Tingkat Kematian Kasus Gangguan Ginjal Akut di DKI Capai 58 Persen
Tingkat kematian pada kasus gangguan ginjal akut di Jakarta tergolong tinggi. Pada tahap gangguan ginjal akut yang lebih lanjut, pasien mengalami penurunan kesadaran. Tahap itu yang berbahaya dan menyebabkan kematian.
Oleh
WILLY MEDI CHRISTIAN NABABAN
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta mencatat masalah gangguan ginjal akut di Ibu Kota telah mencapai 90 kasus per 24 Oktober 2022. Angka ini diperkirakan terus bertambah seiring upaya deteksi dini yang dilakukan masyarakat. Tingkat kematian juga tinggi hingga lebih dari separuh dari total kasus.
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi DKI Jakarta Luigi menjelaskan, dari 90 kasus, 58,54 persen di antaranya meninggal, 26,29 persen masih dalam perawatan, dan 15,17 persen sembuh. Kasus gangguan ginjal akut di DKI Jakarta didominasi oleh anak balita, yakni 74,72 persen.
”Gejala yang paling banyak dikeluhkan adalah demam, malaise atau rasa tidak nyaman, gangguan saluran pencernaan, dan penurunan kesadaran,” ucapnya, Selasa (25/10/2022).
Langkah antisipasi juga ditempuh untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang upaya pencegahan dan deteksi dini. Orangtua diharapkan memantau gejala gangguan ginjal akut yang timbul pada anaknya.
Untuk tenaga kesehatan perlu dibekali kemampuan menilai kegawatan pada anak dengan melakukan skrining awal, seperti pemeriksaan gejala, fisik, dan laboratorium.
Gejala itu antara lain demam, batuk, pilek, diare, mual, dan muntah. Selain itu, ada juga perubahan warna urine menjadi coklat dan penurunan jumlah urine. Ketika terdeteksi, orangtua harus langsung membawa anaknya ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
”Untuk tenaga kesehatan perlu dibekali kemampuan menilai kegawatan pada anak dengan melakukan skrining awal, seperti pemeriksaan gejala, fisik, dan laboratorium,” ujarnya.
Menurut Pediatrik Intensivist (KSM) Ilmu Kesehatan Anak Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSUPN) Cipto Mangunkusumo Tartila, gagal ginjal akut akan semakin berbahaya ketika lambat ditangani. Alur perjalanan penyakitnya adalah timbul gejala awal kemudian berlanjut ke perubahan warna urine dan penurunan jumlah urine.
”Pada tahap yang lebih lanjut, pasien akan mengalami penurunan kesadaran. Tahap lanjut tersebut yang berbahaya dan menyebabkan kematian,” katanya.
Selain itu, terdapat perbedaan kemampuan ginjal pada anak balita dan orang dewasa sehingga dampak gagal ginjal akan berbeda tingkat keparahannya pada setiap orang.
Menurut Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Provinsi DKI Jakarta Dwi Oktavia, peningkatan jumlah kasus tidak dapat dihindarkan. Selain karena meningkatnya partisipasi masyarakat untuk deteksi dini, penyedia fasilitas kesehatan juga dituntut untuk melaporkan peristiwa terkait kasus gagal ginjal akut.
Hal ini diperlukan untuk mempercepat proses identifikasi penyebab gagal ginjal akut yang merebak di Indonesia sehingga pengumpulan informasi sebanyak-banyaknya harus terus dilakukan semua pihak.
Sebanyak 60 rumah sakit di DKI Jakarta mengambil bagian dalam penanganan gagal ginjal akut. Rumah sakit tersebut menyediakan 197 tempat tidur untuk pediatric intensive care unit (PICU). Bahkan, kapasitas penyediaan tempat tidur dapat ditingkatkan hingga 219 unit.
Rumah sakit umum daerah (RSUD) kelas A dan B diberikan wewenang oleh Kementerian Kesehatan untuk mendistribusikan obat penawar gagal ginjal akut. Selain itu Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) akan berperan sebagai tempat pengujian obat dan sampel untuk pemeriksaan toksikologi.
Selain itu, Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyediakan layanan deteksi dini gagal ginjal akut pada puskesmas tingkat kecamatan. Selain layanan deteksi dini, puskesmas juga dapat menjadi tempat konsultasi bagi orangtua dalam menentukan obat untuk anaknya (Kompas.id, 24/10/2022).
”Karena demam, anak saya langsung dibawa ke puskesmas. Tadi sudah dilakukan pengujian urine,” ucap Rafiqa (32), di Puskesmas Kecamatan Palmerah, Jakarta Barat.
Pengujian itu dilakukan untuk mendeteksi potensi gagal ginjal akut. Setelah pengujian, ia diberi obat bentuk tablet dan diminta memantau volume urine anaknya.