Tiga Orang Jadi Korban Amuk Asap di Gedung Cyber 1 Kuningan
Kebakaran diduga dipicu kebakaran kabel. Lalu, ruang tertutup membuat pembakaran tidak sempurna sehingga menimbulkan asap sangat tebal. Dua dari tiga korban yang dievakuasi petugas kini dinyatakan meninggal.
Oleh
erika kurnia
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Tiga orang menjadi korban dalam kebakaran di Gedung Cyber 1, Kelurahan Kuningan Barat, Kecamatan Mampang, Jakarta Selatan, Kamis (2/12/2021). Hubungan pendek arus listrik pada kabel server diduga menyebabkan asap tebal, yang sejauh ini membuat dua dari tiga korban dinyatakan meninggal karena diduga kehabisan oksigen. Satu korban lagi masih dalam perawatan.
Tim Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Selatan berhasil mengendalikan kepungan asap tebal yang berasal dari salah satu ujung lantai dua setelah mendapat laporan pada pukul 12.40. Asap tebal berwarna putih merebak sampai ke luar lobi lantai dasar bangunan 11 lantai tersebut.
”Dua korban ditemukan pingsan dan sudah dibawa ke rumah sakit (lalu salah satunya kini dipastikan meninggal). Sedangkan satu orang ditemukan dalam keadaan meninggal dunia,” kata Sudrajat, Komandan Peleton Pemadam Kebakaran (Damkar) Mampang, saat ditemui di lokasi.
Kami menduga ini dipicu kebakaran kabel.
Korban meninggal di lokasi diketahui laki-laki bernama Seto (18), seorang teknisi, asal Cimanggis, Depok. Korban meninggal yang lain bernama Redzuan (17) asal Depok. Redzuan ini salah satu korban yang saat ditemukan dalam kondisi pingsan dan dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Mampang. Namun, nyawa Redzuan tak bisa diselamatkan. Korban lain yang bernama Bagus (20) sejauh ini dinyatakan selamat.
Sudrajat menjelaskan, korban diduga kehabisan napas karena asap tebal. Tidak ada luka bakar dari tubuh ketiga korban karena tidak ada api yang ditemukan dalam lokasi kebakaran.
Dalam evakuasi tersebut, tim pemadam kebakaran mengerahkan 22 mobil dengan 100 personel. Tim pemadam membutuhkan banyak air dan alat bantu napas untuk mencari korban dan meredakan asap. Asap lalu berhasil dikendalikan sekitar satu jam kemudian setelah tim pemadam menyemprotkan air dan menjebol jendela di lantai dua untuk jalur keluar asap.
”Kami menduga ini dipicu kebakaran kabel. Lalu, ruang tertutup juga membuat pembakaran tidak sempurna sehingga menimbulkan asap sangat tebal. Jadi, asap ini tadi mencari ruangan kosong dan keluar dari lobi gedung,” ujarnya.
Selain karena faktor ruangan tertutup, ia juga menduga ruangan peladen (server) di lantai dua tidak memiliki alat pendeteksi asap dan pemadam kebakaran khusus. Jika sistem pendeteksi dan pemadaman kebakaran dasar itu tersedia, kejadian tersebut seharusnya bisa dikendalikan.
Sampai berita ini ditulis, sekitar pukul 17.30, banyak karyawan yang bekerja di Gedung Cyber 1 masih menyelamatkan barang-barang mereka setelah diizinkan masuk oleh penanggung jawab lantai masing-masing.
Salah seorang karyawan, Sendi, yang bekerja di lantai lima, mendatangi kantornya setelah mendapat informasi adanya kebakaran. Ia mengatakan, lantai dua kantor tersebut menjadi semacam pusat peladen dari berbagai perusahaan penyedia jasa internet dan aplikasi.
”Di lantai itu memang ruangannya khusus untuk server komputer. Ruangannya harus terjaga suhunya, harus tetap dingin. Jadi, mungkin ini yang bikin asapnya banyak,” ujarnya.