Debit Air Lebih Tinggi dari Tanggul, Kota Bekasi Kebanjiran
Hampir setiap tahun, sejumlah perumahan di bantaran Kali Bekasi selalu terendam banjir. Hujan lagi-lagi disebut biang penyebabnya.
Oleh
STEFANUS ATO
·3 menit baca
BEKASI, KOMPAS — Luapan banjir Kali Bekasi yang merendam permukiman warga di empat kecamatan wilayah Kota Bekasi, Jawa Barat, baru surut pada Kamis (17/2/2022) sore. Banjir di kota itu disebut akibat tinggi muka air yang melintasi Kali Bekasi lebih tinggi dari tanggul sungai.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Bekasi, banjir di sejumlah wilayah itu terjadi sejak Rabu hingga Kamis (17/2/2022) siang. Cakupan banjir dengan ketinggian 50-200 cm ini tersebar di empat wilayah kecamatan dengan jumlah warga terdampak mencapai 102 keluarga (408 jiwa).
Pelaksana Tugas Wali Kota Bekasi Tri Adhianto mengatakan, setelah banjir surut, pihaknya fokus membersihkan lumpur dampak banjir yang mengendap di kawasan perumahan warga. Pemerintah Kota Bekasi juga membangun dapur umum untuk menyuplai kebutuhan makan dan minum warga yang terdampak banjir.
”Kami menyiapkan truk sampah dan pemadam kebakaran untuk bersih-bersih rumah warga dan bersihkan lumpur. Dapur umum juga sudah berdiri sejak pagi untuk konsumsi warga yang tidak bisa beraktivitas,” kata Tri, Kamis (17/2/2022), di Bekasi.
Banjir yang merendam empat wilayah kecamatan di Kota Bekasi itu, antara lain, akibat hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut pada Rabu (16/2/2022) malam. Genangan banjir diperparah dengan meluapnya Sungai Cikeas-Cileungsi dari Bogor yang bermuara di Kali Bekasi.
Beberapa wilayah atau kawasan perumahan yang terdampak luapan Kali Bekasi, antara lain, Perumahan Vilajatirasa, Perumahan Pondok Mitra Lestari, dan Perumahan Pondok Gede Permai di Kelurahan Jatirasa, Kecamatan Jatiasih. Ketinggian air di beberapa kawasan perumahan itu mulai dari 10 cm sampai 70 cm.
Tri mengatakan, kawasan perumahan warga di Kota Bekasi yang dilintasi Kali Bekasi rata-rata terdampak banjir. Ini karena debit banjir yang melintasi Kali Bekasi itu ketinggian airnya lebih tinggi dari tanggul.
”Ketinggian tanggul kami itu rata-rata 6 meter. Nah, banjir yang datang itu 7,5 meter. Jadi, sudah pasti melimpas,” kata Tri.
Upaya pemerintah
Persoalan banjir di wilayah Kota Bekasi terjadi berulang. Hampir setiap tahun perumahan warga di bantaran Kali Bekasi selalu rutin terendam banjir. Namun, upaya pengendalian banjir salah satunya melalui normalisasi Kali Bekasi masih belum rampung.
”Penanganan konkret sedang berjalan. Jadi, ini perlu adanya tahapan dan target untuk kami selesaikan dalam tiga tahun,” kata Tri.
Target tiga tahun yang dimaksud Tri itu sudah dimulai sejak 2021. Artinya, pada 2022 ini penanganan konkret penyelesaian banjir Bekasi sudah berlangsung dua tahun. Hasilnya, panjang aliran Kali Bekasi yang sudah dinormalisasi 5,2 kilometer.
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) Bambang Heri Mulyono, dihubungi terpisah, mengatakan, Kali Bekasi yang sudah dinormalisasi sepanjang 5,2 kilometer itu merupakan bagian dari paket satu normalisasi Kali Bekasi. Total panjang paket satu proyek normalisasi itu sekitar 11 kilometer atau dimulai dari titik pertemuan Sungai Cikeas-Cileungsi hingga ke Bendung Bekasi.
”Sebenarnya tinggal sedikit lagi kalau lahannya tuntas. Kalau lahannya tidak segera dibebaskan, ya, bisa berhenti,” kata Bambang.
Pembebasan lahan untuk normalisasi Kali Bekasi memang menjadi tanggung jawab pemerintah daerah. Tri Adhianto memastikan bahwa pihaknya terus bergerak untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang selama ini menjadi kendala terhambatnya upaya pengendalian banjir Kali Bekasi.
”Kami juga berharap di hulu juga selesai terkait dengan tata guna lahan yang ada di atas (hulu Sungai Cikeas dan Cileungsi). Itu tentu sangat berpengaruh dengan kami yang di hilir,” ucap Tri.