Kebakaran yang melanda permukiman padat penduduk itu diduga akibat hubungan pendek arus listrik. Proses pemadaman pun tak mudah karena banyak hunian padat dan sulitnya akses ke lokasi kebakaran.
Oleh
STEFANUS ATO
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sebanyak tujuh rumah di Rukun Tetangga 019 Rukun Warga 017 Kelurahan Penjaringan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, ludes terbakar, Minggu (3/9/2023) malam. Sumber api pertama kali muncul dari salah satu rumah warga yang ditinggal pemiliknya menghadiri undangan.
Perumahan warga yang terbakar berada di kawasan padat penduduk, tepatnya di tepi Waduk Pluit. Akses ke permukiman itu pun berupa gang-gang sempit yang hanya bisa dilalui kendaraan bermotor.
Pada Senin (4/9/2023) siang, warga di sekitar lokasi kebakaran bergotong royong membersihkan puing-puing kebakaran. Adapun warga yang kehilangan rumah mereka memilih bertahan dengan menumpang di rumah tetangga.
Daeng Musa (85), warga RT 019, mengatakan, kebakaran yang menghanguskan tujuh rumah warga terjadi pada Minggu sekitar pukul 21.00. Api pertama muncul dari salah satu rumah warga yang sedang kosong ditinggal pemiliknya.
”Pemilik rumah lagi undangan. Tiba-tiba muncul asap. Apinya cepat sekali, kami tidak bisa buat apa-apa,” katanya.
Perwira piket Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Utara, Tugiman, mengatakan, kebakaran yang melanda permukiman padat penduduk itu diduga akibat hubungan pendek arus listrik. Proses pemadaman pun tak mudah karena banyak hunian padat dan sulitnya akses ke lokasi kebakaran.
”Di sini sumber air cukup mudah dan melimpah. Namun, tempat parkirnya susah sehingga unit agak susah untuk mendekati lokasi kebakaran,” katanya.
Adapun berdasarkan data yang dihimpun dari posko kebakaran wilayah RT 019, diketahui rumah warga yang terbakar berjumlah 7 unit. Sementara itu, jumlah korban yang terdampak kebakaran sebanyak 31 jiwa atau 7 keluarga.