Menhub: Puncak Arus Balik Diprediksi Minggu dan Senin
Puncak arus balik diperkirakan akan terjadi dalam dua hari ke depan. Sejumlah persiapan dilakukan untuk mengantisipasi kemacetan, terutama di pelabuhan penyeberangan.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS — Puncak arus balik Lebaran diperkirakan terjadi dalam dua hari ke depan, yakni pada Minggu (30/4/2023) dan Senin (1/5/2023). Sejumlah persiapan dilakukan untuk mengantisipasi kemacetan, terutama di pelabuhan penyeberangan.
Pernyataan ini disampaikan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat mengunjungi Terminal Alang-Alang Lebar, Palembang, Sumatera Selatan, Sabtu (29/4/2023). Budi memantau persiapan arus balik dan melakukan pertemuan dengan sejumlah pemangku kepentingan.
Dia menerangkan, pada arus mudik kali ini terjadi peningkatan pergerakan di semua lini moda transportasi di Sumatera Selatan. Hal ini terlihat dari pergerakan penyeberangan sungai yang meningkat hingga 60 persen, lalu lintas di jalan tol yang meningkat 60 persen, dan penggunaan kereta LRT yang meningkat hingga 30 persen dibandingkan dengan arus mudik pada Idul Fitri tahun lalu.
Adapun untuk puncak arus balik diperkirakan terjadi pada Minggu dan Senin. ”Memang karena ini sudah hari Sabtu kemungkinan arus balik akan terjadi pada dua hari ke depan. Karena itu, kami minta agar warga pandai mengatur diri dan sabar-sabar karena ini puncak mudik,” ujar Budi.
Sejumlah persiapan pun dilakukan, seperti menambah jumlah pelabuhan penyeberangan. Untuk di Sumatera, ada Pelabuhan Bakauheni dan Pelabuhan Panjang, sedangkan di arah Jawa ada empat pelabuhan yang disiapkan, yakni Pelabuhan Merak, Ciwandan, Indah Kiat, dan Pelabuhan Bandar Bakau Jaya (BBJ).
Mekanisme penggunaan tambahan pelabuhan yang sudah diterapkan sejak tahun lalu terbukti mampu mengantisipasi lonjakan pemudik, terutama kendaraan pribadi baik mobil maupun sepeda motor. ”Ada kapal Pelni yang sangat impresif dan dapat mengangkut kebutuhan pemudik,” ujarnya.
Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru mengapresiasi langkah yang sudah dikerjakan semua pihak untuk membuat mudik lebih lancar. ”Memang secara kuantitas terdapat eskalasi pemudik yang cukup tinggi, tetapi peningkatan itu setara dengan pelayanan yang diberikan,” ujarnya.
Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan mendukung upaya pemerintah pusat dengan membangun infrastruktur yang baik, terutama kelaikan jalan. Jangan sampai jalan rusak menjadi penyebab kecelakaan. Herman pun bersyukur tidak banyak kecelakaan menonjol yang terjadi pada arus mudik dan balik di Sumatera Selatan.
Hanya saja, pada arus mudik di Sumatera Selatan terjadi peningkatan angka kecelakaan. Hal ini terungkap dari jumlah santunan yang diberikan PT Jasa Raharja. Kepala PT Jasa Raharja Sumatera Selatan Abdul Haris menyebut, sejak Sabtu (15/4), tercatat jumlah santunan yang diberikan mencapai Rp 1,6 miliar atau meningkat 14,9 persen dibandingkan dengan jumlah santunan yang diberikan pada periode yang sama tahun lalu.
”Jumlah warga yang meninggal bahkan mencapai 33 orang,” ujarnya. Kecelakaan terjadi di Palembang, Banyuasin, dan Musi Banyuasin. Adapun penyebabnya terdiri dari kelalaian atau tidak primanya kondisi pengemudi atau kondisi alam.