Presiden Jokowi: Utamakan Penanganan Korban Kebakaran Plumpang
Kebakaran Depo Pertamina Plumpang mengakibatkan korban meninggal, luka, dan terdampak. Evakuasi dan penanganan korban diminta untuk didahulukan.
Oleh
NINA SUSILO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Presiden Joko Widodo terus berkoordinasi dengan Wakil Presiden Ma'ruf Amin serta jajaran terkait agar kebakaran Terminal Integrated Bahan Bakar Minyak milik PT Pertamina (Persero) di Plumpang, Kecamatan Koja, Jakarta Utara, ditangani dengan baik. Secara khusus, Presiden meminta agar penanganan korban kebakaran didahulukan.
Deputi Bidang Protokol Pers dan Media Sekretariat Presiden Bey T Machmudin mengungkapkan, pada Sabtu (4/3/2023), Presiden belum meninjau lokasi kebakaran di Depo Plumpang. Namun, Presiden terus berkoordinasi dengan Wapres Amin yang Sabtu ini meninjau lokasi kebakaran.
Selain itu, Presiden Jokowi juga telah memberikan arahan khusus kepada Kepala Polri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo, Menteri BUMN Erick Thohir, dan Penjabat Gubernur DKI Heru Budi Hartono terkait penanganan kebakaran. ”Intinya, Presiden minta untuk mengutamakan evakuasi korban dan penanganan warga terdampak,” kata Bey.
Menurut rencana, Presiden Jokowi juga akan meninjau langsung lokasi serta warga terdampak kebakaran Depo Plumpang pada Minggu (5/3/2023).
Intinya, Presiden minta untuk mengutamakan evakuasi korban dan penanganan warga terdampak.
Sementara itu, Wapres Amin bersama Menteri BUMN Erick Thohir memantau kondisi warga yang mengungsi di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Rasela, Jakarta Utara. Wapres juga menyerahkan bantuan selain berinteraksi dengan warga terdampak kebakaran.
Kebakaran Depo BBM PT Pertamina di Plumpang terjadi sekitar pukul 20.20. Kebakaran merembet ke permukiman padat penduduk di sekitarnya dengan radius sekitar 1 kilometer. Akibatnya, 17 orang meninggal dan sedikitnya 60 luka.
Setelah api padam pada pukul 02.19, permukiman padat di balik terminal luluh lantak. Dalam pantauan Kompas, tembok dan kaca rumah hancur, puluhan mobil dan sepeda motor hanya menyisakan kerangka, bangunan hangus menyengat, kabel listrik meleleh, dan asap masih membubung dari perabotan rumah yang terbakar.
Dalam kunjungan itu, Wapres Amin sempat menanyakan kondisi warga, kebutuhan yang paling mendesak saat ini, dan pengalaman kebakaran di masa lalu. Selain itu, ditanyakan pula kesediaan warga untuk direlokasi. Pertanyaan itu dijawab positif oleh warga.
Wapres Amin menegaskan, kebutuhan para korban kebakaran akan ditanggung oleh Pertamina. Ke depan, diharapkan depo lebih aman dan bisa direlokasi ke pelabuhan, di daerah Pelindo. Bukan hanya itu, daerah Plumpang akan ditata ulang supaya lebih teratur, aman, dan memenuhi persyaratan.
Erick Thohir menambahkan, semua obyek vital nasional yang dikelola BUMN perlu ditata ulang. Bukan hanya kilang minyak, melainkan juga pabrik pupuk, pembangkit listrik PLN, dan lainnya perlu ditinjau ulang. Di sekitar lokasi obyek vital ini, perlu ada lokasi pengaman (buffer) dengan masyarakat supaya tidak terlampau dekat.
”Inilah yang mau kita zoning ulang, tata ulang, tidak hanya di Pertamina, termasuk PLN, termasuk (pabrik) pupuk. Supaya batasan-batasan keamanan untuk bisa masyarakat tinggal,” tuturnya.
Erick berharap masyarakat juga bisa mengerti kawasan yang tidak aman dan tidak digunakan sebagai hunian. ”Tadi Pak Wapres sudah mengarahkan, nanti untuk kawasan ini bersama Pelindo dan Pertamina untuk mencari solusi,” ujar Erick.
Erick sendiri langsung meninjau Terminal BBM Plumpang saat tiba di Jakarta pada Sabtu (4/3/2023). Erick telah mendengarkan laporan kejadian sekaligus mengecek kondisi kilang.
Erick berjanji akan terus mengawal kasus hingga tuntas. Dia juga memastikan proses penanganan terhadap korban dan masyarakat terdampak harus menjadi prioritas utama bagi Pertamina.
”Saya pastikan investigasi yang dilakukan Pertamina berjalan optimal. Saya juga akan mengawal penanganan korban dan keluarga yang harus menjadi prioritas," katanya.