Diduga Ditabrak Truk, Kabel Optik Bali Towerindo Celakai Sultan
Mereka mengklaim telah beritikad menawarkan bantuan kemanusiaan atas kecelakaan tunggal tersebut.
Oleh
ERIKA KURNIA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – PT Bali Towerindo Sentra Tbk menyampaikan hasil investigasi mereka terkait kecelakaan jeratan kabel optik yang menimpa Sultan Rif’at Alfatih di Jakarta Selatan. Mereka juga mengklaim telah beritikad menawarkan bantuan kemanusiaan atas kecelakaan tunggal tersebut.
Perusahaan yang diwakili tim kuasa hukum mereka mengklarifikasi hal ini dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (3/8/2023). Ketua tim kuasa hukum Maqdir Ismail menyampaikan, pihaknya prihatin dan berempati dengan kecelakaan yang dialami Sultan (20) pada 5 Januari 2023 malam.
”Sejak pertama kali mengetahui musibah tersebut, manajemen Bali Tower berkomitmen untuk mencari solusi terbaik yang hingga kini masih didiskusikan kedua belah pihak. Kami juga memohon maaf atas belum terlaksananya kunjungan dan silaturahmi oleh manajemen Bali Tower,” tuturnya.
Ia menjelaskan, petugas teknisi perusahaan mendatangi lokasi terpasangnya kabel di Jalan Pangeran Antasari, Cilandak, Jakarta Selatan, beberapa jam setelah kecelakaan, yakni 6 Januari 2023 dini hari.
Kedatangan itu berdasarkan laporan warga akan putusnya koneksi internet karena putusnya kabel optik milik Bali Tower. Putusnya kabel bersamaan dengan miringnya salah satu tiang jaringan utilitas yang dipasang sejak 2015 itu.
”Memang ada info kecelakaan, tapi tidak diketahui kecelakaan apa dan menimpa siapa. Pihak kami baru mengetahui adanya korban setelah lima bulan kemudian, pada 23 Mei 2023. Kelurahan Cilandak memanggil Bali Tower terkait adanya kecelakaan. Kami baru tahu ada korban bernama Sultan,” ujar Maqdir.
Sebelum kecelakaan, menurut investigasi internal perusahaan, tiang dan kabel internet yang menggantung 5,5 meter dari permukaan jalan itu tidak bermasalah saat perawatan rutin terakhir pada 26 Desember 2022. Setelah kabar adanya kecelakaan, mereka menggali informasi dari data yang diberikan keluarga Sultan dan wawancara masyarakat di sekitar lokasi kecelakaan.
Perusahaan menawarkan bantuan kemanusiaan karena insiden itu dinilai sebagai kecelakaan tunggal. Namun, hal itu ditolak orangtua Sultan yang menginginkan perusahaan menjamin biaya penggantian biaya pengobatan Sultan sampai tuntas.
Sementara mereka tidak memiliki bukti foto atau video sebelum dan setelah kejadian, dugaan mengarah pada truk bermuatan lebih yang menyebabkan kabel turun. Lalu, kabel itu sempat menyangkut di mobil jenis SUV yang lebih rendah sebelum kemudian terpental ke leher Sultan yang tengah membawa sepeda motor di belakang mobil.
”Jadi, (kabel turun) ini diduga karena ada kendaraan yang ketinggiannya lebih 5,5 meter sehingga kabel menyangkut,” ucapnya.
Tawaran bantuan
Seusai berkomunikasi dengan korban, kata Maqdir, perusahaan mengaku bertanggung jawab atas kecelakaan itu. Mereka lalu menawarkan alternatif bantuan dengan asuransi pihak ketiga. Namun, bantuan itu sulit dicairkan. Hal ini sebelumnya juga diungkapkan Fatih, ayah Sultan.
”Ini tidak gampang, banyak persyaratan yang harus dipenuhi. Tampaknya dari hasil pembicaraan kawan-kawan dengan pihak keluarga ini tidak diteruskan karena terlalu rumit dan sulit untuk dipenuhi persyaratan itu. Asuransi itu, menurut investigasi, juga tidak bisa diberikan kalau kecelakan tunggal,” tuturnya.
Untuk memudahkan korban mendapatkan penggantian biaya, perusahaan kemudian menawarkan bantuan kemanusiaan karena insiden itu dinilai sebagai kecelakaan tunggal. Namun, hal itu ditolak orangtua Sultan yang menginginkan perusahaan menjamin biaya penggantian biaya pengobatan Sultan sampai tuntas.
”Pihak keluarga ini meminta sejumlah uang dengan angka yang tidak sedikit, yaitu jaminan Sultan sampai sembuh total, penggantian biaya, dan kompensasi perusahaan dalam bentuk materil sebesar Rp 5 miliar,” kata Maqdir.
Lalu, pada 28 Juli 2023, perusahaan menawarkan pihak Sultan bantuan sebesar Rp 2 miliar. Tawaran itu disampaikan utusan perusahaan. Lagi-lagi, tawaran itu ditolak, bahkan pihak keluarga, lanjut Maqdir, meminta ganti rugi senilai Rp 10 miliar.
”Sebelum ada pemberitaan-pemberitaan yang viral, pihak perusahaan mencoba menghubungi dan berbicara dengan mengutus pegawai senior perusahaan. Sayangnya, belum ada kata sepakat tentang besarnya biaya kemanusiaan yang bisa diterima oleh keluarga Sultan. Apa yang kami sampaikan ini adalah bukti adanya itikad baik perusahaan untuk membantu keluarga Sultan,” ujarnya.
Perusahaan, lanjutnya, juga tidak menghalangi Sultan untuk menyampaikan masalah mereka ke media dan melaporkan perusahaan ke polisi meski ini sempat dikeluhkan orangtua Sultan ke perwakilan perusahaan.
Rabu (2/8/2023) sore, Fatih datang bersama kuasa hukum dari kampus asal anaknya, Universitas Brawijaya, menyambangi Polda Metro Jaya di Jakarta. Tegar Putuhena selaku kuasa hukum menjelaskan, pihaknya melaporkan Bali Tower untuk pertama kalinya atas kejadian itu.
”Yang kami laporkan, berdasarkan investigasi mandiri yang dilakukan keluarga, data kita punya, Bali Tower teledor sehingga menjulur ke bawah sehingga orang terjerat,” kata Tegar.
Mereka juga mengonsultasikan temuan itu ke polisi dengan beberapa dugaan, seperti pelanggaran lalu lintas hingga perlindungan konsumen.
Tegar mengatakan, pihak keluarga menuntut PT Bali Towerindo Sentra untuk membuat permintaan maaf secara terbuka. Kemudian, beritikad baik untuk membantu biaya pengobatan Sultan hingga sembuh. Sebelumnya, Fatih menyampaikan, ada upaya dari kuasa hukum perusahaan untuk memberikan bantuan sekali bayar senilai Rp 2 miliar. Namun, bantuan itu ditolak keluarga Sultan (Kompas.id, 1/8/2023).
”Kalau kita bicara soal pengobatan, kompensasi, dan lain sebagainya, itu oke. Tapi, datang dengan cara baik-baik. Bereskan dulu masalah yang paling prinsip. Kemudian, jangan kirim orang untuk mencoba membungkam dengan sejumlah uang,” ungkapnya.
Kecelakaan yang dialami Sultan mengakibatkan luka berat di organ pita suara dan masalah saraf di saluran napas dan makan. Sampai saat ini, Sultan tidak bisa berbicara, lalu bernapas lewat saluran di tenggorokan, dan hanya bisa makan makanan cair lewat selang ke hidung.