Sistem Integrasi Transportasi di Jakarta Terwujud Tahun Depan
Peresmian dua stasiun terintegrasi untuk kemudahan pergerakan diikuti pula pencanangan sistem transportasi kartu dan aplikasi JakLingko, pembangunan JPM, dan penandatanganan dokumen integrasi transportasi Jabodetabek.
Oleh
Helena F Nababan
·4 menit baca
KOMPAS/AGUS SUSANTO
Calon penumpang bersiap naik bus Transjakarta di halte integrasi sisi timur Stasiun Tebet di Jakarta Selatan, Selasa (14/9/2021).
JAKARTA, KOMPAS — Untuk memudahkan mobilitas penumpang, selain dimulai dari penataan fisik stasiun sehingga terwujud integrasi layanan antarmoda, juga tengah disiapkan sistem transportasi terintegrasi yang meliputi, antara lain, aspek tarif dan kartu pembayaran dalam aplikasi JakLingko. Sistem transportasi yang terintegrasi itu ditargetkan terwujud tahun depan.
Tuhiyat, Direktur Utama PT Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek (MITJ), seusai peresmian dua stasiun terintegrasi hasil penataan tahap dua, Tebet dan Palmerah, Selasa (29/9/2021), menjelaskan, sebagai perusahaan yang mendapat penugasan untuk menata dan mengelola kawasan stasiun KCI, pada tahap awal yang dilakukan adalah menata stasiun. Penataan ditujukan untuk memudahkan pergantian antarmoda secara fisik. Di setiap stasiun yang ditata kini mudah ditemukan tempat untuk mengakses moda angkutan lain.
Bersamaan dengan penataan secara fisik, anak perusahaan PT MITJ bersama tiga BUMD angkutan umum milik Pemprov DKI Jakarta membentuk anak perusahaan, PT Jaklingko Indonesia. Perusahaan inilah yang mengurusi integrasi tarif dan tiket pembayaran.
”Inilah yang dicanangkan hari ini. Selain peresmian dua stasiun, juga pencanangan sistem pertiketan dan tarif terintegrasi oleh PT JakLingko Indonesia yang menandai terselesaikannya fase I, yaitu Central Clearing House System,” kata Tuhiyat.
KOMPAS /HELENA F NABABAN
Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam konferensi pers seusai peresmian stasiun terintegrasi Tebet dan Palmerah, Rabu (29/9/2021).
Secara terpisah, Direktur Utama PT JakLingko Indonesia M Kamaluddin menjelaskan, pencanangan sistem pertiketan dan aplikasi JakLingko dilakukan setelah selama Agustus dilakukan uji coba kartu dan aplikasi di sejumlah stasiun. Dari uji coba itu, ada perbaikan pada sistem sehingga proses transaksi di gerbang pembayaran di halte ataupun di stasiun menjadi lebih cepat dari kartu pembayaran yang selama ini dipakai.
”Hanya sekitar satu detik transaksi dengan QR di aplikasi dan dengan kartu Jaklingko di gerbang pembayaran,” kata Kamaluddin.
Kita berharap dengan pengintegrasian ini lebih banyak warga yang merasakan naik kendaraan umum itu pilihan yang rasional.
Sebagai perusahaan yang mendapat penugasan untuk mengurusi integrasi tarif dan tiket pembayaran, PT JakLingko Indonesia menargetkan kartu dan aplikasi bisa diaplikasikan di semua gerbang pembayaran. Hal ini berlaku di semua gerbang pembayaran di halte Transjakarta, di gerbang pembayaran stasiun MRT Jakarta, LRT Jakarta, dan KAI Commuter, serta nantinya di LRT Jabodebek.
Tuhiyat melanjutkan, untuk kartu dan aplikasi ini, ditargetkan bisa diluncurkan pada Maret 2022. Saat itu juga ditargetkan tarif terintegrasi sudah terwujud.
Selain itu, aplikasi Mobility as a Service (MAAS) dari JakLingko juga akan diluncurkan pada Maret 2022. Kemudian untuk tiket berdasarkan akun atau account based ticketing akan selesai Agustus 2022.
Kompas/Totok Wijayanto
Warga melalui halte terintegrasi dengan Stasiun Palmerah yang baru saja diresmikan secara daring oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Rabu (29/9/2021). Stasiun terintegrasi Palmerah dan Tebet diresmikan setelah menjalani penataan setahun lebih.
Pada peresmian dua stasiun tersebut, dicanangkan pula pembangunan Jembatan Penyeberangan Multiguna (JMP) Dukuh Atas dan revitalisasi Stasiun Sudirman. ”Sehingga di tahun depan, sistem transportasi terintegrasi terealisasi, selain juga lima stasiun yang masuk penataan tahap dua akan selesai semua,” kata Tuhiyat.
Sementara itu, dalam peresmian dua stasiun yang terintegrasi itu, baik Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri BUMN Erick Thohir, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan penataan stasiun akan mendorong tumbuhnya pelayanan.
Dengan integrasi berbagai transportasi di Jakarta, akan membuat warga Jakarta semakin memilih menggunakan transportasi umum secara rasional karena terjangkau, baik rute, biaya, maupun waktu, yang digunakan dalam perjalanan.
”Kita berharap dengan pengintegrasian ini lebih banyak warga yang merasakan naik kendaraan umum itu pilihan yang rasional karena terjangkau secara jarak, biaya, predictable secara waktu, dan bisa sambil mengerjakan aktivitas lain, sehingga naik kendaraan umum kita akan lebih produktif,” kata Anies.
Kompas/Totok Wijayanto
Warga melalui halte terintegrasi dengan Stasiun Palmerah yang baru saja diresmikan secara daring oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Rabu (29/9/2021). Stasiun terintegrasi Palmerah dan Tebet diresmikan setelah menjalani penataan setahun lebih.
Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo melalui keterangan tertulis menjelaskan, KAI ingin berperan dalam meningkatkan kenyamanan transportasi massal bagi masyarakat. ”Kenyamanan tersebut hadir dalam bentuk integrasi, baik infrastruktur maupun ticketing-nya,” katanya.
Kawasan Stasiun Tebet dan Stasiun Palmerah setelah ditata akan mempermudah para pengguna KRL saat akan melanjutkan perjalanannya menggunakan transportasi umum lainnya. Selain itu, penataan ini juga akan membuat kawasan di sekitar stasiun lebih teratur dan tertib sehingga dapat mengurangi kemacetan yang sebelumnya kerap timbul di kawasan tersebut.
Penataan kawasan stasiun juga akan memberikan nilai tambah bagi lingkungan di sekitar stasiun sehingga dapat membantu pemulihan perekonomian masyarakat melalui meningkatnya mobilitas masyarakat pengguna transportasi umum dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
”Kami harap penataan di kawasan stasiun yang dilakukan bersama-sama ini tidak hanya bermanfaat bagi pengguna KRL saja, tetapi juga bagi para pelaku UMKM yang berjualan di sekitar stasiun yang juga terdampak dengan adanya pandemi Covid-19,” kata Didiek.
Untuk Kartu dan Aplikasi JakLingko yang diluncurkan Rabu ini, ia meyakini nantinya akan memberikan kemudahan para pengguna transportasi umum pada saat melakukan perjalanan. Kartu dan Aplikasi JakLingko akan menghadirkan integrasi tarif yang terjangkau antarmoda transportasi hingga tarif khusus untuk berbagai profil pengguna.
”KAI mendukung penuh inovasi ini karena akan meningkatkan kenyamanan para pengguna transportasi umum khususnya KRL. Akan semakin mudah untuk bertransaksi pada berbagai moda transportasi umum dalam satu platform,” katanya.