DKI Jakarta membutuhkan pengembangan dalam lahan, air bersih, dan produksi pangan untuk menjadi kota global. Ekonomi Jakarta juga masih dibayangi risiko dan perlu dikembangkan menjadi kota keuangan dan perdagangan.
Oleh
ATIEK ISHLAHIYAH AL HAMASY
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Provinsi DKI Jakarta terus dimantapkan untuk menjadi kota global meskipun Ibu Kota Negara akan berpindah ke Kalimantan Timur. Sebagai kota global, DKI Jakarta masih dihadapkan berbagai tantangan besar.
Dalam memantapkan posisi Jakarta sebagai kota global, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta yang bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Jakarta telah menyelenggarakan Jakarta Economic Forum (JEF) 2023 pada Selasa, (31/10/2023), di Jakarta Pusat.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta Arlyana Abubakar menyampaikan, prospek pertumbuhan ekonomi di Jakarta masih dibayangi oleh tingginya risiko, baik yang bersumber dari global maupun domestik.
Menurut Arlyana, DKI Jakarta masih menghadapi berbagai tantangan struktural seperti lahan dan air bersih yang terbatas, serta ketergantungan terhadap produksi pangan dari daerah lain.
Asisten Perekonomian dan Keuangan Sekda Provinsi DKI Jakarta Sri Haryati, Rabu (1/11/2023), mengatakan, masih terdapat sejumlah pekerjaan rumah yang perlu dibenahi agar Jakarta bisa menyandang status kota global. Berdasarkan Global City Index 2023, Jakarta baru menempati urutan ke-74 dari sebanyak 156 kota di dunia sebagai kota global.
Aktivitas pekerja di proyek revitalisasi halte bus Transjakarta di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, Kamis (25/8/2022).
Dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) senilai lebih dari Rp 70 triliun per tahun, Jakarta harus mandiri dan bersiap menjadi kota global di Asia bahkan dunia.
Menurut Sri, ada tiga hal utama yang masih perlu dicapai untuk menaikkan peringkat Jakarta sebagai kota global. Pertama, Jakarta harus menjadi prioritas pembangunan dan terus dikembangkan menjadi kota bisnis, kota keuangan, perdagangan, dan pusat jasa regional dan global.
Dari sisi aktivitas bisnis, Sri mencontohkan, salah satu program yang akan didorong adalah kemudahan berinvestasi bagi dunia usaha. Berbagai kegiatan skala internasional juga akan didorong untuk meningkatkan pengalaman budaya, hingga keterlibatan politik di Jakarta.
Kedua, melalui pengembangan infrastruktur, perumahan dan kawasan permukiman, berbagai layanan publik, pendidikan, dan penanggulangan bencana. Ketiga, Jakarta membutuhkan pendanaan yang cukup besar untuk menjadi kota global.
”Oleh karena itu, perlu didorong pendanaan yang bersumber dari creative financing, antara lain, seperti sukuk, obligasi, pinjaman atau hibah luar negeri, serta kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPDBU),” ujarnya.
Penumpang MRT Jakarta di Stasiun Lebak Bulus, Senin (12/6/2023) menunggu kedatangan kereta.
Semakin lengkap
Saat ini, ekonomi DKI Jakarta dalam keadaan baik. Pada triwulan II-2023, Jakarta berkontribusi 16,83 persen terhadap perekonomian nasional.
Arlyana menyebutkan, Jakarta memiliki keunggulan dari sisi modalitas. Di antaranya ketersediaan infrastruktur, memiliki transportasi publik yang beragam dan terintegrasi, serta sumber daya manusia yang memadai. Keunggulan ini dapat dimanfaatkan untuk memperkuat posisi Jakarta sebagai kota global.
Pertumbuhan ekonomi di Jakarta yang tinggi, inklusif, dan berkelanjutan, menurut Arlyana, sebab mendapatkan dukungan sistem keuangan yang stabil, sekaligus ekosistem digitalisasi dan sistem pembayaran yang kuat. Untuk itu, perlu dukungan tiga pilar utama, yaitu inovasi, kolaborasi, dan konsistensi.
Secara keseluruhan pada 2023, ekonomi di Jakarta diperkirakan akan tetap tumbuh kuat di kisaran 4,8-5,6 persen,
Arlyana mencatat, ada lima sektor yang turut menopang pertumbuhan ekonomi Ibu Kota. Di antaranya, sektor perdagangan, manufaktur, konstruksi, informasi dan komunikasi, serta sektor jasa keuangan.
”Secara keseluruhan pada 2023, ekonomi di Jakarta diperkirakan akan tetap tumbuh kuat di kisaran 4,8-5,6 persen,” katanya.
Penjabat Gubernur DKI Heru Budi Hartono mengatakan, pembangunan Jakarta menjadi kota bisnis di setiap sektor kini semakin lengkap, terutama dari segi infrastruktur dan transportasi.
Menurut dia, Jakarta akan terus disiapkan sebagai kota global dengan memperbanyak universitas bertaraf internasional dan museum budaya. Hal ini untuk menggaet lebih banyak wisatawan yang berkunjung ke Jakarta dan nantinya dapat meningkatkan sektor pariwisata.
”Terkait dengan museum budaya, para aparatur sipil negara juga dapat membantu untuk menyampaikan budaya Jakarta ke negara-negara tetangga,” katanya.
Sebelumnya, Sekretaris Umum Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Jakarta, Agustian Partawidjaja, menyampaikan, hadirnya JEF 2023 dapat mendorong seluruh pemangku kepentingan untuk turut berkontribusi dalam memberikan sumbangsih pemikiran bagi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Khususnya, dalam meningkatkan peran Jakarta sebagai kota global yang berdaya saing.
”Untuk itu, kolaborasi dengan berbagai pihak menjadi penting untuk dilakukan, baik dari sisi perumusan maupun implementasi kebijakan dalam meningkatkan daya saing kota Jakarta ke depan,” ujar Agustian.