Kebutuhan Pangan Warga DKI Mulai Meningkat Sambut Masa Libur
Jelang Natal dan Tahun Baru, TPID DKI Jakarta sidak ke Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis (23/12/2021). Kebutuhan terpantau meningkat dibandingkan dengan bulan lalu, tetapi stok dipastikan aman.
Oleh
Helena F Nababan
·3 menit baca
KOMPAS / HELENA F NABABAN
Tim Pengendali Inflasi Daerah DKI Jakarta dipimpin Asisten Bidang Perekonomian dan Keuangan Sekretariat Daerah DKI Jakarta Sri Haryati (tengah) melakukan inspeksi mendadak ke Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis (23/12/2021). Inspeksi dilakukan untuk memantau harga dan kecukupan pasokan selama Natal dan Tahun Baru.
JAKARTA, KOMPAS — Jelang masa libur Natal dan Tahun Baru, Perwakilan Bank Indonesia DKI Jakarta menyebut kebutuhan pangan warga DKI Jakarta mulai meningkat. Permintaan meningkat 4 persen-5 persen dan harga sejumlah komoditas terpantau naik. Namun, Tim Pengendali Inflasi Daerah atau TPID DKI Jakarta memastikan stok aman.
Onny Widjanarko, Kepala Perwakilan Bank Indonesia DKI Jakarta, Kamis (23/12/2021), dalam inspeksi di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, bersama-sama dengan anggota TPID DKI Jakarta lainnya, menjelaskan, permintaan pada Desember 2021 terpantau naik 4-5 persen dibandingkan November 2021. Peningkatan kebutuhan tertinggi adalah telur ayam sebesar 4,5 persen, sementara peningkatan kebutuhan terendah ada pada komoditas beras, bawang merah, bawang putih, dan gula pasir masing-masing sebesar 3,4 persen.
Peningkatan kebutuhan pangan itu juga diikuti dengan kenaikan harga pangan. Harga pada Desember 2021 terpantau naik 5-40 persen dibandingkan dengan November 2021.
Peningkatan harga tertinggi, jelas Onny, terjadi pada komoditas cabai rawit merah sebesar 25,40 persen dibandingkan minggu lalu. Sementara peningkatan harga terendah terjadi pada komoditas bawang putih sebesar 0,01 persen dibandingkan minggu lalu.
Arief Nasrudin, Direktur Utama Perumda Pasar Jaya, dalam kesempatan itu, menjelaskan, memang terjadi peningkatan kebutuhan pangan. Namun, stok dijamin aman meski pasokan komoditas yang terpengaruh cuaca.
”Contohnya cabai rawit merah yang panennya terpengaruh oleh cuaca ekstrem dan hujan,” kata Arief.
Minyak goreng curah juga sempat terpengaruh stoknya. Namun, dengan manajemen stok, minyak goreng kemasan bisa menjadi pengganti.
Perumda Pasar Jaya dengan fasilitas berupa mesin controlled atmosphere storage (CAS) atau mesin penyimpan dengan suhu yang diatur bisa menyimpan cabai merah dan bawang merah dalam jumlah mencukupi sehingga, manakala stok kurang, bisa digelontorkan.
Ditambahkan Onny, peningkatan harga produk hortikultura, khususnya aneka cabai, diakibatkan oleh penurunan pasokan sebagai dampak dari, antara lain, hujan dengan intensitas yang cukup tinggi di wilayah sentra, berakhirnya masa panen, meningkatnya permintaan dari luar Pulau Jawa, dan tingginya harga dasar di daerah sentra. Penyebab tingginya harga dasar di daerah sentra, antara lain, jumlah panenan berkurang, kualitas produk menurun, dan naiknya biaya produksi untuk pemanenan serta pemeliharaan tanaman.
Kompas/Totok Wijayanto
Buruh mengemas ulang beras menjadi ukuran 5 kilogram di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur, Sabtu (20/11/2021). Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras Indonesia mengklaim bahwa stok beras nasional cukup hingga akhir tahun. Hingga 18 November, berdasarkan data situs Pibc.foodstation.co.id, stok beras di Pasar Induk Cipinang mencapai 32.889 ton.
Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya Pamrihadi Wiraryo menambahkan, adapun untuk stok beras saat ini aman. Selain ada di Pasar Induk Beras Cipinang, beras juga ada di gudang Food Station. Per 21 Desember 2021, stok beras ada di 30.940 ton atau di atas batas aman stok.
Kegiatan inspeksi mendadak TPID DKI Jakarta itu dipimpin Asisten Perekonomian dan Keuangan Sekretariat Daerah (Setda) DKI Jakarta Sri Haryati. Sidak dilakukan untuk mengecek harga dan ketersediaan pangan menjelang hari besar keagamaan dan nasional (HBKN) Natal dan Tahun Baru 2022.
Seusai sidak, Sri menjelaskan, ia telah berkeliling ke pedagang pasar mengecek harga dan stok pangan, terutama produk yang mempengaruhi inflasi. Ia mengatakan, pada umumnya harga komiditas relatif terkendali, kecuali cabai rawit merah yang mengalami kenaikan harga. Dia menyebut, perubahan harga itu masih dalam batas yang cukup wajar dan disebabkan tingginya intensitas hujan yang menurunkan produksi serta adanya hambatan logistik.
Secara umum, TPID DKI menyatakan, stok pangan relatif aman. Stok beras 106.962 ton, daging sapi 5.732 ton, daging ayam 24.711 ton, telur ayam 20.853 ton, cabe merah keriting 3.635 ton, cabe rawit merah 2.605 ton, bawang putih 1.785 ton, bawang merah 7.369 ton, gula pasir 6.484 ton, dan minyak goreng 17.167 ton.