Batasi Aktivitas Luar Ruangan, Suhu Panas Membuat Saluran Pernapasan Sensitif
Suhu panas di Jakarta dan sekitarnya akhir-akhir ini perlu diwaspadai oleh warga Jakarta dan sekitarnya. Cuaca panas membuat saluran pernapasan menjadi lebih sensitif.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Suhu panas membuat saluran pernapasan menjadi lebih sensitif. Saluran pernapasan yang sensitif itu membuat warga akan lebih rentan terserang penyakit seperti infeksi saluran pernapasan akut atau ISPA. Untuk mencegah ISPA, warga disarankan menjaga kondisi tubuh dengan mengonsumsi 2-3 liter air setiap hari dan membatasi aktivitas di luar ruangan.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, suhu panas di Jakarta dan sekitarnya disebabkan oleh minimnya tingkat pertumbuhan awan. Akibatnya, penyinaran matahari pada siang hari ke permukaan bumi tidak mengalami hambatan signifikan oleh awan di atmosfer dan suhu siang hari di luar ruangan terasa sangat terik. Suhu panas ini diperkirakan akan berlangsung cukup lama, yakni hingga November 2023.
Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ngabila Salama mengatakan, suhu panas bisa membuat saluran pernapasan jadi lebih sensitif. Sensitivitas itu juga membuat mereka yang terkena ISPA lebih lama sembuh. Namun, suhu panas itu bukan pemicu langsung ISPA.
”Tetapi ISPA itu yang utama karena infeksi menular. Jadi, tetap pakai masker dan rajin mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun selama 20 detik,” katanya, Selasa (3/10/2023).
Tren kasus ISPA, pneumonia, dan influenza di Jakarta menurun sejak 14 September 2023. Penurunan diketahui dari pengamatan Dinas Kesehatan DKI Jakarta dan Kementerian Kesehatan dari data seluruh puskesmas dan rumah sakit di Jakarta. Data dilaporkan setiap hari melalui laman sistem surveilans-dinkes.jakarta.go.id.
Meski demikian, sejumlah warga Jakarta mengalami batuk, pilek, dan radang tenggorokan di tengah cuaca panas ini.
Dita (29), karyawan swasta di Jakarta Pusat, kerap mengalami radang tenggorokan sebulan terakhir. Dokter mengatakan, penyebabnya ialah panas terik yang terjadi saat ini.
”Rabu, pekan lalu sakit lagi. Minum obat terus reda. Biasanya beberapa hari kemudian kambuh lagi. Sudah tiga kali sebulan terakhir,” ucapnya.
Banyak teman kantornya yang mengeluhkan hal serupa. Bahkan, ada beberapa orang sampai mengalami pusing dan meriang.
Marliana (53), pekerja kantoran di Jakarta Pusat, juga mengeluhkan hal serupa. Sejak 10 September lalu, dia beberapa kali terkena flu, batuk, pilek, radang, dan terkadang meriang.
”Sebelumnya tidak pernah begini. Biasanya hanya flu ringan, tidak sampai minum antibiotik. Sekarang flu dan demam, kadang kepala sangat pusing,” katanya.
Tips pencegahan
Di tengah polusi udara dan suhu panas ini, Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyarankan sejumlah langkah pencegahan dari sakit. Kelompok rentan, anak balita, ibu hamil, dan orang lansia sebaiknya menghindari beraktivitas terlalu sering di luar ruangan.
Ngabila meminta warga agar tetap mengenakan masker KN95 atau KF94 saat berada di luar ruangan karena bisa menyaring polusi dengan efektivitas 95-100 persen.
Ia juga menyarankan imunisasi rutin lengkap anak dan dianjurkan untuk mendapatkan vaksin influenza tambahan per tahun untuk kelompok rentan. Warga juga diwajibkan menerapkan pola hidup bersih dan sehat dengan rajin mencuci tangan, mengonsumsi makanan bergizi, cukup tidur, olahraga rutin, dan tidak stres untuk menjaga imunitas.
Warga juga dianjurkan menggunakan penyaring udara dalam ruangan atau air purifier. Bisa juga menghirup uap air panas dan tetesan minyak kayu putih atau esensial untuk melegakan pernapasan, serta tambahan suplemen vitamin C, vitamin D sebagai pengganti sinar matahari pagi, dan asam lemak omega.
Selain itu, untuk mencegah dehidrasi dan heat stroke, warga dianjurkan minum 2-3 liter air per hari. Namun, warga diminta tidak menunggu haus sebelum minum, terutama jika mereka beraktivitas di luar ruangan. Warga juga disarankan tidak terlalu banyak minum saat malam hari karena akan mengganggu waktu tidur.
Agar aman beraktivitas di luar ruangan, Ngabila menyarankan warga untuk mengenakan tabir surya, menjaga asupan cairan, dan memakai topi lebar atau payung, serta memakai baju berwarna terang untuk memantulkan cahaya. Bahan baju juga dipilih yang nyaman, adem, ringan, dan tipis. Selain itu, warga diminta untuk menghindari aktivitas di luar ruangan saat panas terik.