Kasus Bunuh Diri Satu Keluarga, Keempat Jenazah Masih Diotopsi di RSCM
Otopsi jenazah korban bunuh diri di Penjaringan dilakukan di RSCM. Hasil otopsi akan diserahkan kepada polisi.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Keempat jenazah yang diduga sebagai korban bunuh diri di Apartemen Talang Intan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, masih dalam proses otopsi di Rumah Sakit Umum Pusat Dr Cipto Mangunkusumo. Hasil otopsi akan diserahkan kepada pihak kepolisian.
Hal ini disampaikan Subkoordinator Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Cipto Mangunkusumo, Yani Astuti, Senin (11/3/2024). Sampai saat ini proses otopsi masih berlangsung. Sebelumnya, pihak kepolisian memang meminta pihak RSCM untuk melakukan otopsi terhadap jenazah keempat korban.
Perkembangan kasus, termasuk hasil otopsi, ujar Yani, akan diserahkan dan disampaikan kepada pihak kepolisian. Pada Sabtu (9/3/2024), jenazah EA (50), AEL (52), JWA (13), dan JL (15) ditemukan di depan lobi Apartemen Teluk Intan, Jakarta Utara. Kondisi mereka mengenaskan dengan beberapa luka dan patah tulang di sekujur tubuh.
Sebelumnya, Kepala Polsek Penjaringan Komisaris Agus Ady Wijaya menuturkan, hasil identifikasi dari Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis), setelah melompat dari lantai 21 apartemen, terdapat luka di sekujur tubuh jenazah keempat korban. Ada korban yang mengalami pecah kepala di bagian belakang dan patah di sekujur tubuh termasuk tangan dan kaki.
Selain itu, penyidik juga menemukan tangan keempat korban saling terikat satu dengan lain. Kondisi tangan EA dan JL terikat dengan tali yang sama. Sementara AEL terikat tali yang sama dengan JWA.
Sampai saat ini, penyidik masih melakukan penyelidikan. Pantauan Kompas, hingga Minggu (10/3/2024) malam penyidik Polsek Penjaringan dibantu Jatanras dari Polda Metro Jaya masih melakukan penyelidikan dan memeriksa sejumlah saksi dan tempat kejadian perkara.
Selain memeriksa sejumlah saksi, penelusuran juga dilakukan terhadap kamera pemantau di apartemen. Semua dilakukan untuk mengungkap motif di balik peristiwa ini.
Pada Senin (11/3/2024) siang, kondisi apartemen lengang. Garis polisi belum dilepas dari tempat kejadian perkara. Sejumlah bunga dari warga dan penghuni juga masih tergeletak di lokasi kejadian.
Arif (48), tetangga korban, menuturkan, ketika peristiwa itu terjadi, dia tidak berani untuk melihat jenazah. Namun, dari informasi yang ia peroleh dari sesama penghuni diketahui bahwa korban adalah tetangga yang tinggal di unit apartemen No 16A.
”Sejak satu tahun yang lalu, mereka sudah tidak tinggal di sini. Terdengar kabar, mereka pindah ke Surakarta, Jawa Tengah,” ujarnya.
Arif masih terkejut dengan keputusan yang mereka ambil, apalagi mengajak serta kedua anaknya yang masih remaja. ”Saya kenal mereka terutama AEL sebagai pribadi yang ramah dan religius,” katanya.