BNN Awasi Ketat Pergerakan Sindikat Narkoba Internasional
Penjagaan di sejumlah pintu masuk di Indonesia akan diperketat untuk mengurangi distribusi narkotika dari sejumlah sindikat internasional. Beberapa kawasan yang menjadi perhatian adalah di Aceh dan Kepulauan Riau.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Penjagaan di sejumlah pintu masuk di Indonesia akan diperketat untuk mengurangi distribusi narkotika dari sejumlah sindikat internasional. Beberapa kawasan yang menjadi perhatian adalah Aceh dan Kepulauan Riau. Adapun wilayah perkotaan masih menjadi pasar yang menggiurkan adalah Jakarta dan sekitarnya.
Hal ini mengemuka saat pernyataan pers terkait kinerja Badan Narkotika Nasional (BNN) tahun 2023, Kamis (28/12/2023), di Jakarta. Kepala BNN Komisaris Jenderal Marthinus Hukom menuturkan, sepanjang tahun 2023, BNN telah mengungkap 37 jaringan sindikat narkotika yang terdiri dari 15 jaringan sindikat narkotika nasional dan 22 jaringan sindikat narkotika internasional.
Dari pemetaan ini, diketahui distribusi narkotika masuk ke dari segala lini, baik darat maupun perairan. Karena itu, kerja sama dengan berbagai instansi TNI-Polri dan terkait sangat diperlukan. Dari hasil patroli bersama itu, pihaknya sudah mengungkap 910 kasus tindak pidana narkotika dan menangkap sebanyak 1.284 tersangka. Adapun barang bukti tersebut berupa 1,3 ton sabu, 1,4 ton ganja kering, dan 369.755 butir ekstasi.
Narkoba itu dikirim melalui sejumlah jalur. Namun, yang kerap diungkap adalah segitiga emas ( golden triangle) dan jalur bulan sabit emas ( golden treasure) yang masuk melalui Aceh dan Kepulauan Riau. Pada 19 Desember 2023, pihaknya telah mengungkap penyelundupan 60 kilogram (kg) sabu di Kepulauan Riau.
Untuk mengelabui petugas, pengedar melakukan berbagai cara seperti menyisipkan narkoba ke dalam serat benang pada karpet hingga meracik narkoba dalam beberapa bentuk. Marthinus mengatakan, masih maraknya peredaran narkoba di Indonesia tidak lepas dari masih adanya pasar. Karena itu, kerja sama dengan berbagai pihak dari dalam dan luar negeri sangat dibutuhkan.
Deputi Pemberantasan BNN Inspektur Jenderal I Wayan Sugiri menerangkan berbagai cara dilakukan para sindikat untuk meloloskan barangnya masuk ke Indonesia. Salah satunya dengan mencampurkan berbagai bahan narkotika menjadi produk narkoba baru. Sindikat yang paling banyak melakukan praktik tersebut berada di Meksiko, Myanmar, Iran, dan beberapa negara di Amerika Latin.
Hingga kini, ungkap Sugiri, tercatat ada 1.200 jenis narkotika baru ( new psychoactive substance/NPS) yang dibuat oleh para jaringan sindikat di seluruh dunia (UNODC, 2023). Namun, baru 93 yang terdeteksi masuk ke Indonesia dari jumlah itu, baru 90 jenis telah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 dan 31 Tahun 2023.
Narkoba itu dikirim melalui sejumlah jalur. Namun, yang kerap diungkap adalah segitiga emas ( golden triangle) dan jalur bulan sabit emas ( golden treasure) yang masuk melalui Aceh dan Kepulauan Riau. Pada 19 Desember 2023, pihaknya telah mengungkap penyelundupan 60 kilogram (kg) sabu di Kepulauan Riau. ”Ini menandakan kawasan itu masih riskan,” kata Sugiri.
Pasar
Deputi Pencegahan BNN Inspektur Jenderal Richard M Nainggolan mengatakan, berdasarkan pengukuran prevalensi penyalahgunaan narkoba yang dilakukan BNN bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Badan Pusat Statistik (BPS), angka prevalensi penyalahgunaan narkoba di Indonesia menurun. Untuk pengguna setahun terakhir, angkanya turun dari 1,95 persen menjadi 1,73 persen. Setali tiga uang, untuk kategori pernah pakai juga menurun dari 2,47 persen menjadi 2,20 persen.
Meski demikian, Indonesia masih menjadi pasar potensial bagi para pengedar, terutama di wilayah perkotaan. Selain karena akses yang mudah, kemampuan warga untuk membeli narkoba juga lebih tinggi dibanding di wilayah perdesaan. ”Biasanya orang yang mapan akan menjadi konsumen, sedangkan mereka yang masih belum mapan, terutama remaja, akan dijadikan kurir,” kata Richard.
Untuk itu, sosialisasi dan edukasi terus dilakukan untuk meningkatkan kesadaran warga, terutama pelajar, untuk tidak menggunakan narkoba. Di sinilah peran keluarga sangat krusial, yakni untuk membentengi anggota keluarganya dari bahaya narkoba.
Secara terpisah, Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal Karyoto menuturkan, pengungkapan kasus narkoba di wilayah Jakarta dan sekitarnya meningkat signifikan. Jumlah kejahatan narkoba yang ditangani Polda Metro Jaya pada tahun 2023 mencapai 5.282 perkara atau naik 47 persen dibanding 2022, yakni sebanyak 3.600 perkara.
Indonesia masih menjadi pasar potensial bagi para pengedar terutama di wilayah perkotaan. Selain karena akses yang mudah, kemampuan warga untuk membeli narkoba juga lebih tinggi dibanding di wilayah perdesaan.
Jumlah pengguna juga meningkat 204 persen dari 1.244 orang di tahun 2022 menjadi 3.792 orang di tahun 2023. Dampaknya, barang bukti yang disita pun bertambah. Yang paling menonjol adalah sabu 957,26 kg atau meningkat 113 persen dibanding tahun lalu. Selain itu, ada 166,52 kilogram tembakau sintetis yang disita sepanjang tahun ini. Jumlah itu meningkat 5.702 persen dari tahun 2022.
Namun, yang paling banyak adalah pengungkapan kasus obat daftar G, Tramadol. ”Obat ini sangat berbahaya dikonsumsi anak muda sehingga keberaniannya sungguh luar biasa dan ini menjadi penyebab maraknya tawuran di wilayah DKI Jakarta,” ujar Karyoto.