Musim Hujan Tiba, Ada 15 Lokasi Rawan Banjir di Bekasi
Sekitar 15 titik di empat kecamatan di Kota Bekasi rawan dilanda banjir. Itu karena titik tersebut berada di daerah aliran Kali Bekasi yang daerah hulunya merupakan pertemuan dari Sungai Cileungsi dan Cikeas.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
BEKASI, KOMPAS — Sekitar 15 titik di empat kecamatan di Kota Bekasi rawan dilanda banjir. Hal itu karena titik tersebut berada di daerah aliran Kali Bekasi yang daerah hulunya merupakan pertemuan dari Sungai Cileungsi dan Cikeas. Sejumlah langkah mitigasi sudah dilakukan untuk mengantisipasi banjir.
Kepala Seksi Rekonstruksi dan Rehabilitasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bekasi Idham Khalid, Senin (6/11/2023), mengatakan, memasuki musim hujan, beberapa daerah di Kota Bekasi menjadi perhatian. Pasalnya, daerah itu rawan terkena banjir atau genangan.
Pada Sabtu (4/11/2023), terjadi banjir di beberapa kawasan, seperti di Kelurahan Margahayu dan Bekasi Jaya, Kecamatan Bekasi Timur, serta Kelurahan Teluk Pucung, Bekasi Utara. Ketiga kawasan ini mengalami banjir dengan ketinggian sekitar 50 sentimeter (cm).
Banjir di kawasan itu disebabkan oleh meningkatnya intensitas hujan yang membuat air Kali Bekasi meluap. ”Sebagian besar permukiman memang berada di bantaran kali,” katanya.
Kali Bekasi menjadi hilir dari pertemuan antara Sungai Cileungsi dan Sungai Cikeas. Jadi, kalau di Bogor hujan deras dan air meluap, sekitar tujuh jam kemudian Bekasi akan banjir.
Namun, bencana banjir Sabtu lalu tidak sampai membuat warga dievakuasi karena banjir hanya terjadi sekitar tiga jam. ”Banjir datang pada pukul 04.00 dan surut pada pukul 07.00,” ujar Idham.
Hanya saja, banjir itu menjadi alarm bagi semua pihak untuk mulai waspada, terutama mereka yang tinggal di bantaran sungai, seperti di Kecamatan Jatiasih, Bekasi Timur, Bantargebang, dan Bekasi Utara.
”Kami sudah mengeluarkan imbauan bagi warga untuk melakukan sejumlah langkah mitigasi, seperti membersihkan saluran air, sehingga ketika hujan turun, sampah tidak menyumbat aliran air,” katanya.
Selain itu, sejumlah komunitas pun sudah diaktifkan jika sewaktu-waktu musibah banjir melanda Kota Bekasi, terutama di daerah rawan. Kewaspadaan ini perlu ditingkatkan mengingat pada November hingga Februari, sejumlah daerah, termasuk Bekasi, sudah memasuki musim hujan.
Koordinator Unit Siaga SAR Bekasi Rizky Dwianto mengatakan, sampai saat ini beberapa langkah mitigasi sudah disiapkan. Mulai dari memperkuat koordinasi dengan instansi terkait untuk mempercepat penanggulangan ketika bencana terjadi.
Dari koordinasi itu ditentukan bahwa setidaknya ada 15 titik di Kota Bekasi yang rawan banjir. ”Sebagian titik tersebut berada di permukiman warga yang ada di bantaran sungai dan di daerah dataran rendah,” katanya.
Salah satu daerah rawan adalah di Perumahan Pondok Gede Permai, Kota Bekasi, yang rawan banjir yang berasal dari Bogor. ”Di sana, ketinggian banjir bisa mencapai 2 meter,” ujarnya.
Mereka yang menjadi prioritas adalah kaum lanjut usia, ibu hamil, dan anak-anak.
Mengacu dari pemetaan tersebut, pihaknya sudah menyiagakan sukarelawan untuk mulai bekerja jika tindakan evakuasi warga ditemukan. ”Mereka yang menjadi prioritas adalah kaum lanjut usia, ibu hamil, dan anak-anak,” ujar Rizky.
Hingga saat ini, tiga perahu karet disiagakan untuk mengantisipasi banjir. Jika diperlukan bantuan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan SAR DKI Jakarta dan Basarnas untuk meminta bantuan peralatan.