Polres Metro Jakarta Barat Ungkap Kasus 94,5 Kilogram Narkotika
Dalam periode Juli-September 2023, Polres Metro Jakarta Barat mengungkap tujuh kasus peredaran narkotika dengan 15 tersangka.
Oleh
AGUIDO ADRI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Satuan Reserse Narkoba Kepolisian Resor Metro Jakarta Barat mengungkap tujuh kasus peredaran narkotika sebanyak 94,5 kilogram sepanjang periode Juli hingga September 2023. Kepolisian berkomitmen untuk memerangi dan memberantas peredaran narkoba.
Kepala Kepolisian Resor Metro Jakarta Barat Komisaris Besar M Syahduddi mengatakan, barang bukti narkotika tersebut terdiri dari 7,5 kilogram sabu, 87 kg ganja, dan 1.090 butir pil ekstasi.
”Pengungkapan tujuh kasus dimulai dari Juli hingga September 2023 dengan total 94,5 kg narkotika. Dari kasus itu kami menangkap 15 tersangka,” kata Syahduddi dalam keterangan tertulisnya, Rabu (25/10/2023).
Barang bukti senilai sekitar Rp 12 miliar itu, kata Syahduddi, berasal dari Aceh dan Medan. Pengungkapan kasus itu terjadi di beberapa wilayah, seperti di Terminal 2E dan Terminal 1A Bandara Soekarno-Hatta, kompleks Permata di Kampung Ambon, dan Ciracas.
”Pemusnahan ini akan menggunakan mesin incinerator bersuhu tinggi sehingga barang bukti narkoba akan benar-benar habis terbakar tanpa sisa. Kami berkomitmen untuk memerangi dan memberantas peredaran narkotika di Indonesia,” ujarnya.
Para tersangka yang terlibat dikenai Pasal 114 Ayat 2 subsider Pasal 111 Ayat 2 subsider Pasal 112 Ayat 2 juncto Pasal 132 Ayat 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Mereka terancam hukum seumur hidup.
Belum lama, Kepolisian Daerah Metro Jaya mengungkap 1.548 kasus tindak pidana narkotika dengan 2.053 tersangka dan ratusan kilogram barang bukti narkoba dalam kurun tiga bulan terakhir.
Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Inspektur Jenderal Karyoto mengatakan, Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya dan satuan-satuan narkoba di jajaran Polda Metro Jaya telah mengungkap tindak pidana narkotika. Hasilnya, terungkap barang bukti berupa 280,15 kg sabu, 216,86 kg ganja, dan 60.920 butir ekstasi.
Pengungkapan dan pemusnahan narkoba ini, menurut Karyoto, telah menyelamatkan 1.859.390 jiwa warga Indonesia.
”Jelas (peredaran narkoba) ini akan sangat merugikan generasi dan perekonomian. Puluhan miliar (rupiah) dibuang sia-sia, bukan (dimanfaatkan untuk) membangun kesehatan, tapi justru merusak kesehatan,” ujar Karyoto.
Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Komisaris Besar Hengki menyebutkan, total ada 1.548 kasus dengan 2.053 tersangka dan barang bukti ratusan kg barang bukti yang terungkap selama Juli-September 2023.
”Ada modus baru pengiriman yang terakhir kami ungkap bersama Bea Cukai, (yakni) dikirim melalui semir cair yang di dalamnya ada sabu cair,” kata Hengki.
Peredaran narkoba dalam skala besar, termasuk jumlah kasus dan tersangka, memperlihatkan Indonesia masih menjadi daerah atau pasar besar tujuan narkoba. Oleh karena itu, kata Karyoto, perlu keterlibatan semua pihak dan lintas instansi untuk memerangi dan memberantas peredaran narkotika.
Satuan Tugas Narkoba Polda Metro Jaya menyatakan komitmennya dalam memerangi dan memberantas peredaran narkoba di masyarakat sebagai tindak lanjut arahan Presiden Joko Widodo dalam rapat terbatas terkait maraknya kasus narkoba di Indonesia.
”Kami komitmen. Bersinergi bersama-sama untuk mengungkap peredaran narkoba serta edukasi terus-menerus pencegahan dan bahaya narkotika,” kata Karyoto.
Karena kita tahu juga banyak oknum aparat penegak hukum kita yang juga terlibat di jalurnya, ini menjadi catatan dan tindakan tegas harus diberikan kepada mereka. (Presiden Joko Widodo)
Saat memimpin rapat terbatas di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (11/9/2023), Presiden Joko Widodo mendorong jajarannya untuk mencari langkah terobosan untuk mengatasi penyalahgunaan narkoba di Tanah Air. Peningkatan prevalensi kasus penyalahgunaan narkoba menyebabkan lembaga pemasyarakatan atau lapas menjadi kelebihan penghuni.
”Pada siang hari ini saya ingin mengajak kita semua untuk mencari sebuah lompatan terobosan agar kejahatan luar biasa ini bisa kita kurangi, kita selesaikan dengan baik,” kata Presiden Joko Widodo.
Presiden meminta seluruh jajarannya melakukan penegakan hukum yang tegas dan memberikan efek jera kepada para pelaku. ”Karena kita tahu juga banyak oknum aparat penegak hukum kita yang juga terlibat di jalurnya, ini menjadi catatan dan tindakan tegas harus diberikan kepada mereka,” ujarnya.