Si jago merah meluluhlantakkan 75 rumah kontrakan semipermanen dan 20 rumah dalam kebakaran Pasar Budhi Dharma, Jakarta.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·4 menit baca
Menjelang waktu sahur, Minggu (17/3/2024) dini hari, kebakaran melanda Pasar Budhi Darma di Kelurahan Kota Bambu Utara, Kecamatan Palmerah, Jakarta Barat. Ratusan warga terpaksa mengungsi karena rumah dan kontrakan semipermanen mereka dilalap si jago merah. Yang tersisa adalah puing-puing dan pilu di tengah gerimis Jakarta.
Jejak kebakaran itu masih terlihat pada Minggu siang. Di tegah gerimis yang turun sedari pagi, warga dan pasukan oranye atau petugas penanganan prasarana dan sarana umum (PPSU) membersihkan puing-puing sisa kebakaran. Mereka mencari barang atau harta benda yang masih bisa diselamatkan ataupun bernilai ekonomi, seperti besi dan tembaga.
Selain menghanguskan pasar, dari peristiwa naas itu, ada 63 keluarga atau 190 warga yang harus mengungsi. Api membakar ludes 75 rumah kontrakan semipermanen dan 20 rumah milik warga. Barang-barang berharga pun hampir tak ada yang tersisa.
Salah satu penghuni kawasan itu, Prastanto (34), hanya bisa memandang kelu rumah kontrakannya yang hangus karena api. Di tengah hujan gerimis, Minggu siang, ia menatap kosong ke arah lokasi rumah kontrakan semipermanen yang ditinggalinya. Bangunan semipermanen itu kini hanya menyisakan tembok dan puing-puing.
Sebelum terbakar, bangunan rumah kontrakan itu terdiri atas dua lantai. Lantai satu berupa bangunan permanen dari tembok, sedangkan lantai dua terbuat dari kayu atau tripleks. Akibat kebakaran itu, ia dan ratusan orang lainnya diungsikan ke balai RW dan Masjid Al Ikhlashul Karim, sekitar 100 meter dari lokasi kejadian. Ada juga warga yang menumpang sementara di rumah warga yang tidak terbakar.
”Listrik mati, asap tebal, semua orang panik. Tidak sempat bawa barang-barang, hanya surat berharga,” ujar Prastanto menggambarkan situasi dini hari itu.
Pada saat kejadian, api menjalar dengan cepat dari salah satu rumah kontrakan. Belakangan, rumah kontrakan itu diketahui ditempati oleh penjual nasi goreng. Api diduga muncul karena hubungan pendek arus listrik atau korsleting.
Rumah kontrakan penjual nasi goreng itu dekat dengan permukiman warga di kiri dan kanannya. Antara rumah kontrakan dan permukiman hanya dipisahkan oleh jalan selebar 1 meter lebih yang cukup dilintasi sepeda motor.
Lapak pasar yang terbakar sedikitnya berjumlah 10 unit. Lapak ini termasuk dalam kontrakan semipermanen yang berada di bagian depan kawasan padat tersebut.
Sepengetahuan Prastanto, ini kebakaran pertama yang melanda permukiman padat penduduk itu. Beberapa tahun lalu, korsleting listrik pernah terjadi di kawasan itu, tetapi tidak sampai menimbulkan kebakaran.
”Dulu pernah, nyaris kebakaran karena korsleting. Untung percikan bunga api hilang setelah listrik padam. Kejadiannya tahun 2015,” katanya.
Warga lain, Aam (53), juga tak menyangka bakal terjadi kebakaran pada Minggu dini hari itu. Saat kejadian, semua warga panik dan berupaya secepatnya menyelamatkan diri dari pekatnya asap dan kobaran api.
Di lokasi pengungsian, yakni di balai RW dan Masjid Al Ikhlashul Karim, korban kebakaran mulai mendapatkan bantuan makanan dan kebutuhan lain dari Suku Dinas Sosial Jakarta Barat. ”Warga terdampak sudah ditempatkan ke lokasi pengungsian dan mulai diberikan bantuan logistik,” kata Kepala Seksi Pemerintahan Kelurahan Kota Bambu Utara Rizki.
Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Barat menerima laporan kebakaran tersebut pukul 02.35 dari warga yang datang ke pos. Lima menit kemudian, tim tiba di lokasi kebakaran, yakni di RT 013 dan RT 014/RW 003, Jalan Kota Bambu Raya. Pemadaman dilakukan oleh 110 petugas dengan 22 mobil pemadam kebakaran. Pemadaman berlangsung hingga pukul 06.23.
Kepala Seksi Operasi Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Barat Syarifudin menyebut, si jago merah meluluhlantakkan 75 kontrakan semipermanen dan 20 rumah warga di area seluas 2.350 meter persegi. Kerugian ditaksir mencapai Rp 3,52 miliar.
”Penyebab kebakaran diduga korsleting listrik di kontrakan penjual nasi goreng,” ujar Syarifudin.
Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan DKI Jakarta mencatat korsleting listrik sebagai penyebab paling tinggi, yakni 1.216 kasus. Kemudian, kebakaran akibat gas (205 kasus), sampah (337 kasus), rokok (130 kasus), serta penyebab lain, seperti obat nyamuk bakar, korek api, dan mobil (397 kasus).
Kasus tertinggi
Badan Penanggulangan Bencana Daerah DKI Jakarta mencatat 1.258 bencana di Jakarta sepanjang tahun 2023. Kebakaran menjadi bencana terbanyak dengan 864 kejadian. Setelah kebakaran, ada pohon tumbang dengan 234 peristiwa dan banjir dengan 65 peristiwa.
Dari kebakaran sepanjang 2023 itu, Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan DKI Jakarta mencatat korsleting listrik sebagai penyebab paling tinggi, yakni 1.216 kasus. Kemudian, kebakaran akibat gas (205 kasus), sampah (337 kasus), rokok (130 kasus), serta penyebab lain, seperti obat nyamuk bakar, korek api, dan mobil (397 kasus).
Sebagai langkah untuk meminimalkan kebakaran pada 2024, Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan DKI Jakarta membentuk satuan tugas di 267 kelurahan yang ada di Jakarta. Satuan tugas ini berperan menyosialisasikan dan memberikan pelatihan kepada warga mengenai sarana dan prasarana kebakaran, seperti penggunaan alat pemadam api ringan (APAR).