Pelaku Mutilasi di Bekasi Habisi Korban Gunakan Gergaji Listrik
Dari hasil penyelidikan awal, anggota tubuh korban berjenis kelamin perempuan yang ditemukan di sebuah kontrakan di Tambun Selatan, Bekasi, dimutilasi menggunakan gergaji listrik.
Oleh
STEFANUS ATO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kepolisian Daerah Metro Jaya mengedepankan metode ilmiah dalam penyidikan kasus mutilasi di Bekasi, Jawa Barat. Dari hasil penyelidikan awal, anggota tubuh korban berjenis kelamin perempuan itu dimutilasi menggunakan gergaji listrik.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Hengki Haryadi mengatakan, kasus mutilasi itu bermula saat polisi mendapat laporan terkait dengan hilangnya seorang lelaki bernama M Ecky Listiantho (34). Lelaki asal Kota Bekasi, Jawa Barat, itu dilaporkan hilang oleh keluarga setelah pamit untuk pergi ke bank. Lelaki itu hilang sejak 23 Desember 2022.
”Kami temukan informasi kalau yang bersangkutan ada di kos-kosan di Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi. Saat kami cari di lokasi itu, ternyata di dalam kos kami menemukan suatu hal yang mengejutkan tim penyelidik. Ternyata di sana ada jenazah dalam dua kontainer,” kata Hengki di Polda Metro Jaya, Sabtu (31/12/2022) pagi.
Temuan jenazah terbungkus plastik hitam dalam kontainer pada 29 Desember 2022 di sebuah kontrakan di Kampung Buaran, Desa Lambangsari, Tambun Selatan, itu mengagetkan sekaligus menimbulkan pertanyaan. Penyidik bersama tim Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) Polri kemudian bergegas menggelar penyidikan dan menemukan identitas seorang perempuan di kontrakan tersebut yang diduga jadi korban mutilasi.
Polisi, kata Hengki, turut mengundang tim Laboratorium Forensik (Labfor) Polri untuk menggelar olah tempat kejadian perkara (TKP) serta menggandeng tim Kedokteran Forensik Rumah Sakit Bhayangkara Kramatjati untuk pemeriksaan atau otopsi terhadap jenazah korban mutilasi tersebut.
”Jenazah ini diduga sudah cukup lama ada di kos-kosan tersebut. Sampai saat ini kami sedang melakukan penyelidikan, kami tidak boleh gegabah,” kata Hengki.
Menurut Hengki, dari hasil penyelidikan awal tim kedokteran forensik, jenazah korban tak dimutilasi menggunakan parang atau golok. Hal ini terlihat dari sejumlah anggota tubuh, terutama tulang korban yang tampak bergerigi.
”Informasinya (korban) dipotong menggunakan gergaji listrik. Ini jadi pertanyaan kami lagi, kenapa tetangga-tetangga tidak mendengar. Kenapa begitu permisif, mayat sekian lama ada di sana, kemudian tidak ada yang tahu atau peduli,” kata Hengki.
Metode ilmiah
Hengki menambahkan, polisi masih terus melakukan penyidikan lanjutan untuk menentukan tersangka dan menguak identitas korban. Salah satu identitas perempuan yang diduga kuat mengarah ke korban ditemukan di kontrakan Ecky.
Namun, polisi masih bakal melakukan uji asam deoksiribonukleat (DNA) untuk mendapat hasil yang sahih terkait dengan kecocokan DNA antara jasad korban mutilasi dan identitas seorang perempuan yang ditemukan di lokasi temuan jasad mutilasi. ”Saya belum tanda tangan penetapan tersangka karena kami benar-benar harus berdasarkan alat bukti,” ucap Hengki.
Adapun jumlah terduga pelaku yang telah ditangkap polisi terdiri dari beberapa orang. Satu di antaranya ialah Ecky yang dilaporkan hilang, seorang perempuan, dan ada beberapa pihak lain yang belum disebutkan jumlah pastinya oleh polisi.
Sementara itu, Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Metro Jaya Komisaris Besar Hery Wijatmoko mengatakan, pihak kedokteran forensik masih melakukan pemeriksaan. Jumlah potongan tubuh korban mutilasi juga sedang dalam proses identifikasi.