DKI Belum Putuskan Sekolah Dibuka di Tahun Ajaran Baru Ini
Pemprov DKI Jakarta masih perlu mengkaji bersama pihak terkait sambil melihat perkembangan kasus Covid-19. DKI masih fokus persiapan uji coba pembelajaran tatap muka terbatas kedua.
Oleh
Helena F Nababan
·3 menit baca
Kompas/Priyombodo
Guru memastikan siswanya segera pulang setelah mengikuti uji coba pembelajaran tatap muka di masa pandemi Covid-19 di SMK Negeri 15 Jakarta, Jumat (9/4/2021).
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyatakan belum membuat keputusan terkait kemungkinan pembukaan sekolah secara tatap muka di tahun ajaran baru 2021. DKI Jakarta masih perlu melakukan evaluasi dan kajian terkait hal itu, serta juga melihat kasus Covid-19 di DKI Jakarta.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria di Balai Kota DKI Jakarta dalam penjelasannya, Jumat (4/6/2021) malam, menjelaskan, Pemprov DKI Jakarta tidak ingin gegabah terkait pembukaan sekolah secara tatap muka. DKI Jakarta menghormati Mendikbudristek Nadiem Makarim yang membuat regulasi kemungkinan sekolah-sekolah dibuka.
”Ini memang pemerintah pusat yang berkeinginan. Kami menghargai keinginan pak menteri. Namun, pemprov harus melakukan penelitian pengkajian. Sekalipun dimungkinkan regulasinya, kita harus lihat fakta data,” katanya.
Untuk itu, sebelum membuka, Pemprov DKI akan melakukan evaluasi, rapat-rapat dengan Forkopimda, epidemiolog, satgas pusat, dan semua pihak terkait apakah di bulan Juli ke depan sudah dimungkinkan tatap muka. Langkah itu, menurut Ahmad Riza, penting dilakukan karena Pemprov DKI Jakarta tidak ingin mengambil kebijakan yang salah.
”Sehingga sekalipun dimungkinkan tatap muka, Pemprov DKI Jakarta tetap akan melakukan pengecekan, penelitian yang lebih konprehensif, yang lebih mendalam, lebih teliti, dan memperhatikan dampak yang mungkin terjadi,” kata Ahmad Riza.
KOMPAS/ERIKA KURNIA
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria
Terkait fakta data yang dimaksud Ahmad Riza, ia merujuk pada kenaikan kasus terkonfirmasi setelah arus balik, arus mudik, juga silaturahmi Lebaran. ”Itu memberikan dampak peningkatan Covid-19. Terlebih sekarang ada varian baru dari Inggris, Afrika Selatan, dan India. Kemudian juga ada peningkatan jumlah penularan, kita harus lebih hati-hati dan teliti,” ujarnya.
Epidemiolog dari Griffith University, Australia, Dicky Budiman, yang dihubungi pada Sabtu (5/6/2021) ini menjelaskan, untuk pembukaan sekolah tatap muka itu, ia menilai tetap bisa dibuka. Pembukaan sekolah tatap muka harus dibarengi dengan komitmen dan strategi yang benar dan tentu harus memperharikan protokol kesehatan dan mitigasi risiko yang sudah dibuat.
”Di antaranya, yaitu vaksinasi guru, kesiapan staf sekolah, kesiapan dari kurikulum, dan merujuk pada keberhasilan di proyek-proyek sebelumnya, tentu sambil dievaluasi per minggu,” katanya.
Strategi lain yang juga mesti diterapkan dalam pembukaan sekolah tatap muka di antaranya menjaga jarak antarsiswa 2 meter; penggunaan masker yang benar; memperhatikan etiket mencuci tangan, batuk, dan bersin; ventilasi yang baik; pengetesan untuk mengidentifikasi individu dengan inveksi Covid-19; membersihkan dan memelihara fasilitas sekolah secara rutin; dan tersedianya sistem pelacakan kontak dalam kombinasi dengan isolasi dan karantina.
Adapun terkait kemungkinan pembukaan sekolah tatap muka, pada April lalu, DKI Jakarta sudah menggelar uji coba tahap pertama pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas. Sebanyak 83 sekolah mengikuti uji coba PTM terbatas itu dan tidak ada laporan munculnya klaster uji coba PTM terbatas. Saat sekarang ini, Dinas Pendidikan DKI Jakarta tengah menyiapkan uji coba tahap dua PTM terbatas.
Kompas/Priyombodo
Guru memimpin proses uji coba pembelajaran tatap muka di SD Negeri Cideng 07 Pagi, Jakarta Pusat, Rabu (7/4/2021).
83 sekolah
Kepala Subbagian Humas Dinas Pendidikan DKI Jakarta Taga Radja Gah yang dihubungi terpisah menjelaskan, untuk pelaksanaan pembukaan sekolah secara tatap muka, sampai hari ini belum ada arahan. Dinas Pendidikan DKI Jakarta masih fokus pada persiapan uji coba PTM terbatas.
Untuk uji coba tahap dua PTM terbatas, saat ini dinas pendidikan masih menyelesaikan evaluasi atas 300 sekolah yang tidak ikut dalam uji coba PTM terbatas tahap pertama. Sementara ke-83 sekolah dari berbagai jenjang pendidikan yang ikut dalam uji coba tahap pertama akan kembali mengikuti uji coba PTM tahap kedua.
”Ke-83 sekolah itu sudah mengirimkan surat pertanggungjawaban mutlak (SPTJM) ke Dinas Pendidikan DKI Jakarta. Maka, sekolah-sekolah itu diberikan izin ikut dalam PTM tahap kedua,” kata Taga.