Usaha pengelolaan oli bekas ilegal diduga mencemari air Sungai Cileungsi sehingga mengakibatkan ribuan ikan mati.
Oleh
AGUIDO ADRI
·2 menit baca
BOGOR, KOMPAS — Polisi dan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor menyelidiki pencemaran limbah bahan beracun dan berbahaya di Sungai Cileungsi yang menyebabkan ribuan ikan mati. Dinas Lingkungan Hidup Bogor menemukan sebuah pabrik ilegal yang diduga penyebab pencemaran air dan lingkungan.
Kepala Seksi Penegakan Hukum Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor Dyan Heru bersama Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat menemukan satu usaha pengelolaan oli bekas yang berlokasi di bantaran Sungai Cileungsi, Kecamatan Cileungsi. Usaha pengelolaan oli bekas ilegal itu diduga mencemari air Sungai Cileungsi sehingga mengakibatkan ribuan ikan mati. Lingkungan sekitarnya ikut tercemar cukup parah.
”Kami sidak (inspeksi mendadak) kepada pelaku usaha yang kegiatan usahanya berada di sekitaran Sungai Cileungsi. Kami sudah mengambil sampel untuk mengetahui tingkat pencemaran lingkungan dari kegiatan itu,” kata Heru, Rabu (12/4/2023).
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor juga bekerja sama dengan Kepolisian Resor Bogor untuk mengungkap dalang atau orang-orang yang terlibat dalam usaha pengelolaan oli ilegal. Saat tim Dinas Lingkungan Hidup sidak, tidak ada seorang pun yang beraktivitas di lokasi.
Ketua Komunitas Peduli Sungai Cileungsi Cikeas (KP2C) Puarman mengatakan, Sungai Cileungsi di Kabupaten Bogor dan Kali Bekasi di Kota Bekasi tercemar berat oleh limbah bahan beracun dan berbahaya (B3) sepanjang Kamis (6/4/2023) dan Jumat (7/4/2023). Dari pencemaran itu, ribuan ikan mati di aliran sungai.
”Pencemaran limbah terjadi dari hulu hingga hilir sungai, menunjukkan tingkat kepekatan pencemaran yang demikian tinggi,” kata Puarman.
Pada Kamis, di kawasan Gunung Putri, Kabupaten Bogor, ikan-ikan mati banyak ditemukan di sekitar Jembatan Wika, Tlajung Udik, dan di sekitar Jembatan Cikuda, Wanaherang, serta di kawasan sekitar Perum Bumi Mutiara. Kematian ikan di Perum Bumi Mutiara juga ditemukan pada hari selanjutnya, Jumat.
Memasuki area Curug Parigi, Cikiwul, Bantar Gebang, Kota Bekasi, ditemukan lebih banyak ikan yang mati sepanjang Kamis dan Jumat.
Selanjutnya, di kawasan sekitar Jembatan Villa Nusa Indah, yang berbatasan dengan Bantar Gebang, Kota Bekasi dengan Bojong Kulur, Kabupaten Bogor, berturut-turut pada Kamis dan Jumat ditemukan ikan mati.
”Ikan mati juga ditemukan di sekitar Perum Kemang Pratama, Kota Bekasi. Lokasi temuan ikan itu jauh dari hulu sungai,” ujar Puarman.