67 Pompa Air di 16 Terowongan di Jakarta Siap Beroperasi
Sebagai dinas yang juga berperan mengantisipasi dan mencegah banjir, Dinas Bina Marga DKI Jakarta memastikan 67 pompa air di 16 lokasi underpass siap beroperasi.
Oleh
Helena F Nababan
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS -Menghadapi musim hujan, Dinas Bina Marga DKI Jakarta memastikan 67 pompa air yang ada di 16 underpass atau terowongan di seluruh wilayah Jakarta siap beroperasi. Keberadaan pompa air itu salah satu krusial untuk mencegah banjir saat hujan deras.
Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Hari Nugroho, Senin (18/10/2021) menjelaskan, untuk antisipasi banjir, ada empat langkah yang dikerjakan Bina Marga. Langkah pertama, membersihkan tali-tali air di jalan jalan.
"Kami melakukan pembersihan di seluruh wilayah. Kemudian tali-tali air yang ada genangan, kita bersihkan supaya air hujan itu langsung mengalir ke drainase," jelas Hari.
Langkah kedua, menyiagakan 67 pompa air di 16 underpass di Jakarta. "Ke-67 pompa kita pastikan semuanya ready, tidak ada yang rusak. Jadi begitu hujan, pompa underpass langsung bekerja, langsung menghisap air, langsung dibuang ke atas. Jadi aman," jelasnya.
Berikutnya, penyediaan alat-alat berat untuk membersihkan sampah dan mengeruk endapan di sungai. "Keempat yang kita siapkan, penanganan pasca genangan. Begitu habis kena genangan jalan pasti rusak. Langsung kita lakukan penambalan, oleh satgas kita. Pasukan Kuning," kata Hari.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria di Balaikota DKI Jakarta menjelaskan, untuk menghadapi musim hujan dan ancaman banjir, langkah yang dilakukan DKI Jakarta sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Yaitu dengan pengerukan lumpur dan memaksimalkan seluruh alat berat dan pompa.
Seluruh pihak yang terkait penanganan dan pencegahan banjir di wilayah Jakarta, jelas Ahmad Riza, sudah siap. Baik sumber daya manusia dan peralatan disiagakan dengan cara dijadwal.
Meski begitu, Ahmad Riza menyakini, selain pengerukan lumpur dan pengerahan alat berat, supaya pengurangan volume air banjir maksimal, pengoperasian waduk di sisi Puncak sangat dinantikan.
"Insyaallah di akhir tahun ini waduk di Ciawi dan Sukamahi bisa difungsikan. Kalau itu bisa difungsikan akan terjadi pengurangan aliran air dari Jawa Barat, dari Ciawi,"jelas Ahmad Riza.
Selain itu, ia juga menegaskan, perlunya pembangunan waduk-waduk di daerah penyangga. Ini akan menjadi usulan Jakarta karena daratan Jakarta masuk daratan rendah.