Menelisik Peran Permana dalam Kasus Mayat Dicor Semen
Apakah Permana bunuh diri seusai membunuh dua perempuan? Atau ada aktor lain? Polisi tak ingin gegabah dalam membuat kesimpulan.
Oleh
STEFANUS ATO
·4 menit baca
Aktor di balik temuan dua jasad perempuan terkubur coran semen di sebuah kontrakan di Harapan Jaya, Bekasi Utara, Kota Bekasi, Jawa Barat, masih menyisakan tanya. Pihak terakhir yang sebelumnya bersama dua korban itu pun saat ditemukan sudah terluka parah, lalu meninggal.
Apakah pihak terakhir bunuh diri setelah membunuh? Atau ada aktor lain? Polisi tak ingin gegabah dalam membuat kesimpulan. Penyidikan ilmiah bakal jadi dasar menguak kasus yang menelan tiga korban jiwa itu.
Pada Senin (27/2/2023) sore, datang dua lelaki dan melapor ke pengurus RT 011 RW 022, Kelurahan Harapan Jaya, Bekasi Utara, Kota Bekasi. Dua lelaki itu menyebut istri mereka hilang bersamaan sejak Minggu (26/2/2023).
Dari pengecekan menggunakan GPS atau navigasi telepon seluler, lokasi terakhir keberadaan istri mereka ada di wilayah RT 011. Navigasi itu detail menunjukkan kalau istri mereka berada di salah satu rumah tembok, berpagar, dan bercat kuning.
”Untuk meyakinkan ada ibu-ibu masuk ke sini, kami cek kamera pemantau (CCTV) lingkungan. Di rekaman terlihat, Minggu (26/2) pukul 17.02, masuk ke rumah tersebut,” kata Ketua RT 011 Purwo Darmanto, Selasa (28/2/2023), di Bekasi.
Dua perempuan yang terekam CCTV masuk ke rumah dengan berboncengan sepeda motor itu belakangan diketahui bernama Yusi Purawati (48) dan Heni Purwaningsih (47). Rumah yang mereka datangi itu merupakan rumah kontrakan yang dihuni Permana Kusuma (50).
Dari pengecekan CCTV pada Senin sore, dua perempuan itu tak lagi keluar dari rumah Permana. Pengurus wilayah bersama suami dari dua perempuan itu kian yakin kalau istri mereka masih di dalam rumah.
”Awalnya kami minta izin. Ada perwakilan keluarga laki-laki, keluarga perempuan, polisi, dan pengurus wilayah. Setelah itu kami dobrak pintu samping,” tutur Purwanto.
Seusai pintu didobrak, pihaknya menemukan Permana, penghuni kontrakan, tubuhnya bersimbah darah akibat luka sayatan di salah satu tangannya. Namun, dua perempuan yang terekam CCTV masuk ke rumah itu tak terlihat.
Pihak keluarga bersama kepolisian kemudian menemukan gundukan dari coran semen di ruangan depan. Gundukan setinggi sekitar 75 sentimeter itu terlihat masih baru. Coran itu saat dibongkar pada Selasa (27/2/2023) pagi, diketahui jadi tempat berbaring Yusi dan Heni. Mereka ditemukan dalam kondisi sudah tak bernyawa.
Menyidik aktor pembunuhan
Kepala Kepolisian Resor Metro Bekasi Kota Komisaris Besar Hengki, pada Selasa siang, mengatakan, dari hasil pemeriksaan dan pembongkaran gundukan coran semen itu, ditemukan dua korban perempuan dalam kondisi tertumpuk. Mereka juga dikubur dengan kondisi badan dan anggota tubuh lurus atau tanpa ditekuk.
”Kami belum bisa pastikan kapan mereka dibunuh,” kata Hengki.
Polisi juga tak gegabah dalam menyimpulkan pelaku atau aktor yang membunuh dan mengubur dua korban itu. Hasil penyidikan masih terus berjalan, termasuk memeriksa saksi, dan menunggu hasil laboratorium forensik.
Dua korban yang terkubur coran semen dan Permana, yang saat ditemukan sekarat, lalu meninggal, disebut saling mengenal. Namun, polisi menolak berspekulasi kalau Permana merupakan pelaku yang membunuh kedua korban, lalu memilih bunuh diri.
”Saya tidak bisa menyimpulkan. Bukan kewenangan saya. Nanti dari kedokteran forensik,” kata Hengki.
Dari pemeriksaan di rumah kontrakan itu, polisi juga menemukan sejumlah barang bukti. Beberapa barang bukti itu berupa dua bilah pisau.
Senyap
Menurut Purwo, kondisi rumah Permana sama sekali tak mencurigakan saat Yusi dan Heni masuk ke rumah itu pada Minggu (26/2) sore. Tetangga sekitar pun sama sekali tak mendengar ada suara keributan di dalam rumah tersebut.
Sosok Permana sejak tinggal di kontrakan tersebut selama tiga tahun terakhir juga tak memiliki kegiatan mencurigakan. Warga mengenal Permana sebagai karyawan yang bekerja di perusahaan penjualan besi di wilayah Kota Bekasi.
Aktivitas beli semen itu pagi. Senin pukul 07.55, ada aktivitas material masuk ke rumahnya
Namun, pada Senin (27/2) pagi, sejumlah warga mengetahui kalau lelaki separuh baya itu sempat membeli bahan atau material bangunan, termasuk semen. Kesaksian warga itu diperkuat dengan rekaman CCTV pada Senin pagi.
”Aktivitas beli semen itu pagi. Senin pukul 07.55, ada aktivitas material masuk ke rumahnya,” kata Purwo.
Pembelian semen pada pagi hari jadi petunjuk penting bagi kepolisian menguak kasus pembunuhan di Harapan Jaya itu. Polisi pun menyebutkan bahwa tempat Permana membeli material dan berinteraksi dengan sejumlah pihak pun telah diketahui polisi.
Psikolog Forensik Reza Indragiri Amriel, saat dihubungi terpisah, menyebutkan, pembunuhan dengan jumlah korban lebih dari satu orang dan dilakukan bersamaan bisa terjadi dengan terlebih dahulu melumpuhkan korbannya.
”(Korban) sadar, tetapi dalam keadaan dilumpuhkan, bisa saja. Racun, bekap (kekurangan oksigen), kepala dipukul benda keras,” katanya.