Hingga 13 November 2022, petugas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan DKI Jakarta telah menangani 1.503 kasus kebakaran. Sebagian di antaranya melanda pasar. Para pedagang menanggung kerugian juga trauma.
Oleh
Agustinus Yoga Primantoro
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Tiga hari pascakebakaran, aktivitas para pedagang di Pasar Pagi Asemka, Kelurahan Pinangsia, Kecamatan Taman Sari, Jakarta Barat, Senin (21/11/2022), telah kembali normal. Para pedagang kembali berjualan secara darurat untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Garis polisi masih melintang di depan tiga kios yang terdampak kebakaran, Jumat (18/11). Bau gosong dari balik pintu-pintu berwarna kuning itu samar masih tercium. Tiga kios yang dilalap si jago merah masih tertutup rapat. Kerugian jutaan rupiah diperkirakan ditanggung para pedagang korban kebakaran akibat hangusnya berbagai barang dagangan mereka.
Arif Mustofa (22), pedagang masker dan boneka yang kiosnya terbakar, merupakan satu-satunya pedagang yang kembali berjualan. Meski masih merasa terguncang atas insiden tersebut, Arif harus tetap berjualan untuk memenuhi penghidupannya sehari setelah kebakaran.
”Masih kebayang sama kobaran api dan lebih ke merasa syok karena barang-barang di gudang terbakar. Pemilik ruko sebelah itu sampai nangis-nangis,” kata Arif yang kini membuka lapak darurat untuk berjualan di seberang rukonya.
Kebakaran tersebut disebabkan oleh hubungan pendek arus listrik dari kios pedagang sebelah kios Arif. Mula-mula api menyambar gudang kios tersebut yang terletak di atas langit-langit kios. Kobaran api kian besar akibat barang-barang di gudang yang mudah terbakar.
Saat itu, Arif mendengar seseorang berteriak bahwa ada bau asap. Ia pun segera naik ke atas untuk memastikannya. Melalui celah kecil pada sekat gudangnya, Arif mengatakan, api sudah menyala besar.
”Lemes saya lihat api sudah besar. Barang-barang ludes semua,” lanjut pedagang yang telah dua tahun berjualan di pasar itu.
Di samping itu, Rifai (24), pedagang lainnya, juga merasa khawatir jika sewaktu-waktu kebakaran terjadi lagi. Kendati kios tempatnya bekerja tidak terdampak, ia tetap waswas apabila kejadian itu terulang.
Kaget, tiba-tiba setelah ada percikan dari kabel, api membesar. Waktu itu kebetulan ada angin kencang jadi kobaran besar.
Rahmat Subeni (48), pengojek pangkalan di pasar itu, merupakan salah satu saksi mata kebakaran. Sebelum terjadi kebakaran, ia melihat adanya percikan api dari salah satu kabel yang tersambung ke ruko-ruko pasar.
”Kaget, tiba-tiba setelah ada percikan dari kabel, api membesar. Waktu itu kebetulan ada angin kencang jadi kobaran besar,” kata Rahmat.
Berdasarkan keterangan tertulis Suku Dinas Pemadam Kebakaran Jakarta Barat, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Kobaran api yang dilaporkan terjadi sekitar pukul 11.29 WIB itu berhasil dipadamkan pada pukul 12.54 WIB dengan mengerahkan 14 mobil pemadam dan 70 personel. Tercatat kebakaran itu menimpa 20 kios dengan luas area 300 meter persegi dan kerugian ditaksir sekitar Rp 2 miliar.
Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (PPKUKM) Jakarta Barat Iqbal Idham Ramid mengatakan, pihaknya telah meninjau lokasi kejadian. Saat ini, lanjut Iqbal, Suku Dinas PPKUKM Jakarta Barat masih melakukan pendataan terkait jumlah kerugian pedagang.
”Berdasarkan laporan, ada 20 kios yang terdampak. Namun, yang benar-benar terbakar ada tiga kios, sementara 17 lainnya itu terdampak karena dibongkar untuk selang air dan terkena semprotan air,” kata Iqbal saat dihubungi dari Jakarta.
Untuk mengantisipasi agar kebakaran tersebut tidak terulang, Suku Dinas PPKUKM akan menambah jumlah alat pemadam api ringan (APAR). Selanjutnya, kabel-kabel listrik yang terhubung ke kios para pedagang telah diganti. Selain itu, sosialisasi terhadap para pedagang juga telah dilakukan.
”Kemarin kami sampaikan kepada PLN supaya mengecek instalasi listrik para pedagang. Kami juga sosialisasikan kepada para pedagang agar tidak menyimpan barang dagangannya di atas kios,” ujar Iqbal melanjutkan.
Terkait bantuan, Suku Dinas PPKUKM Jakarta Barat masih mengupayakan santunan bagi para pedagang yang terdampak. Santunan tersebut baru akan diberikan jika memang ada bantuan dari pemerintah.
Di sisi lain, Sekretaris Jenderal Dewan Pengurus Pusat Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (DPP IKAPPI) Reynaldi Sarijowan menyampaikan, saat ini pihaknya masih menginvestigasi kejadian tersebut. Sebelumnya, seperti dikutip dalam Kompas.id, Kamis (20/5/2021), DPP IKAPPI menilai Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kurang peduli terhadap pasar tradisional karena peristiwa kebakaran tersebut berulang kali terjadi dengan penyebab yang sama, seperti hubungan pendek arus listrik.