DKI Siapkan Empat Pola Penanganan Sampah Musim Hujan
Meski baru awal musim hujan, Dinas LH DKI Jakarta mengantisipasi banjir dengan menyiapkan empat pola penanganan sampah yang berpotensi menyumbat aliran air serta menyiagakan 8.945 petugas dan alat-alat berat.
Oleh
Helena F Nababan
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta menyiapkan empat pola penanganan sampah pada musim hujan. Sebanyak 8.945 petugas dan alat berat juga alat pengangkut sampah disiagakan untuk penanganan sampah musim hujan di titik-titik potensi rawan tumpukan sampah.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarat Asep Kuswanto, Selasa (19/10/2021) melalui keterangan tertulis, menjelaskan, meski baru memasuki awal musim hujan, disiapkan empat pola penanganan sampah. Pola itu disesuaikan dengan situasi hujan dan volume air.
Menurut Asep, banyak kemungkinan faktor yang menyebabkan tingginya debit air, tidak hanya sampah akibat hujan di wilayah DKI, tetapi juga kemungkinan serupa di kawasan hulu. Untuk itu, disiapkan ada empat pola penanganan sampah, yaitu mode normal, mode awas, mode tergenang, dan mode rehabilitasi.
”Mode normal pada awal musim hujan, mode awas untuk siaga banjir seperti tingginya muka air (Bendung) Katulampa dan tingginya intensitas curah hujan, mode tergenang ketika tanggap darurat banjir yang ditetapkan statusnya oleh BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah), dan terakhir, mode rehabilitasi setelah terjadinya genangan banjir,” kata Asep.
Untuk melaksanakan pola penanganan sampah itu, Dinas LH DKI Jakarta menyiagakan 8.945 personel. Mereka terlibat sebagai satgas penanganan sampah di musim hujan. Sejumlah peralatan pendukung juga disiapkan, yaitu terdiri dari 1.543 unit angkutan sampah, 118 unit alat berat, 47 unit road sweeper, dan 50 set kubus apung perahu pontoon.
Adapun lokasi yang diidentifikasi terdapat timbulan sampah cukup banyak ketika memasuki musim hujan ada di sejumlah titik terutama di Kali Ciliwung. Beberapa lokasi tersebut menjadi titik pemantauan serta penanganan khusus ketika guyuran hujan mulai intensif.
Beberapa lokasi yang dimaksud diawali dari ruas Kali Ciliwung Jagakarsa menuju Kali Ciliwung jembatan TB Simatupang, Kali Ciliwung Kalibata, Kali Ciliwung Kampung Pulo, Kali Ciliwung Manggarai, Kali Ciliwung BKB Petamburan, Kali Ciliwung Season City, dan terakhir Kali Ciliwung BKB Kalijodo menuju muara. Yang juga menjadi perhatian adalah sepanjang aliran Kali Pesanggarahan, Kali Baru Barat, dan Kali Baru Timur.
Asep melanjutkan, pola penanganan sampah itu disesuaikan dengan program tanggap banjir yang disampaikan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Program ini meliputi tahap siaga, tanggap, dan galang. Siaga, yakni dengan melihat beberapa indikator yang memungkinkan kenaikan air, seperti intensitas curah hujan yang tinggi, ketinggian muka air di Bendung Katulampama, dan potensi adanya rob di pesisir Jakarta.
Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, menurut Asep, juga akan tanggap dan galang setiap kali muncul genangan. Dinas Lingkungan Hidup akan mengerahkan kekuatan penuh untuk penanganan sampah yang menghadang aliran air dan memicu genangan.
”Saat sudah terjadi genangan, petugas Dinas LH akan segera mengerahkan kekuatan penuh dengan tanggap dan galang untuk mengangkut sampah yang menyebabkan genangan, menyiapkan jalur khusus pembuangan sampah dari wilayah terdampak di TPST (Tempat Pengolahan Sampah Terpadu) Bantargebang di Bekasi, membantu warga yang terdampak, kemudian memberikan bantuan evakuasi, persiapan toilet dan air bersih di tempat pengungsian warga, serta membersihkan sampah yang ada pascagenangan,” ujar Asep.
Asep menambahkan, Pasukan Orange DLH UPK Badan Air terus melakukan antisipasi dan memastikan agar tidak ada sampah yang menyumbat kali, saluran penghubung, dan pintu-pintu air.
”UPK Badan Air juga sudah melakukan antisipasi pembersihan sampah di sepanjang saluran penghubung dan pintu-pintu air. Kemudian terdapat petugas untuk memantau perkembangan situasi di setiap lokasi rawan tumpukan sampah saat terjadi banjir kiriman,” katanya.
Asep menyebutkan, seperti di Pintu Air Manggarai, Jembatan Kampung Melayu, Jembatan Season City, dan titik-titik lain yang rawan tumpukan sampah kiriman, petugas disiagakan memantau 24 jam.
”Ketika terjadi tumpukan sampah, selain petugas eksisting di ruas tersebut, personel dan armada tambahan juga akan segera bergerak ke lokasi itu. Kita siaga 24 jam,” katanya.
Ketika terjadi tumpukan sampah, selain petugas eksisting di ruas tersebut, personel dan armada tambahan juga akan segera bergerak ke lokasi itu.
Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Hari Nugroho secara terpisah menjelaskan, Bina Marga yang juga salah satu dinas yang berperan dalam pengendalian banjir memastikan infrastruktur pengendalian banjir beroperasi dalam kapasitas optimal.
Untuk tali-tali air yang menjadi kewenangan Bina Marga, dilakukan pembersihan aliran air dari jalan ke saluran pada kondisi normal (rutin) dan banjir (musim hujan). Dinas ini melakukan monitoring sedimentasi, pengerukan dan pembersihan serta penanganan sebelum, saat, dan setelah genangan.
Juga memastikan pompa terowongan bekerja saat cuaca cerah maupun hujan. Di seluruh DKI Jakarta ada 16 titik underpass dengan 67 pompa air. ”Semua pompa kita pastikan bekerja,” kata Hari.