Sejumlah Langkah Menyongsong Lumbung Pangan di Kepulauan Seribu
Pengembangan lumbung pangan di Kepulauan Seribu mengikuti rambu-rambu atau tidak mengabaikan konservasi.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sejumlah langkah disiapkan untuk pengembangan lumbung pangan di Kepulauan Seribu. Mulai dari pengoptimalan keramba jaring apung, pendampingan dari Badan Riset dan Inovasi Nasional terkait budidaya rumput laut, hingga pengelolaan daerah perlindungan laut berbasis masyarakat.
Rencana pengembangan lumbung pangan di Kepulauan Seribu pada tahun 2025 masuk dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Tahun 2024 Kabupaten Kepulauan Seribu di Gedung Prama Primer Sunter, Jakarta Utara, Selasa (19/3/2024). Musrenbang ini dalam rangka penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) DKI Jakarta Tahun 2025.
Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian DKI Jakarta menyiapkan beberapa langkah untuk mewujudkan lumbung pangan itu. Saat ini, misalnya, tengah dikumpulkan data perikanan tangkap dan perikanan budidaya.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian DKI Jakarta Suharini Eliawati mengatakan, terdapat 210 kelompok perikanan budidaya di Kepulauan Seribu dengan memanfaatkan keramba jaring apung. Potensi ini akan dimaksimalkan untuk menambah ataupun memenuhi kebutuhan pangan di Jakarta kelak.
”Kemudian rumput laut. Sekarang kami dapat pendampingan dari BRIN untuk menentukan kira-kira rumput laut apa yang cocok ditanam di Kepulauan Seribu. Konsep besarnya tidak hanya produksi pangan, tetapi menjadi atraksi wisata bahari juga,” ucap Eliawati, Jumat (29/3/2024).
Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian DKI Jakarta juga menyiapkan masyarakat supaya tidak hanya menjadi penonton di kampung sendiri. Mereka harus jadi bagian dari pembangunan dengan pengelolaan daerah perlindungan laut berbasis masyarakat.
Eliawati menekankan pengembangan tetap memperhatikan dan mempertimbangkan ekosistem laut di Kepulauan Seribu. Hal ini sejalan dengan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (RZWP3K).
”Materi teknisnya sudah disetujui Kementerian Kelautan dan Perikanan. Sekarang prosesnya sedang diintegrasikan dalam Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW). Kita boleh memanfaatkan ruang laut, tetapi dengan rambu-rambu. Konservasi tidak boleh abaikan,” kata Eliawati.
Selain pelbagai langkah tersebut, Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono tengah membahas lumbung pangan ini bersama Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). Tujuannya untuk mendukung masa depan Jakarta selepas ibu kota dan menjadi kota global.
”Urgensinya potensi kelautan dan perikanan, serta untuk pendapatan asli daerah,” kata Heru.