Kemeriahan hingga di Pengujung Jakarta Fair Kemayoran 2023
Capaian Jakarta Fair Kemayoran 2023 mendekati tahun sebelumnya meskipun lebih singkat enam hari. Perhelatan tahun depan diharapkan lebih baik lagi.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Jakarta Fair Kemayoran 2023 mencatat 6,3 juta kunjungan dan nilai transaksi Rp 7,3 triliun selama 33 hari perhelatan. Jumlah kunjungan dan nilai transaksi itu mendekati capaian pelaksanaan tahun 2022. Sektor otomotif jadi salah satu penyumbang transaksi sebesar 20 persen.
Pekan Raya Jakarta atau kini disebut Jakarta Fair Kemayoran ditutup pada Minggu (16/7/2023) malam. Pameran multiproduk ke-54 itu bergulir sejak 14 Juni atau selama 33 hari.
Dalam keterangan resmi yang diterima, Senin (17/7/2023), animo warga terhadap pameran yang dihelat berbarengan dengan ulang tahun kota Jakarta ini terasa sejak awal sampai akhir. Penyelenggara mencatat sampai pekan terakhir sudah ada 6,1 juta kunjungan.
Direktur Pemasaran PT JIExpo Ralph Scheunemann mengatakan, jumlah pengunjung tahun 2023 lebih sedikit daripada tahun sebelumnya yang menyentuh 6,9 juta kunjungan. Hal tersebut tak lepas dari berkurangnya waktu pameran dari 39 hari menjadi 33 hari.
”Pameran berlangsung cukup baik meskipun ada kendala-kendala kecil,” kata Ralph.
Kendala yang terjadi selama Jakarta Fair Kemayoran 2023, antara lain, kepadatan lalu lintas di Jalan Benyamin Suaeb sebagai akses masuk keluar pameran, pengaturan parkir, dan keluhan tentang kebersihan dan keamanan.
Berkurangnya waktu pameran turut berimbas pada nilai transaksi. Tahun ini penyelenggara membukukan Rp 7,3 triliun. Jumlah itu nyaris mencapai target Rp 7,5 triliun seperti tahun 2022.
Namun, ada kenaikan transaksi dari sektor otomotif. Kendaraan listrik menjadi pendongkrak sehingga kotribusi sektor otomotif mencapai 20 persen. Selain dari sektor otomotif, nilai transaksi juga disumbang oleh sektor makanan dan minuman, mode atau fashion, dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Roda ekonomi
Jakarta Fair menjadi salah satu cermin kondisi perekonomian Jakarta. Geliatnya turut menggerakan roda perekonomian kota.
Jakarta Fair Kemayoran 2023 diikuti oleh 2.500 usaha yang terdiri dari 40 persen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Pelaku usaha ini menempati 1.500 stan. Jumlah partisipan tersebut menurun ketimbang tahun lalu yang mencapai 2.700 usaha.
Asisten Perekonomian dan Keuangan Sekretariat Daerah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Sri Haryati menyebutkan, capaian Jakarta Fair Kemayoran 2023 merupakan cermin kondisi perekonomian Jakarta. Saat ini, roda perekonomian terus bergerak atau mulai bangkit dari hantaman pandemi Covid-19.
Tahun depan harus lebih baik lagi dan lebih semarak. Juga menggerakkan roda perekonomian Jakarta.
Bank Indonesia dalam laporan perekonomian DKI Jakarta pada triwulan I-2023 menyebut ekonomi Jakarta tumbuh sebesar 4,95 persen atau lebih tinggi dibandingkan triwulan I tahun sebelumnya sebesar 4,85 persen. Pendorong tumbuhan ekonomi ini adalah meningkatnya mobilitas dan aktivitas ekonomi warga pasca-pencabutan pembatasan kegiatan dan berlangsungnya beberapa hari besar keagamaan.
Pertumbuhan ekonomi Jakarta juga didorong oleh kuatnya konsumsi rumah tangga dan ekspor. Pertumbuhan ini bersumber dari lapangan usaha informasi dan komunikasi, perdagangan, dan jasa keuangan.
Bank Indonesia memproyeksiakan perekonomian Jakarta pada 2023 masih akan tumbuh pada kisaran 4,8 persen sampai 5,6 persen. Proyeksi tersebut didukung oleh mobilitas masyarakat yang terus meningkat, optimisme yang masih baik, semakin tingginya aktivitas pariwisata, industri meeting, incentive, conference, and exhibition (MICE) dan berbagai ajang, serta berlanjutnya berbagai proyek infrastruktur strategis nasional pemerintah.
Jakarta Fair Kemayoran merupakan salah satu tolok ukur perkembangan industri MICE di Indonesia. Perhelatannya menjadi pemantik semangat serta memberikan efek positif bagi para pelaku usaha untuk kembali bangkit dengan memamerkan produk-produk unggulannya.
”Tahun depan harus lebih baik lagi dan lebih semarak. Juga menggerakkan roda perekonomian Jakarta,” ucap Sri.