Cuaca Buruk Masih Bayangi Pelabuhan Merak dalam Dua Hari ke Depan
Dalam dua hari ke depan, cuaca ekstrem masih membayangi Pelabuhan Merak, Banten. Pelayanan berisiko tersendat.
BANTEN, KOMPAS — Dalam dua hari ke depan, cuaca ekstrem masih membayangi Pelabuhan Merak, Banten. Kondisi ini dikhawatirkan dapat membuat sistem pelayanan tersendat, bahkan terhenti sementara.
Ketua Kelompok Kerja Pelayanan Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Maritim Merak Tatang Rusmana, Minggu (17/3/2024), menuturkan, situasi cuaca buruk masih membayangi Pelabuhan Merak dalam dua hari ke depan.
Angin yang kencang, bahkan mencapai 20 knot, mengakibatkan gelombang tinggi hingga 2 meter. ”Situasi seperti ini rentan terjadi pada sore hingga malam hari,” kata Tatang.
Situasi terparah terjadi pada Jumat (8/3/2024) ketika ketinggian gelombang lebih dari 2,5 meter. Kemudian, terjadi lagi pada satu minggu berselang dengan ketinggian gelombang sekitar 2 meter.
Interval cuaca ekstrem pun beragam. Mulai dari 20 menit hingga dua jam. Kondisi ini berdampak pada penutupan layanan pelabuhan untuk sementara waktu.
Tatang menjelaskan, fenomena cuaca ekstrem ini terjadi karena masa peralihan musim. Untuk mengantisipasi segala kemungkinan, peringatan dini selalu diberikan selambat-lambatnya satu hari sebelum peristiwa itu terjadi.
”Kami juga selalu melakukan pembaruan di setiap jam untuk mengabarkan dinamika perubahan cuaca,” kata Tatang.
Ia merinci, cuaca ekstrem akibat adanya peralihan musim dari hujan ke kemarau ini kemungkinan akan terjadi hingga awal April 2024.
”Kemungkinan pada Idul Fitri cuaca sudah bisa kembali mereda,” ujarnya.
Kepala Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Kelas II Banten Benny Nurdin Yusuf mengatakan, cuaca buruk masih terjadi di Pelabuhan Merak. Situasi yang sama terjadi pada Jumat dan Sabtu malam. Ketinggian gelombang lebih dari 1,5 meter.
Namun, pada Sabtu pagi, kecepatan angin cenderung lebih landai, yakni berkisar 7-11 knot dengan ketinggian gelombang hingga 0,9 meter. Meski demikian, tidak menentunya cuaca membuat proses bongkar muat di Pelabuhan Merak, Banten, tersendat.
Kondisi cuaca buruk ini juga memaksa petugas melakukan penyekatan. Akibatnya, kemacetan sempat mengular.
Baca juga: Gelombang Ekuatorial dan Bibit Siklon Memicu Cuaca Ekstrem di Indonesia
Menurut Benny, sangat sulit untuk menghindari cuaca buruk. ”Kami hanya bisa mengimbau nakhoda untuk menyandarkan kapal dengan lebih hati-hati,” ujar Benny.
Ketika cuaca buruk terjadi, kapal sulit bersandar. Kondisi ini membuat proses pengangkutan kendaraan tersendat.
Benny menjelaskan, dalam situasi normal, proses bongkar muat kendaraan membutuhkan waktu sekitar 75 menit. Namun, saat cuaca buruk, butuh waktu 1,5 jam hingga 2 jam.
Untuk mengantisipasi hal ini, ujar Benny, ada beberapa opsi yang bisa dilakukan. Opsi pertama yakni penutupan layanan untuk sementara waktu atau menambah armada agar kapasitas angkut lebih besar. Kedua opsi ini persis serupa saat kondisi pelabuhan mengalami antrean panjang saat momen hari raya.
PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) mengimbau pengguna jasa penyeberangan feri, khususnya di lintas Merak-Bakauheni, untuk mewaspadai kondisi cuaca ekstrem yang telah melanda perairan Selat Sunda dalam sepekan terakhir di Pelabuhan Merak, Banten.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini terkait kondisi cuaca ekstrem untuk empat wilayah perairan di Banten, termasuk salah satunya adalah wilayah Selat Sunda bagian utara yang merupakan lintasan kapal feri Merak-Bakauheni.
Menyikapi cuaca ekstrem tersebut, Corporate Secretary ASDP Shelvy Arifin mengatakan, pihaknya terus berkoordinasi dan berkolaborasi dengan semua lembaga terkait, termasuk BMKG, kepolisian, dan BPTD yang memiliki kewenangan dalam pengaturan jadwal kapal untuk memperoleh informasi terbaru tentang kondisi cuaca serta perizinan berlayar sesuai dengan jadwal yang ditetapkan.
Baca juga: Belasan RT di Jakarta Timur Masih Terendam Banjir
Jadwal terganggu
”Dampak yang paling signifikan dari cuaca ekstrem adalah terganggunya jadwal pelayanan kapal dan kemungkinan terhambatnya mobilitas penumpang serta barang. Oleh karena itu, ASDP memohon pengertian dan kerja sama seluruh pengguna jasa saat terjadi cuaca ekstrem dan kebijakan regulator menyatakan bahwa pelayanan penyeberangan ditutup sementara hingga kondisi normal kembali. Hal ini demi keselamatan dan keamanan pelayaran serta khususnya seluruh penumpang penyeberangan,” ujar Shelvy.
Jumat (15/3/2024) malam, ASDP menunda seluruh jadwal pelayaran dari Pelabuhan Merak, Banten. Hal ini imbas dari cuaca ekstrem dengan kecepatan angin mencapai 22-30 knot/s dari arah barat daya. Angin itu menghasilkan gelombang tinggi mencapai 2,5 meter berdasarkan peringatan dini level 1 yang dikeluarkan oleh BMKG.
Dampak yang paling signifikan dari cuaca ekstrem adalah terganggunya jadwal pelayanan kapal dan kemungkinan terhambatnya mobilitas penumpang serta barang.
Merespons peringatan BMKG dan melihat kondisi di lapangan tersebut, ASDP segera berkoordinasi dengan BPTD selaku regulator dan mitra kerja terkait dalam memitigasi kondisi cuaca yang berdampak pada pelayanan. Hasil koordinasi tersebut menghasilkan keputusan untuk menunda sementara seluruh pelayaran feri di lintasan Merak-Bakauheni terhitung sejak Jumat (15/3/2024) pukul 01.00 dengan pertimbangan keamanan dan keselamatan.
Aktivitas pelayaran feri kembali dibuka pada Sabtu (16/3/2024) mulai pukul 03.40, setelah cuaca berangsur membaik. Proses bongkar muat kendaraan dilakukan dengan ekstra hati-hati memperhatikan keadaan sebagai antisipasi jika cuaca kembali berubah buruk dalam tempo yang singkat.