Saat Kemeriahan Kembali Hadir Menyambut Keheningan Nyepi
Umat Hindu di Jakarta kembali menyambut hari raya Nyepi Tahun Baru Saka 1945 dengan meriah. Pura bisa didatangi untuk beribadah tanpa pembatasan. Rangkaian acara menjelang Nyepi seramai sebelum pandemi Covid-19.
Oleh
REBIYYAH SALASAH
·4 menit baca
FAKHRI FADLURROHMAN
Umat Hindu menampilkan drama dalam rangkaian parade budaya di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta, Selasa (21/3/2023). Umat Hindu di Pura Widya Dharma Cibubur menggelar parade budaya untuk menyambut hari suci Nyepi Tahun Saka 1945.
Mentari sore menyinari wajah sekitar 100 orang yang duduk melingkar. Mereka yang berbaju putih dan berkain poleng ini berkali-kali mengangkat dan menggerakkan kedua tangannya. Dari mulut mereka keluar suara ”cak-cak-cak” hingga membentuk musik secara akapela. Sebanyak tiga orang yang mengenakan safari putih dan wastra serta memakai udeng di kepala turut duduk di situ.
Satu orang memberikan nada awal. Seorang lainnya memberikan tekanan nada tinggi atau rendah. Satu orang lagi mengantarkan alur cerita. Di dalam lingkaran, kisah Ramayana dipertontonkan. Kisah itu lengkap dengan pemeran Shinta, Rama, Hanoman, dan Rahwana.
Pertunjukan tari kecak tersebut tidak terjadi di Pura Uluwatu atau tempat lain di Bali, tetapi di lapangan Bumi Perkemahan dan Graha Wisata Pramuka Cibubur, Jakarta Timur. Pementasan merupakan bagian dari parade budaya yang diselenggarakan Pura Widya Dharma, Cibubur, dalam rangka menyambut hari raya Nyepi Tahun Baru Saka 1945 yang jatuh pada Rabu (22/3/2023).
Sejak Selasa (21/3) pagi, Pura Widya Dharma ramai didatangi umat Hindu yang tergabung dalam Suka Duka Hindu Dharma Banjar Purna Widya dari Cibubur dan Depok. Cibubur dan Depok, Jawa Barat. Mereka melaksanakan pecaruan dan pengerupukan sebagai rangkaian terakhir dari peribadahan menjelang Nyepi.
FAKHRI FADLURROHMAN
Sejumlah umat Hindu mengarak ogoh-ogoh dalam rangkaian parade budaya di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta, Selasa (21/3/2023). Umat Hindu di Pura Widya Dharma Cibubur menggelar parade budaya untuk menyambut hari suci Nyepi Tahun Saka 1945.
”Pecaruan adalah pembersihan bumi dan alam raya dari hal-hal negatif selama setahun ini. Adapun pengerupukan kami maknai sebagai pengusiran roh jahat yang kami simbolkan dengan ogoh-ogoh,” kata Ketua Banjar Purna Widya Wilayah Cibubur I Nyoman Gde Agus Asrama.
I Nyoman Gde mengatakan, setidaknya 1.000 orang mengikuti rangkaian acara sehari sebelum Nyepi tersebut. Sebanyak 120 orang di antaranya menari kecak. Mereka merupakan siswa sekolah dasar dan sekolah menengah pertama yang mengikuti sekolah minggu di Pasraman Purna Widya. Sebanyak 12 orang mengarak ogoh-ogoh. Beberapa lainnya memainkan musik yang mengiringi arak-arakan.
Kegiatan ini, lanjut Nyoman Gde, merupakan yang pertama sejak pandemi Covid-19 melanda pada 2020. Selama dua tahun lamanya mereka menyambut Nyepi dengan perayaan terbatas. Seiring dengan pembatasan sosial yang telah dicabut, mereka pun kembali menggelar rangkaian acara terbuka sehingga bisa diikuti dan dilihat banyak orang.
REBIYYAH SALASAH
Anak-anak ikut mengarak ogoh-ogoh mini dalam rangkaian parade budaya di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta, Selasa (21/3/2023). Umat Hindu di Pura Widya Dharma Cibubur menggelar parade budaya untuk menyambut hari suci Nyepi Tahun Saka 1945.
Rani (20), yang datang dari Kelapa Dua, Depok, mengungkapkan kebahagiaannya lantaran bisa kembali menyambut Nyepi dengan meriah. Selain bisa beribadah tanpa dibatasi protokol kesehatan ketat, ia juga bisa menyaksikan lagi acara-acara yang biasanya digelar menjelang Nyepi.
”Seneng banget, rasanya sudah kayak berabad-abad tidak menyaksikan pawai seperti ini. Rasanya seperti kembali ke masa sebelum pandemi,” kata Rani.
Kebahagiaan serupa disampaikan Asti (28) yang melaksanakan ibadah sehari sebelum Nyepi di Pura Adhitya Jaya, Rawamangun, Jakarta Timur. Datang dari Bekasi, Jawa Barat, Asti senang lantaran bisa kembali mengikuti rangkaian menyambut Nyepi setelah dua tahun terbatasi pandemi.
Begitu pula dengan I Gede Santi (67) yang tidak mengikuti rangkaian Nyepi dalam dua tahun terakhir. Mengingat usianya yang tak lagi muda, I Gede Santi saat itu tak mau mengambil risiko terpapar Covid-19 saat keluar rumah untuk ke pura.
”Selain sekarang bisa menjalani seluruh rangkaiannya, saya juga bisa bertemu dan bersilaturahmi dengan teman-teman lain selama menyambut Nyepi ini. Rindu lama terbayarkan,” ucap warga Ciracas, Jakarta Timur, ini.
REBIYYAH SALASAH
Sejumlah umat Hindu berbagai pura di Jakarta, Bogor, dan Depok mengikuti upacara Tawur Agung Kesanga di Pura Adhitya Jaya, Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa (21/3/2023) atau sehari sebelum hari raya Nyepi.
Pemangku pengayah di Pura Adhitya Jaya, I Gede Wiyadnya, menuturkan, sebanyak lebih kurang 400 umat Hindu beribadah di pura tersebut pada Selasa. Sebab, bersama Pura Segara di Cilincing, Jakarta Utara, Pura Adhitya Jaya dijadikan pusat pelaksanaan rangkaian acara Nyepi di Jakarta. Sebanyak 20 pura di Jakarta, Bogor, dan Depok melaksanakan upacara Tawur Agung Kesanga secara terpusat di Pura Adhitya Jaya. Sebelumnya, umat Hindu melaksanakan upacara Melasti di Pura Segara.
”Tahun ini jelas lebih meriah ketimbang tahun lalu karena kondisi pandemi sudah mereda. Tahun lalu, kan, terbatas. Perwakilan umat yang datang juga hanya diperbolehkan lima orang saja. Sekarang semua bisa ikut,” ujar I Gede Wiyadnya.
Dengan pembatasan sosial yang sudah dicabut, kondisi berangsur pulih seperti sebelum pandemi. Kerinduan umat Hindu akan kemeriahan sebelum menyosongsong keheningan pun perlahan terbayarkan….