Jakarta Siapkan Skema Setelah Tak Menjadi Ibu Kota Negara
Jakarta tengah menyiapkan strategi supaya perpindahan ibu kota negara ke Kalimantan Timur tidak berdampak buruk bagi kawasannya. Upaya Jakarta salah satunya dengan memperkuat berbagai infrastruktur yang dibutuhkan.
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·2 menit baca
KOMPAS/PRIYOMBODO
Heru Budi Hartono, Penjabat Gubernur DKI Jakarta
JAKARTA, KOMPAS — Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengungkapkan, tengah disiapkan strategi agar perpindahan ibu kota ke Kalimantan Timur tidak berdampak buruk bagi Jakarta. Salah satu upayanya, Jakarta tengah memperkuat infrastruktur sebagai bagian dari 11 strategi mendukung kawasan ini menjadi kota ekonomi dan bisnis setelah tak lagi berstatus ib kota negara.
Heru Budi menjelaskan, Jakarta sebagai kota ekonomi akan masuk dalam jajaran kota global (global city). ”Global City itu ada penilaiannya (secara khusus),” kata Heru Budi seusai menghadiri pengukuhan Kepala Perwakilan Bank Indonesia DKI di Jakarta, Jumat (24/2/2023).
Menurut Heru Budi, selain infrastruktur, DKI Jakarta juga melakukan penguatan sarana prasarana hingga pengendalian inflasi. Untuk penguatan infrastruktur, Heru Budi menyebutkan, di antaranya penyediaan layanan air bersih di Jakarta yang saat ini cakupan layanannya baru 65 persen.
BUMD DKI Jakarta, PAM Jaya, ditargetkan untuk mampu memperluas cakupan layanan air bersih. Targetnya bisa mencapai satu juta pelanggan baru pada 2030.
Dalam kesempatan yang sama, Deputi Gubernur Bank Indonesia Juda Agung mengatakan, dalam mengawal perekonomian terdapat tiga hal yang harus diteruskan untuk meningkatkan kontribusi Bank Indonesia kepada Pemprov DKI Jakarta.
Pertama mengimplementasikan peran sebagai penasihan strategis yang kredibel dan dapat diandalkan; kedua, memperkuat langkah-langkah koordinasi dalam pengendaian inflasi; dan ketiga mendorong digitalisasi daerah terlebih DKI Jakarta memiliki dukungan infrastruktur dan literasi digital yang sangat baik.
KOMPAS/AGUS SUSANTO
Suasana Balai Kota DKI Jakarta di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (1/12/2020).
Ia menyebut, ada pula tiga tantangan yang perlu disikapi oleh Pemprov DKI Jakarta saat ini. Tantangan itu terkait rencana pindahnya ibu kota negara ke Nusantara di Kalimantan Timur, mendefinisikan kembali Jakarta setelah tak lagi jadi ibu kota negara, serta menjaga inflasi dan mendorong Jakarta sebagai kota cerdas (smart city) dengan dukungan infrastruktur yang memadai.
”Bank Indonesia akan terus aktif berkontribusi, khususnya memberikan masukan terkait proses bisnis dengan sistem pembayaran yang integrated, interoperable, dan interconnected atau3i,” katanya.