Penyesuaian ini termasuk antisipasi lonjakan pengguna yang didominasi pengguna musiman atau warga hendak silaturahmi, berkunjung ke tempat wisata dan pusat perbelanjaan, serta kemacetan lalu lintas.
KAI Commuter memberlakukan masa posko angkutan Lebaran 2024 sejak 5 April hingga 16 April nanti. Diperkirakan jumlah komuter di Jabodetabek mencapai 16,4 juta orang. Angka ini naik 4 persen dari tahun 2023 dengan 15,7 juta pengguna.
Adapun puncak pengguna atau mobilitas warga diprediksi terjadi pada 14 April dengan angka 791.246 komuter. Mereka didominasi pengguna musiman yang akan silaturahmi serta berkunjung ke tempat wisata dan pusat perbelanjaan dekat stasiun-stasiun kereta rel listrik (KRL).
VP Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba menyebut, operasi selama masa angkutan Lebaran mencapai 1.061 perjalanan setiap hari. Sebanyak lima stasiun akan dipadati oleh pengguna, yakni Stasiun Bogor, Stasiun Tanah Abang, Stasiun Jakarta Kota, Stasiun Citayam, dan Stasiun Bekasi.
KAI Commuter menyiagakan 4.500 petugas, terdiri dari petugas keamanan 3.603 orang (pegawai keselamatan dan keamanan, pengamanan stasiun dan kereta), ditambah 24 polisi, dan petugas lainnya.
”Manfaatkan aplikasi C-Access untuk mengecek jadwal perjalanan, posisi kereta, harga tiket, kepadatan stasiun, dan lainnya yang memudahkan pengguna,” kata Anne, Jumat (5/4/2024).
Selain KRL Jabodetabek, layanan dan operasi kereta api Bandara Soekarno-Hatta mulai 5 April bertambah delapan perjalanan dari dan menuju bandara. Stasiun pemberhentiannya di Stasiun Manggarai, Stasiun BNI City, Stasiun Duri, Stasiun Rawa Buaya, dan Stasiun Batu Ceper.
Secara keseluruhan selama masa angkutan Lebaran ini ada 64 perjalanan kereta bandara dari sebelumnya 56 perjalanan per hari.
Anne mengatakan, pengguna kereta bandara diperkirakan sebanyak 131.000 orang. Jumlah tersebut bertambah 12 persen dari tahun lalu, yakni 117.000 orang. Adapun puncak penggunanya pada 14 April sebanyak 7.695 orang.
Untuk kereta lokal Merak, perjalanan hanya sampai Stasiun Cilegon sejak 3 April hingga 9 April. Pengguna dapat menggunakan 30 angkutan perkotaan sebagai transportasi lanjutan di Stasiun Cilegon menuju Pelabuhan Merak. Jadwal perjalanan transportasi lanjutan ini menyesuaikan perjalanan kereta lokal Merak sebanyak 14 perjalanan saban hari.
”Penyesuaian layanan dan operasi ini dalam rangka mendukung penataan lalu lintas di Pelabuhan Merak. Perlu langkah antisipasi kemacetan,” ujar Anne.
Pengguna kereta lokal Merak ditaksir sebanyak 285.000 orang. Jumlahnya naik 29 persen dari tahun lalu sebanyak 222.000 orang. Puncak pengguna sendiri pada 15 April sebanyak 15.986 orang.
KAI Commuter mengimbau pengguna untuk datang lebih awal. Ini memudahkan verifikasi data sebelum keberangkatan. Untuk informasi terkini dapat mengunjungi akun resmi media sosial @commuterline atau pusat kontak 021 121.
Pergerakan orang
Kementerian Perhubungan memperkirakan 193,6 juta orang bergerak pada masa Lebaran 2024. Jumlah ini meningkat dari 123,8 juta orang pada Lebaran 2023.
Perkiraan tersebut berdasarkan survei Badan Kebijakan Transportasi yang bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik, Kementerian Komunikasi dan Informatika, serta pakar dan akademisi bidang transportasi.
Hasil survei menunjukkan pergerakan orang di Jabodetabek sebesar 14,7 persen atau 28,43 juta orang. Jumlah ini di bawah Jawa Timur dengan 16,2 persen (31,3 juta orang) dan di atas Jawa Tengah dengan 13,5 persen (26,11 juta orang).
Penyesuaian layanan dan operasi ini dalam rangka mendukung penataan lalu lintas di Pelabuhan Merak.
Selain itu, puncak mudik pilihan warga diperkirakan jatuh pada H-2 atau 8 April, yakni saat dimulainya cuti bersama. Potensi pergerakan orang dalam waktu ini mencapai 26,6 juta orang (13,7 persen). Perkiraan puncak arus balik adalah H+3 atau 14 April dengan potensi pergerakan 41 juta orang (21,2 persen).
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, hasil survei mencatat potensi pergerakan orang saat Lebaran mencapai 71,7 persen dari jumlah penduduk Indonesia.
Oleh karena itu, perlu persiapan yang baik dari operasionalisasi ataupun kebijakan pengendalian, pengaturan transportasi, dan penanganan secara komprehensif.
Upaya tersebut dilakukan bersama antarinstansi, kementerian, dan lembaga pusat ataupun daerah, serta swasta.
Kemenhub bakal memberlakukan kebijakan yang efektif untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan jumlah pemudik serta kepadatan simpul dan ruas jalan melalui pola perjalanan, pola transportasi, dan pola lalu lintas.