Jumlah warga terdampak bencana mencapai ratusan ribu orang. Banjir juga merendam 6.000 hektar sawah di daerah tersebut.
Oleh
STEFANUS ATO
·3 menit baca
BEKASI, KOMPAS — Hujan deras yang terus melanda wilayah Bekasi, Jawa Barat, sejak 24 Februari 2023, menyebabkan cakupan banjir di Kabupaten Bekasi meluas. Jumlah warga terdampak bencana mencapai ratusan ribu orang. Banjir juga merendam 6.000 hektar sawah di daerah tersebut.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi Agus Suparno mengatakan, bencana banjir, longsor, hingga angin puting beliung terjadi merata hampir di seluruh wilayah kecamatan di Kabupaten Bekasi. Dari 23 kecamatan yang ada di sana, sebanyak 19 kecamatan terdampak bencana.
”Bencana itu mengakibatkan 101.568 warga terdampak. Adapun jumlah korban yang mengungsi mencapai 4.112 jiwa,” kata Agus, Kamis (2/3/2023), di Bekasi.
Agus menyebut, hingga Rabu (1/3/2023) pukul 17.00 ada 162 titik banjir yang tersebar di 61 desa. Selain banjir, ada sembilan musibah angin puting beliung dan juga tiga titik longsor di wilayah itu. Hingga Rabu kemarin ada tiga korban meninggal dan satu korban luka-luka dampak dari beragam bencana tersebut.
”Kami menyiapkan 11 titik pengungsian dan dua dapur umum. Pelayanan kesehatan bagi warga terdampak bencana dilakukan dengan menjalin koordinasi bersama pihak dinas kesehatan dan puskesmas,” ucap Agus.
Penjabat Bupati Bekasi Dani Ramdan mengatakan, dengan meluasnya dampak banjir di Bekasi, pemerintah daerah menetapkan status tanggap darurat bencana hidrometeorologi selama 14 hari. Tanggap darurat bencana dimulai sejak 27 Februari sampai 12 Maret 2023.
”Saat ini dengan kejadian banjir, angin puting beliung, juga longsor di beberapa lokasi yang mencakup 18 kecamatan, dengan ada status tanggap darurat bencana ini, dibentuk tim komando penanggulangan bencana hidrometeorologi,” kata Dani, Selasa (28/2/2023).
Tim Komando Tanggap Darurat Bencana Hidrometeorologi itu dipimpin Penjabat Bupati Bekasi. Selama 14 hari ke depan, tim komando itu akan menyebar ke lokasi-lokasi rawan banjir dan menyebarluaskan peringatan dini terkait curah hujan dan ketinggian muka air sungai.
Struktur dari tim komando itu bakal ada di setiap kecamatan dan desa yang rawan bencana untuk membantu evakuasi serta menentukan jalur evakuasi dan titik pengungsian.
”Evakuasi diprioritaskan untuk anak balita, warga lansia, anak-anak, dan difabel dengan lokasi evakuasi yang memadai dengan makanan, minuman, tempat tidur, selimut, dan MCK,” ujarnya.
Ribuan hektar sawah terendam
Banjir yang terjadi di Kabupaten Bekasi juga menyebabkan ribuan hektar sawah di wilayah itu terendam banjir. Hal ini disampaikan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo saat meninjau sawah yang tergenang banjir di Desa Sukabakti, Kecamatan Tambelang, pada Rabu (1/3/2023). Kunjungan itu didampingi Sekretaris Daerah Kabupaten Bekasi Dedy Supriyadi.
Syahrul mengatakan, dari citra satelit terlihat ada sekitar 6.000 hektar sawah di Kabupaten Bekasi yang terendam banjir akibat tingginya curah hujan beberapa hari terakhir.
”Dari citra satelit yang kami baca ada sekitar 6.000 hektar sawah yang terdampak, bahkan di tempat ini (Kecamatan Tambelang) tadi dari laporan aparat setempat ada 700 hektar sawah yang tergenang banjir,” kata Syahrul, Rabu (1/3), dikutip dari laman resmi Pemerintah Kabupaten Bekasi.
Kementerian Pertanian sudah berembuk dengan pemerintah daerah terkait langkah-langkah yang akan dilakukan untuk menyelamatkan lahan pertanian yang tergenang. Nantinya, setiap tiga hari ada laporan kondisi banjir di daerah pertanian.
”Harus kami evaluasi karena untuk padi varietas tertentu ada yang bisa bertahan tiga hari, ada juga yang bertahan lima sampai tujuh hari,” ujarnya.
Dedy Supriyadi menambahkan, Pemerintah Kabupaten Bekasi telah mengambil langkah-langkah penanganan lahan pertanian yang tergenang. ”Yang pertama kami melakukan updating data lahan sawah yang terdampak genangan, yang kedua menyiapkan bantuan sarana berupa pupuk hayati cair sejumlah 53.315 liter,” kata Dedy.