H-2 Lebaran, Jumlah Kendaraan Keluar Jabodetabek Berpotensi Naik
Kenaikan jumlah kendaraan yang keluar Jabodetabek pada H-2 Lebaran akan lebih dominan ke arah timur.
Oleh
MARIA PASCHALIA JUDITH JUSTIARI
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Berdasarkan pantauan arus mudik, jumlah kendaraan yang keluar area Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi atau Jabodetabek diperkirakan meningkat pada Senin (8/4/2024). Per Minggu (7/4/2024), jumlahnya cenderung menurun dibandingkan hari sebelumnya.
Perwira Koordinator Command Center Kilometer (Km) 29 Patroli Jalan Raya Korlantas Polri Ipda Ade Ilyas mengatakan, saat ini jumlah kendaraan yang melintas di tol menurun dibandingkan hari Sabtu (6/4/2024), baik ke arah barat keluar Jabodetabek maupun timur. “Prediksinya, jumlah kendaraan yang melintasi tol naik pada Senin malam,” ujarnya saat dihubungi, Minggu (7/4/2024).
Ade memperkirakan, kenaikan jumlah kendaraan yang keluar Jabodetabek itu akan dominan ke arah timur. Selain itu, dia juga menggarisbawahi adanya penumpukan antrean di Pelabuhan Merak, Banten. Dia mengatakan, petugas sedang menyiapkan sejumlah zona penyangga dan mengupayakan rekayasa lalu lintas untuk mengurai kepadatan di Merak.
Data Command Center Km 29 Patroli Jalan Raya Korlantas Polri per jam 12.00, Minggu (7/4/2024), menunjukkan, total kendaraan yang keluar dari Jabodetabek melalui Gerbang Tol (GT) Cikatama, GT Kalitama, GT Cikupa, dan GT Ciawi mencapai 110.289 unit atau turun 11 persen dibandingkan hari sebelumnya. Jumlah kendaraan yang keluar melalui GT Cikampek Utama dan Kalitama sebanyak 75.085 unit atau lebih rendah 14 persen dibandingkan hari sebelumnya.
Derita pemudik
Penumpukan di Pelabuhan Merak yang digarisbawahi itu turut dialami Noni (35), warga Jatinegara, Jakarta Timur. Dia sudah berangkat dari kediamannya sejak pukul 07.00, Minggu (7/4/2024), untuk mudik ke Lampung. Tiket penyebrangan sudah di tangan karena dibeli secara daring sejak lebih dari sepekan lalu.
Dia mulai menghadapi kemacetan sejak Km 87 ke arah Merak pada pukul 08.30. Hingga pukul 15.34, dia masih berada di Km 94. Artinya, jarak sepanjang 7 km menghabiskan waktu hingga 7 jam.
Noni sampai menemukan ada warga yang membuka rumahnya sebagai toilet umum di Km 96 arah Merak. “Warga itu sungguh membantu bagi pemudik yang terkena macet hingga berjam-jam. Mudik tahun ini terasa lebih parah dibandingkan tahun lalu,” katanya.
Sepanjang perjalanan, dia kerap mengecek akun resmi Instagram PT ASDP Indonesia Ferry serta menghubungi kerabat-kerabatnya yang berada di jalur mudik yang sama untuk memperoleh informasi terkini. Mengetahui akan terkena macet, dia sampai membawa bahan kerajinan macrame atau simpul tali agar tidak tantrum.
Kemacetan juga membuat Dewi (32), warga yang tinggal di Parung, Jawa Barat, menghadapi mudik di luar perkiraan. Dia bersama suami dan kedua anaknya berangkat ke kampung halaman di Gresik, Jawa Timur, sejak pukul 17.00, Sabtu (6/4/2024).
Awalnya, dia mengira Minggu (7/4/2024) pukul 09.00 sudah sampai di kota tujuan. Sayangnya, dia membutuhkan waktu hingga 4 jam untuk keluar area Jabodetabek. Pukul 15.42, dia baru sampai di Ngawi, Jawa Timur.
“Macet parah di tol Jalan Layang MBZ Sheikh Mohammed Bin Zayed sampai Cikampek. Di Cirebon pun masih macet. Kami bermalam dan tidur di mobil di rest area Cirebon. Jalanan mulai terasa longgar saat memasuki Jawa Tengah. Selama di jalan, alhamdulillah anak-anak anteng,” tuturnya saat dihubungi, Minggu.
Selain kemacetan, dia juga menyoroti ketersediaan air dan jumlah bilik toilet di sejumlah area peristirahatan atau rest area di ruas tol Cikampek-Palimanan (Cipali). Ada rest area yang toiletnya hanya 4 bilik. Ada pula yang airnya tidak ada. Akibatnya, dia merasa kesal karena sudah menahan pipis begitu lama karena macet namun masih menghadapi cobaan toilet tersebut.