa Barat, Senin siang. Kendaraan hanya bisa melaju maksimal 20 km per jam.
Kepadatan lalu lintas menyebabkan sebagian warga keluar dari lajur dan memilih beristirahat di bahu jalan hingga lahan-lahan kosong di tepi tol. Sementara itu, di area tol, sejumlah pedagang makanan dan minuman, bahkan menjajakan jajanan mereka di ruas jalan bebas hambatan itu.
Kondisi kemacetan lalu lintas kian padat pada Senin pukul 19.00. Lalu lintas di Km 70 ruas Tol Jakarta-Cikampek nyaris tak bergerak. Ruas tol yang menerapkan rekayasa lalu-lintas lawan arah (contraflow )itu tak mampu mengurai kepadatan lalu lintas ke arah Jakarta.
Terjebak belasan jam
Kisah terjebak kemacetan lalu lintas hingga belasan jam saat puncak arus balik terjadi sejak Minggu (14/4) hingga Senin (15/4). Wienda (46), warga Pancoran, Jakarta Selatan, terjebak kemacetan 17 jam saat kembali dari kampungnya di Solo, Jawa Tengah, pada Minggu siang.
"Saya berangkat dari Solo itu pukul 12.00 siang dan baru tiba di Jakarta pukul 05.00 esoknya," katanya.
Menurut Wienda, saat balik dari kampung halamannya, dia pertama kali terjebak kemacetan di Km 469 ruas Tol Solo-Semarang. Kemacetan dialami sebelum masuk jalur satu arah (one way) pada Minggu pukul 13.22.
Kemacetan yang dialami Wienda disebut akibat dampak dari one way. Di Semarang, Jawa Tengah, saat ke GT Kalikangkung, mereka seharusnya langsung ke arah kiri. Namun, karena kebijakan itu, dirinya diarahkan ke Demak terlebih dulu.
"Memang nanti ketemunya di Kalikangkung juga. Cuma, karena sistem itu, ada pertemuan kendaraan dari arah Demak dan Solo," katanya.
Kemacetan yang dialami Wienda sedikit terurai dan kembali melaju dengan kecepatan hingga 100 km per jam saat sudah keluar dari GT Kalikangkung hingga Km 100 Tol Trans-Jawa, di Subang, Jawa Barat. Kecepatan lalu lintas yang mencapai 100 km per jam berubah drastis saat mereka tiba di Km98.
"Di Km 98, arus lalu-lintas mulai berhenti. Kami terjebak macet hingga Km 41 Tol Jakarta-Cikampek. Itu macet mulai dari pukul 23.00 dan baru sampai rumah pukul 05.00," katanya.
Wienda sudah tahu kalau jadwal perjalanannya pada Minggu siang itu di puncak arus balik. Namun, dirinya tak memprediksi kalau puncaknya sampai menyebabkan kemacetan separah itu.
"Kami sebenarnya sudah antisipasi dengan berangkat lebih siang. Ternyata, justru di Cikampek Utama, terutama lajur contraflow yang tidak kami prediksi bakal terjebak seperti itu," katanya.
Melebihi batas wajar
Terkait kepadatan lalu lintas pada Minggu malam, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, mengatakan, kepadatan pada Minggu malam juga terasa mengerikan. Hal itu karena derajat kejenuhan lalu lintas (V/C ratio) di jalan tol sudah lebih dari standar, yakni mencapai 0,8. Padahal, V/C ratio jalan tol maksimal itu 0,7.
"Jadi, kami menginformasikan sekaligus memberikan alarm kepada masyarakat yang akan mudik hari ini. Jadi, dengan angka V/C ratio 0,8, kalau tidak mau bermacet-macetan tunggu dulu satu hari. Pada saat itu, V/C ratio-nya mungkin kurang," kata Budi.
Menurut Budi, Senin ini, merupakan puncak arus balik. Dari perhitungan Jasa Marga, volume kendaraan yang masuk Jabodetabek bakal lebih tinggi dari Minggu (14/4) malam, yakni mencapai 120.000 kendaraan.
"Apa yang kemarin diumumkan oleh pemerintah, keputusan Presiden untuk memberikan toleransi work form home (WFH) bagi aparatur sipil negara (ASN) tolong dimanfaatkan. Harapannya, apabila itu dimanfaatkan, nanti malam kepadatannya tidak maksimal," kata Budi, seusai Koordinasi Evaluasi Penanganan Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024, di Km 70 Tol Jakarta-Cikampek.
Rapat koordinasi itu dihadiri Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Kepala Polri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, dan Direktur Utama Jasa Marga Subakti Syukur.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, mengatakan, pelaksanaan pengamanan arus mudik dan Lebaran 2024 sudah lebih baik dibandingkan 2023. "Idealnya zero acident, tetapi itu memang belum tercapai untuk kondisi sekarang. Namun, dibandingkan tahun lalu, rata-rata mulai dari angka kecelakaan, meninggal, dan juga jumlah santunan yang dikeluarkan menurun signifikan," katanya.
Siapkan arteri
Adapun Polri bakal mengantisipasi potensi kemacetan di Tol Trans-Jawa dengan menyiapkan sejumlah ruas jalan arteri. Jalur-jalur itu, antara lain di Cikarang, Kabupaten Bekasi, dan Karawang Barat, Kabupaten Karawang.
"Ini semua kami lakukan dengan perhitungan matang. Jika memungkinkan, kami akan keluarkan sebagian kendaraan dari Tol Trans-Jawa ke jalur arteri," kata Kepala Polri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo.
Direktur Utama Jasa Marga Subakti Syukur mengatakan, volume lalu lintas kembali ke Jakarta pada periode Lebaran H+1 hingga H+3 (10-14 April 2024) melalui 4 Gerbang Tol Utama yaitu GT Cikampek Utama, GT Kalihurip Utama, GT Ciawi, dan GT Cikupa mencapai 961.000 kendaraan. Angka ini setara 52 persen dari total prediksi 1,87 juta kendaraan yang akan kembali ke Jabotabek pada periode H1 hingga H+7 (10-18 April 2024).
“Kami perkirakan masih sekitar 907.000 kendaraan yang belum kembali ke Jabotabek atau masih sekitar 48 persen,” kata Subakti.