Layanan Bus Bersubsidi Segera Beroperasi di Kota Bogor
Program BTS sejalan dengan program Pemkot Bogor, yaitu layanan yang menghadirkan transportasi ramah lingkungan dan menekan potensi kemacetan.
Oleh
AGUIDO ADRI
·4 menit baca
KOMPAS, BOGOR — Program layanan angkutan umum bersubsidi melalui sistem buy the service atau BTS di Kota Bogor, Jawa Barat, direncanakan beroperasi pada Kamis (28/10/2021).
Wali Kota Bogor Bima Arya menuturkan, bantuan layanan angkutan umum dari Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) di Kota Bogor akan beroperasi akhir Oktober mendatang. Oleh karena itu, pihaknya bersama BPTJ terus mengejar persiapan sejumlah shelter dan halte yang saat ini sedang dibongkar. Selain itu, sebagai persiapan penerimaan bus BTS, Pemerintah Kota Bogor juga tengah fokus pada penyelesaian karoseri bus.
”Kemarin sudah MoU, sekarang fokus pada finishing karoseri bus. Kita harapkan pada tanggal 27 atau 28 Oktober bisa launching beberapa bus dulu, kemudian nanti bertahap,” ujar Bima, Jumat (22/10/2021).
Pada tahap awal, Pemkot Bogor akan menerima 10 unit bus BTS yang akan beroperasi di Koridor 5, Ciparigi-Warung Jambu-Air Mancur-Stasiun Bogor dengan panjang koridor 20,5 kilometer. Setelah itu secara perlahan enam koridor untuk layanan BTS akan beroperasi.
Bima menuturkan, ada sedikit perubahan terkait jumlah bus pada layanan BTS. Semula Pemkot Bogor akan menerima 75 bus. Namun, karena pengadaan bus masih dalam proses dan mengejar BTS beroperasi tahun ini, Pemkot Bogor akan menerima 40-45 bus. Sementara sisanya akan diterima tahun berikutnya.
”Sisanya tahun depan secara bertahap karena proses pengerjaannya ternyata membutuhkan waktu untuk akhirnya lelang, MoU dan sebagainya,” kata Bima. Operasional layanan bus BTS tidak sederhana karena harus menemukan besaran biaya subsidi dan biaya per kilometernya.
Oleh karena itu, perlu koordinasi intens dengan pihak pemenang lelang, yaitu Perusahaan Daerah Jasa Transportasi (PDJT) bermitra dengan PT Kojari dan PT Lorena dan membentuk konsorsium, serta pihak BPTJ. Dari koordinasi itulah, khususnya dari pihak PDJT dan konsorsium akan menentukan operasional dari beberapa koridor yang sudah disiapkan.
Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim menambahkan, halte yang dibongkar untuk bus BTS akan menyesuaikan dengan konsep dari BPTJ. Halte harus menyesuaikan bus jenis low entry desk. BPTJ juga akan membantu merevitalisasi halte-halte tersebut.
Halte yang sedang disiapkan BPTJ itu, menurut Dedie, memiliki konsep minimalis dan membutuhkan perawatan yang rendah atau low maintenance. Selain itu, sejumlah halte juga akan menyediakan tempat bagi pelaku pedagang kecil atau pelaku usaha menengah kecil dan mikro (UMKM).
”Mudah-mudahan dalam rentang waktu yang relatif sempit, seluruh pihak yang terkait dengan pelaksanaan BTS bisa menyelesaikan kewajiban masing-masing. Warga bisa merasakan manfaat dari program ini, tidak hanya terkait pelayanan transportasi yang berkelanjutan. Namun, aspek positif lainnya juga berdampak,” katanya.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Bogor Eko Prabowo menjelaskan, program BTS sejalan dengan program Pemkot Bogor, yaitu layanan yang menghadirkan transportasi ramah lingkungan dan menekan potensi kemacetan. Salah satu program yang sejalan dengan BPTJ melalui BTS, yaitu konversi 3:1, mengubah 3 angkot menjadi 1 bus berukuran tiga perempat.
Saat ini, untuk pemperkuat program konversi, pemenang lelang tengah menjalin kerja sama dengan karoseri yang telah tertuang dalam syarat lelang.
”Program ini sangat baik dalam konteks penataan transportasi di Kota Bogor. Bahkan, program tersebut sesuai dengan peraturan daerah Kota Bogor, yakni mewujudkan program konversi 3:1,” tuturnya.
Kepala subdirektorat Angkutan Orang BPTJ Saptandri Widiyanto mengatakan, program BTS di Kota Bogor merupakan pertama kali menjadi proyek percontohan di Jabodetabek. Diharapkan, kota lainnya bisa menerapkan program serupa sehingga menciptakan simbul integrasi transportasi antarwilayah.
Kota Bogor dipilih menjadi proyek percontohan BTS di Jabodetabek karena Kota Bogor memberikan respons yang baik dengan mengajukan proposal.
”Tujuannya sejalan dengan program Kota Bogor, seperti konversi angkutan kota 3:1. Selain menyiapkan enam koridor, ke depan ada sekitar 99 selter yang disiapkan. Sebanyak 54 di antaranya milik Pemkot Bogor dan sisanya milik BPTJ,” lanjutnya.
Saptandri berharap, pemenang lelang bisa segera menyiapkan 75 bus BTS untuk segera beroperasi di enam koridor. ”Program BTS ini kan selama lima tahun ke depan dengan anggaran sekitar Rp 50 miliar lebih dari Kemenhub. Jadi diharapkan program BTS ini harus segera mulai berjalan. Ini merupakan awal baru untuk transportasi di Kota Bogor,” ujarnya.