Kota dan Kabupaten Bekasi rutin dilanda banjir. Selain curah hujan tinggi di kota dan kabupaten ataupun di hulu sungai di Bogor, makin berkurangnya resapan air di Bekasi Raya turut menyebabkan kawasan itu rentan bencana.
Oleh
STEFANUS ATO
·5 menit baca
Selama tahun 2021, musibah banjir terjadi beruntun di Bekasi, Jawa Barat. Banjir kiriman dan banjir lokal terus mengganggu kenyamanan warga. Ritual mengungsi, kembali ke rumah, membersihkan lumpur, dan kembali lagi mengungsi sudah jadi kebiasaan warga yang tinggal di daerah langganan banjir.
Pada Senin (8/2/2021) siang, sebagian warga Gang Mawar, Jalan Kartini, RT 008 RW 003 Kelurahan Margahayu, Bekasi Timur, meninggalkan rumah mereka dan duduk di salah satu gang yang letaknya hanya berjarak beberapa meter dari perumahan mereka. Warga sekitar meninggalkan rumah sejak pukul 09.00 atau satu jam sebelum banjir kiriman tiba.
Banjir tersebut merupakan luapan Kali Bekasi. Kali itu menampung aliran air dari Bogor, tepatnya Sungai Cikeas dan Sungai Cileungsi. Warga yang mengungsi merupakan warga yang tinggal di bantaran Kali Bekasi.
Banjir yang merendam sejumlah wilayah di Kota Bekasi akibat berkurangnya ruang resapan air.
Menurut Slamet (43), warga RT 008 RW 003, Kelurahan Margahayu, warga mulai memindahkan barang ke tempat yang lebih tinggi sejak pukul 08.00. Tak lama kemudian atau tepat pukul 09.00 aliran listrik ke kompleks perumahan warga pun padam.
”Saat listrik padam, kami ramai-ramai ke luar rumah, ada yang naik ke lantai dua. Pokoknya masing-masing cari tempat yang lebih tinggi. Ini sudah jadi tradisi. Kalau hujan lebat di Bogor, pengurus RT dan RW juga rutin kasih informasi soal ketinggian air," katanya.
Hingga pukul 14.00, ketinggian air yang merendam permukiman warga di tempat itu sekitar 100 sentimeter. Dari data yang dihimpun Kompas, jumlah warga di wilayah itu yang terdampak banjir mencapai 100 keluarga.
Secara keseluruhan, berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bekasi, hujan deras yang terjadi dua hari terakhir mengakibatkan 11 wilayah kecamatan di Kota Bekasi terendam banjir. Banjir itu akibat luapan Kali Bekasi dan banjir lokal.
”Banjir, menurut data, ada di 94 titik yang tersebar di 11 kecamatan. Artinya, hanya satu kecamatan di Jatisampurna yang tidak terdampak,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kota Bekasi Agus Harpa.
Kali Bekasi yang menampung air kiriman dari Bogor meluap karena petugas membuka pintu air bendung Bekasi. Pintu air itu terpaksa dibuka lantaran sudah tidak mampu menampumg banjir kiriman dari Bogor.
”Kalau pintu air dibuka, risikonya yang akan terdampak warga Daerah Aliran Sungai Kali Bekasi. Ada warga di Gang Mawar dan Teluk Pucung (Bekasi Utara),” ucap Agus.
Andalkan pompa
Pemerintah Kota Bekasi sejauh ini mengandalkan mesin pompa air untuk mempercepat proses surutnya banjir di kota itu. Penanganan banjir di Kota Bekasi dinilai masih terkendali.
”Sementara ini masih terkendali. Dari hulu (Kali Bekasi) di Pondok Gede Permai terus masuk ke selatan hingga Rawalumbu. Kemudian masuk ke timur di Kartini hingga ke utara masih terkendali. Semua pompa masih aman untuk meminimalisasi dampak air kiriman,” kata Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA) Kota Bekasi Arief Maulana.
Jumlah mesin pompa air statis yang disiapkan untuk menyedot banjir kiriman ada 33 unit dan semua dalam keadaan berfungsi. Empat mesin pompa air ada di Rawa Tembaga yang berfungsi mengendalikan Banjir di wilayah Galaxy. Sementara di Jalan Kartini, Bekasi Timur, terdapat lima mesin pompa air.
”Ada juga satu pompa statis di Kali Lenggak dan lima pompa di Kalimati. Kami juga mengirim pompa-pompa portable dan pompa mobile di lokasi-lokasi banjir,” kata Arief.
Berdasarkan hasil pemantauan DBMSDA Kota Bekasi, banjir yang terjadi di Kota Bekasi, pada Minggu ini, merupakan banjir kiriman dari Bogor. Keadaan itu diperparah dengan tak bisa mengalirnya air sungai-sungai kecil yang bermuara di Kali Bekasi karena kondisi air di kali itu masih penuh. Akibatnya, sungai-sungai kecil meluap dan merendam permukiman warga.
Masalah banjir di Bekasi terjadi berulang. Sebelumnya, Kota Bekasi juga dilanda bencana banjir pada 24 Januari 2021. Banjir tersebut merupakan banjir lokal yang disebabkan oleh berkurangnya ruang resapan air dan persoalan sampah yang menyumbat aliran sungai.
Dari catatan Kompas, banjir yang terjadi pada akhir Januari 2021 itu merendam enam wilayah kecamatan. Titik banjir tersebar di 22 lokasi.
Saat itu, Wakil Wali Kota Bekasi Tri Adhianto mengatakan, banjir yang merendam sejumlah wilayah di Kota Bekasi akibat berkurangnya ruang resapan air. Itu disebabkan pembangunan di Kota Bekasi yang kian masif dan mengubah tata guna lahan. Pembangunan itu, antara lain, kebutuhan lahan untuk permukiman, infrastruktur kota, dan proyek strategis nasional yang melintasi Kota Bekasi.
Selain di Kota Bekasi, bencana banjir juga kian meluas di Kabupaten Bekasi. Daerah itu sudah dilanda banjir sejak Sabtu (6/2/2021). Pada Minggu (7/2/2021), banjir di Kabupaten Bekasi terjadi di 12 wilayah kecamatan. Musibah itu mengakibatkan 13.021 keluarga terdampak. Warga terdampak banjir akibat luapan Kali Cibeet dan Citarum.
”Saat ini pintu-pintu air sudah dibuka, baik Citarum maupun Kali Bekasi. Jadi, banjirnya karena kiriman ditambah curah hujan yang tinggi,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bekasi Henri Lincoln.
Banjir di Kabupaten Bekasi kian meluas sejak banjir kiriman dari Bogor melalui Kali Bekasi tiba di Kabupaten Bekasi pada Senin pagi. Akibatnya, wilayah bagian barat Kabupaten Bekasi, seperti Babelan, Tambun Utara, Tarumajaya, dan Sukawangi ikut terendam banjir.
”Kemarin wilayah bagian barat belum terdampak. Sekarang dengan luapan Kali Bekasi semua terdampak. Kemarin hanya dari hujan saja, tetapi dengan ditambahnya limpasan dari hilir, makin memperburuk tinggi muka air (wilayah) yang terdampak,” kata Henri.
Dari data BPBD Kabupaten Bekasi, hingga Senin malam pukul 18.00 ada 15 wilayah kecamatan dengan sebaran lokasi banjir mencapai 120 titik di 35 desa atau kelurahan. Jumlah warga terdampak mencapai 15.485 keluarga.
BPBD Kabupaten Bekasi sejauh ini masih fokus mengevakuasi warga yang terdampak banjir dan memberikan bantuan kepada warga yang membutuhkan. BPBD bersama unsur Pemkab Bekasi mulai dari dinas sosial hingga pemerintah kecamatan juga memberikan bantuan logistik hingga menyiapkan tempat pengungsian bagi warga terdampak banjir.
”Kita repot juga karena dihadapkan pada dua bencana, yaitu banjir dan Covid-19. Kami hati-hati dalam evakuasi,” kata Henri.