Menyusuri Memori di Blok M Square yang Sempat Dikepung Api
”Fashion”, musik, hingga pergaulan anak muda menjadi bagian erat dari Blok M Square, yang sempat dikepung api akibat korsleting listrik pada Senin (18/12/2023). Di sana, banyak memori bermakna bagi sebagian warga.
Dahlia Kristiwa (35) berjalan sekitar 400 meter dari Stasiun MRT Blok M BCA menuju Blok M Square di Jalan Melawai 5, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (27/12/2023) siang. Selama berjalan, Dahlia terus mengamati kanan dan kiri. Ia menyaksikan jalanan menuju Blok M Square terus berkembang dan mengalami banyak perubahan.
Memasuki pintu masuk mal, sisa-sisa kebakaran di Blok M Square sudah tidak terlihat. Siang itu, mal tersebut dihampiri cukup banyak pengunjung. Sejumlah warga Jakarta memilih menghabiskan waktu liburan untuk berbelanja di sana, termasuk Dahlia.
Bangunan Blok M Square cukup luas, dibangun di atas lahan seluas 2,12 hektar. Mal tersebut berdaya tampung parkir hingga 3.000 mobil dan diisi ratusan tenant (penyewa) dengan berbagai macam kategori dan komoditas yang dijual, antara lain kuliner, fashion, musik, dan otomotif.
Baca juga: Pedagang di Blok M Square Masih Khawatir Berjualan
Blok M Square pernah menjadi tujuan favorit Dahlia untuk mencari kaset-kaset lagu dan compact disc (CD) film favoritnya pada era awal 2000-an. Saat mengetahui bahwa Gedung Lobi Zamrud Blok M Square terbakar, ia bolak-balik mengecek berita di berbagai media sosial untuk memastikan mal kenangannya itu sudah aman.
Dahlia masih ingat, saat masih duduk di bangku SMA, ia sering mengunjungi Blok M Square dengan masih mengenakan seragam sekolah bersama teman-temannya sepulang sekolah. Entah untuk mencari kaset atau sekadar nongkrong. Tak ketinggalan, ia juga kerap mengunjungi Mal Blok M yang terhubung dengan dengan Terminal Blok M.
”Sebelum ada banyak mal di Jakarta, mal yang dulunya bernama Aldiron Plaza ini merupakan salah satu pusat daya tarik di Ibu Kota. Banyak anak muda yang belanja atau nongkrong di sini,” kata warga Jakarta Selatan itu.
Menurut Dahlia, Blok M Square sangat lengkap dan tak kalah dengan mal-mal baru. Tren busana muslim, batik, kebaya, hingga pakaian bergaya Korea ada di sana. Aksesori lainnya seperti perhiasan, sepatu, tas, celana jins, ikat pinggang, jaket, kacamata, jam tangan, bahkan parfum juga ada semua di sana.
Harga pakaian di Blok M Square dinilai Dahlia relatif terjangkau dengan kualitas cukup ramah di kantong. Bahkan, beberapa brand besar masih sering mematok harga diskon. Sebab itu, ia masih sering berkunjung ke sana untuk berbelanja.
Sebelum ada banyak mal di Jakarta, mal yang dulunya bernama Aldiron Plaza ini merupakan salah satu pusat daya tarik di Ibu Kota. Banyak anak muda yang belanja atau nongkrong di sini.
Selain pusat fashion, Blok M Square juga dikenal sebagai salah satu mal di Jakarta yang memiliki berbagai macam menu kuliner Nusantara dengan konsep tempat makan yang variatif, mulai dari kedai kopi, food court, resto, sampai lesehan.
Sehari setelah kebakaran, warga Jakarta Selatan, Rahmat Arifin (39), sempat mengunjungi Blok M Square. Ia bingung ketika melihat hampir semua ruko ditutup. Padahal, ia ingin mampir ke toko sparepart mobil, lalu membeli bakmi favoritnya.
”Saya saat itu belum tahu kalau Blok M Square sempat mengalami kebakaran dan membuat banyak tenant tutup selama beberapa hari,” ujar Rahmat saat ditemui, Selasa (26/12/2023).
Saat mengunjungi kembali Blok M Square, Selasa, beruntung ia dapat menikmati kembali makanan favoritnya tersebut. Selain itu, ia juga dapat menjajal aneka kuliner tradisional melalui Malioboro Food Festival yang berlangsung dari 21-26 Desember 2023 di teras Lobi Berlian Blok M Square.
Kebakaran di Blok M Square pada Senin (18/12/2023) memang membuat banyak toko terpaksa tutup selama dua hari, termasuk toko baju milik Fauziah. Saat terjadi kebakaran, ia berada di sana untuk berjualan.
Fauziah menyadari adanya kebakaran saat melihat asap hitam pekat di lantai 1. Yang ia tahu, kebakaran terjadi akibat korsleting listrik.
Saat itu Fauziah langsung panik dan keluar dari mal tanpa sempat menutup tokonya. Pedagang dan pengunjung dievakuasi melalui pintu menuju area parkir kendaraan dan pintu darurat gedung. Beruntung tokonya masih aman dan tidak terdampak kobaran asap.
Baca juga: Kisah Tiga Mal di Blok M yang Berbeda Nasib
”Toko saya tutup dua hari dampak pemulihan mal setelah kebakaran. Pastinya berdampak pada penjualan. Akhir-akhir ini penjualan saya sudah menurun dan harus tutup pula selama dua hari,” ujarnya.
Kondisi penjualan di Blok M Square, menurut seorang penjual buku di lantai basemen, Jimmy, memang tengah lesu, apalagi sejak pandemi Covid-19. Buku berbentuk cetakan fisik juga semakin tersaingi dengan hadirnya beragam platform buku digital yang lebih memudahkan pembaca.
”Saat pandemi Covid-19, toko juga sempat tutup satu tahun karena Blok M Square sempat ditutup oleh manajemen,” katanya.
Kebakaran
Sebelumnya, kebakaran terjadi di Gedung Lobi Zamrud Blok M Square pada Senin (18/12/2023) sekitar pukul 16.50. Selama dua hari setelah kebakaran, banyak tenant di Blok M Square terpaksa tutup.
Kepala Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Selatan Syamsul Huda mengatakan, dugaan kebakaran terjadi karena korsleting listrik dari lantai underground (UG) dan lantai 1. Shaft kabel yang terbakar di lantai 1 itu kemudian merambat hingga ke lantai 4.
Pada pukul 16.44 ada laporan keluar asap dari ruang panel di lantai 1 parkir zona C. Ketika pintu panel dibuka, asap tebal menyeruak ke seluruh penjuru.
Sebanyak 20 mobil pemadam kebakaran (damkar) dan 85 personel dikerahkan ke lokasi. Mobil damkar dan personel telah tiba di lokasi sekitar pukul 17.02.
Baca juga: Pelukis Potret di Blok M Square Beranjak Bangkit
Syamsul mengatakan, kebakaran berhasil dipadamkan sebelum api membesar. Api sudah dapat dilokalisasi pada pukul 17.30.
”Tidak ada korban jiwa. Hanya kepanikan para pengunjung mal yang berhamburan keluar gedung,” ujar Syamsul.
Kilas balik
Blok M Square dulu tersohor dengan nama Aldiron Plaza. Dibangun tahun 1977 dan diresmikan pemanfaatannya tahun 1978, keberadaannya disebut sebagai pusat perbelanjaan modern pertama di Tanah Air.
Dalam catatan Kompas, Aldiron Plaza menjadi tonggak dan salah satu simbol keelokan Jakarta. Banyak orang ke sana untuk berbelanja, sekadar rekreasi atau nongkrong. Banyak pula siswa menjadikannya tempat kongko di luar jam sekolah. Bahkan, belum lengkap rasanya ke Ibu Kota jika tak mampir ke sana.
Baca juga: Menanti Wajah Baru Terminal Blok M yang Akan Direvitalisasi
Seiring waktu, popularitas Aldiron Plaza tergerus. Areanya dikepung pedagang makanan atau minuman, sepatu, baju, dan kaset, serta tumbuhnya pusat perbelanjaan lain, seperti Blok M Plaza, Blok M Mall, dan Pasaraya.
Aldiron Plaza sampai tak terawat karena terus merugi. Salah satu pemicunya kebakaran yang menimpa lantai dua bangunan pada tahun 1994.
Informasi dari laman resmi Blok M Square menyebut Aldiron Plaza kemudian berganti nama saat ini karena mengusung konsep integrasi antara mal, perkantoran, dan hiburan yang kekinian atau mengikuti perkembangan zaman.
Pergantian nama menjadi Blok M Square telah dilakukan sejak 10 Desember 2008. Seiring berjalannya waktu, Blok M Square terus berkembang dan mengalami banyak perubahan. Pada 2019, kawasan Blok M kedatangan moda transportasi baru, yakni MRT Jakarta. Selain itu, hadir juga M Bloc Space yang merupakan ruang kreatif bagi berbagai kalangan masyarakat.
Adapun Blok M Square merupakan salah satu aset Perumda Pasar Jaya. Akan tetapi, pengelolaannya bekerja sama dengan pihak ketiga.
Manajer Hubungan Masyarakat Perumda Pasar Jaya Agus Lamun mengemukakan, belum ada informasi lebih lanjut terkait penataan kawasan berorientasi transit seiring rencana revitalisasi Terminal Blok M pada tahun depan. ”Kami terus ikuti perkembangan yang terjadi,” ujar Agus, Rabu (27/12/2023).
Pejalan kaki
Blok M sedang dalam proses penataan sebagai kawasan berorientasi transit. Konektivitas jalur pejalan kaki memainkan peran penting untuk menghidupkan kawasan tersebut.
Danang Priatmodjo, anggota Dewan Penasihat Ikatan Ahli Rancang Kota Indonesia, menuturkan, konektivitas jalur pejalan kaki akan menghidupkan seluruh kawasan Blok M. Hal itu belajar dari keberadaan jalur bus kota yang dihidupkan aksesnya dengan membuat ruang bawah tanah ke platform terminal.
”Tetapi, akses ini masih searah ke sisi selatan. Sekarang ada keramaian di sisi utara (M Bloc Space), maka ruang bawah tanah perlu dibuat tembusan ke arah utara,” tutur Danang.
Akses atau jalur pejalan kaki yang terhubung itu akan berimbas pada keberadaan pusat perbelanjaan di kawasan tersebut. Apalagi adanya Stasiun MRT Blok M BCA yang punya potensi sangat besar untuk meramaikan kawasan Blok M.
Danang menekankan pentingnya merancang jalur pejalan kaki yang berkesinambungan di tiga level, yaitu ground level, layang, dan underground. Jalur setidaknya harus lega, punya penerangan yang cukup, dan tidak ada tempat untuk bersembunyi.