Warga Ingin Pedagang dan Tempat Parkir Terfasilitasi di Tebet Eco Park
Warga berharap pemerintah daerah memfungsikan fasilitas resmi untuk pedagang dan parkir kendaraan di kawasan sekitar Tebet Eco Park, Jakarta Selatan. Ketidakteraturan akibat ramainya pengunjung merenggut hak hidup warga setempat.
Oleh
ERIKA KURNIA
·6 menit baca
KOMPAS/ERIKA KURNIA
Suasana Jalan Tebet Barat IX yang dihubungkan dengan Jembatan Infinity Tebet Eco Park, Jakarta Selatan, Rabu (15/6/2022). Hari ini Tebet Eco Park ditutup sementara untuk pemeliharaan taman dan perbaikan fasilitas.
JAKARTA, KOMPAS — Mulai Rabu (15/6/2022) hingga akhir Juni, Tebet Eco Park, di Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan, tutup untuk sementara. Pemerintah daerah memutuskan untuk memperbaiki dan mengevaluasi dibukanya taman seluas 2,5 hektar tersebut. Warga yang hendak berkunjung pun kecewa, tetapi warga asli Tebet ingin ada solusi atas kesemrawutan yang terjadi belakangan.
Taman yang berlokasi di Kelurahan Tebet Barat itu tutup mulai hari ini. Spanduk sebesar sekitar 2 meter dan 0,5 meter yang berisi informasi mengenai penutupan sementara taman terpasang di berbagai sisi. Beberapa spanduk yang lebih besar berisi rekomendasi 10 taman yang bisa dikunjungi warga di Jakarta juga dipasang di sisi pagar taman.
Informasi penutupan ini sebelumnya diinformasikan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui akun media sosial, seperti Instagram @dkijakarta. ”Untuk pemeliharaan taman dan perbaikan fasilitas serta persiapan penetapan kawasan Tebet Eco Park sebagai zona emisi rendah setiap akhir pekan, Tebet Eco Park tutup sementara,” tulis akun tersebut.
Kepada Kompas, Zulfikar, salah satu petugas Pengamanan Dalam (Pamdal) Tebet Eco Park, mengatakan, keputusan penutupan terbilang mendadak setelah Gubernur Anies Baswedan melakukan inspeksi mendadak, Selasa (14/6/2022) sore.
Sebenarnya saya senang kalau taman ini dipercantik. Masalahnya satu saja, tidak ada tempat parkir.
KOMPAS/ERIKA KURNIA
Suasana Jalan Tebet Barat IX yang dihubungkan dengan Jembatan Infinity Tebet Eco Park, Jakarta Selatan, Rabu (15/6/2022). Hari ini Tebet Eco Park ditutup sementara untuk pemeliharaan taman dan perbaikan fasilitas.
Anies mengecek kondisi taman yang ia resmikan akhir April silam. Kemarin, taman tutup lebih awal pada pukul 17.00 dari biasanya yang buka sejak pukul 06.00 sampai pukul 19.30.
”Setelah dilihat (Gubernur Anies), ternyata ada rumput taman rusak, terus beberapa bagian di jembatan penghubung rusak,” katanya. Daerah yang disebut rusak kini telah dibatasi dengan pita kuning hitam. Wartawan juga tidak diizinkan masuk ke dalam.
Rabu siang, sejumlah pegawai satuan kerja perangkat daerah (SKPD) di Jakarta Selatan meninjau Tebet Eco Park. Wali Kota Jakarta Selatan Munjirin dikabarkan akan memimpin pengecekan dan pengarahan kepada bawahannya setelah bertemu Gubernur Anies.
Sementara itu, sejumlah rombongan calon pengunjung yang tidak mengetahui informasi penutupan berdatangan ke taman tersebut. Calon pengunjung yang datang rata-rata orang dewasa membawa anak. Selain menggunakan jasa transportasi daring, banyak dari mereka datang dengan sepeda motor.
KOMPAS/ERIKA KURNIA
Sejumlah warga hendak mendatangi Tebet Eco Park, Jakarta Selatan, Rabu (15/6/2022). Taman Tebet Eco Park ditutup sementara untuk pemeliharaan taman dan perbaikan fasilitas pada 15-30 Juni 2022.
Calon pengunjung memilih datang pada hari kerja karena dinilai lebih sepi daripada akhir pekan. Yana (58), warga Cempaka Putih, Jakarta Pusat, datang untuk kedua kalinya ke taman itu. Kali ini, ia datang bersama tiga anaknya dan lima cucunya asal Bekasi, Jawa Barat, menggunakan taksi.
”Mau ke sini karena lagi libur sekolah, sebagian cucu belum ke sini. Eh, tiba-tiba tutup, katanya karena pengunjung membeludak, banyak permainan rusak, jadi perlu diperbaiki,” katanya.
Ia dengan keluarganya sudah membawa bekal makanan untuk piknik di dalam taman. Namun, penutupan taman membuatnya kecewa karena ia ingin cucunya bisa merasakan suasana taman yang sejuk dan luas dengan arena bermain yang gratis.
Yana juga mengaku rela ke tempat itu karena di daerah tempat tinggalnya hanya ada ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA) yang tidak seluas dan sebagus taman itu. Ia juga tidak kapok meski terjebak kemacetan saat datang pertama kali.
KOMPAS/ERIKA KURNIA
Tebet Eco Park, Jakarta Selatan, sepi pengunjung karena tutup pada Rabu (15/6/2022). Penutupan sementara dilakukan untuk pemeliharaan taman dan perbaikan fasilitas pada 15-30 Juni 2022.
”Waktu itu (datang) setelah Lebaran. Di sini ramai, penuh, dan macet, masuk ke sini naik motor setengah jam sendiri. Sudah begitu, masuk harus pakai aplikasi Peduli Lindungi. Saya, sih, enggak kapok karena bisa bawa cucu ke tempat yang enggak jauh dan gratis,” ujarnya.
Pengunjung lain, Vera (39), yang pertama kali datang ke sana juga kecewa dengan penutupan Tebet Eco Park. Ia mengaku sudah meluangkan waktu dengan beberapa temannya untuk reuni. ”Saya sampai cuti kerja untuk bisa main bersama teman saya yang merekomendasikan taman ini. Ternyata tutup,” kata warga Cipayung, Jakarta Timur, itu.
Antusiasme warga luar wilayah Tebet dan sekitarnya untuk mengunjungi terbilang cukup tinggi. Situasi ini kerap dikeluhkan warga sekitar taman karena kesemrawutan yang ditimbulkan oleh kendaraan pengunjung dan pedagang yang mencari peluang di tengah kerumunan pengunjung, khususnya di akhir pekan.
Dody Armansyah (50), warga yang tinggal di Tebet sejak 1979, mengaku resah dengan magnet yang muncul di Tebet Eco Park. Kemacetan yang tidak tertahankan menjadi salah satu alasannya.
KOMPAS/ERIKA KURNIA
Spanduk larangan parkir yang dipasang di trotoar di sekitar kawasan Tebet Eco Park, Jakarta Selatan.
Kendaraan pengunjung yang parkir sembarangan, pedagang kaki lima, delman, hingga odong-odong, kata Dody, membuat jalan dua arah selebar sekitar enam meter di sekitar taman penuh. Masalah lain yang muncul adalah parkir liar yang memenuhi badan jalan.
”Ini karena banyak orang yang mendadak datang ke sini. Mereka kebanyakan orang luar, Bekasi, Depok, Tangerang. Mereka penasaran aja, naik jembatan, main di tamannya,” ujarnya.
Pria yang sehari-hari bekerja sebagai pengemudi ojek daring itu merasakan kemacetan di sekitar lokasi taman justru merugikannya. Ia sering harus menolak pesanan calon penumpang yang minta diantarkan ke taman itu jika kemacetan di lokasi sangat parah.
”Saya mending terima pesanan ke Tanah Abang dari daerah Tebet yang enggak macet daripada harus ke taman ini aja tapi macet banget. Soalnya, tarif saya, kan, sesuai jarak. Kalau bagi ojek pangkalan, ramainya pengunjung menguntungkan,” tuturnya.
KOMPAS/ERIKA KURNIA
Spanduk berisi informasi penutupan sementara Taman Tebet Eco Park pada 15-30 Juni 2022.
Ia mengaku belum pernah berkunjung ke taman itu sejak dipercantik. Sebelumnya, taman yang dulu terbagi dua dan bernama Taman Honda (sisi utara) dan Taman Seno (sisi selatan) sering ia pakai untuk lari pagi atau menemani anaknya bersepeda.
”Sebenarnya saya senang kalau taman ini dipercantik. Masalahnya satu saja, tidak ada tempat parkir,” ujar Dody.
Setali tiga uang, Muhammad Nugie (37), yang tinggal di rumah susun sekitar taman, juga berharap pemerintah daerah yang membangun taman itu menyiapkan fasilitas parkir. Ia juga menyoroti fasilitas berjualan bagi pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Tidak adanya kontrol terhadap pedagang bahkan membuat warga seperti Nugie sulit untuk keluar rumah, bahkan dengan berjalan kaki. Selain itu, ia juga mengeluhkan masalah sampah yang membuat lingkungan sekitar kumuh. Kondisi itu ia hadapi setiap Jumat, Sabtu, dan Minggu.
KOMPAS/ERIKA KURNIA
Sejumlah warga hendak mendatangi Tebet Eco Park, Jakarta Selatan, Rabu (15/6/2022). Taman Tebet Eco Park ditutup sementara untuk pemeliharaan taman dan perbaikan fasilitas pada 15-30 Juni 2022.
”Memang ada sisi untung dari keramaian ini, warga rusun tempat saya tinggal banyak yang mendadak jualan dan laku. Tapi, negatifnya, suasana jadi ribut sekali dengan pedagang. Jiwa pedagang orang kita ini memang harus difasilitasi agar tidak barbar,” ujarnya.
Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta menjelaskan, Tebet Eco Park menawarkan zona untuk UMKM di sisi utara. Namun, setelah dibuka beberapa bulan, zona itu belum difungsikan. Zona lainnya adalah Tebet Eco Park Plaza, Community Lawn, Thematic Garden, dan UMKM di sisi utara. Kemudian, di sisi selatan terdapat Wetland Boardwalk, Community Garden, Children Playground, dan Forest Buffer.
Kawasan hijau di Tebet itu pertama kali direvitalisasi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada 2014. Taman Honda, satu sisi taman yang menjadi Tebet Eco Park, sebelumnya diokupasi sekelompok warga yang mendirikan tempat usaha, seperti tempat mengepul barang bekas, warung, dan bengkel, serta rumah tinggal tanpa izin selama puluhan tahun (Kompas, 23/10/2014).
Kini, warga sekitar Tebet Eco Park berharap pemerintah segera memberi solusi yang tepat dari pengalaman beberapa bulan terakhir agar tidak lagi merugikan. ”Idealnya, hal yang tujuannya membuat warga bahagia jangan membuat warga sekitarnya jadi enggak bahagia,” kata Nugie.
KOMPAS/ERIKA KURNIA
Spanduk berisi informasi penutupan sementara Taman Tebet Eco Park pada 15-30 Juni 2022.