Pemutilasi Mengaku Menjadi Sasaran Kekerasan Seksual oleh Korban
Pelaku berinisial A ditangkap saat sedang bermain Playstation di salah satu tempat persewaan di Kranji, Kota Bekasi.
Oleh
JOHANES GALUH BIMANTARA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Polisi menangkap A, pembunuh sekaligus pemutilasi DS (24) yang potongan tubuhnya ditemukan di area Kalimalang, Kelurahan Kayuringin Jaya, Kota Bekasi, Jawa Barat. Berdasarkan informasi sementara, pelaku yang masih berusia 17 tahun itu mengaku kesal akibat menjadi sasaran kekerasan seksual berulang dari korban.
”Sudah tertangkap di Kranji pukul 01.30 (Rabu, 9/12/2020),” tutur Wakil Kepala Kepolisian Resor Metropolitan Bekasi Kota Ajun Komisaris Besar Alfian Nurrizal, dalam keterangan pada Rabu. A waktu itu sedang bermain Playstation di salah satu tempat persewaan.
Alfian menjelaskan, A tinggal di Kelurahan Jakasampurna, Bekasi Barat, Kota Bekasi. Ia merupakan yatim piatu yang biasa bekerja serabutan, termasuk dengan menjadi manusia silver di jalan.
A dan DS sudah saling kenal. Namun, menurut Alfian, penyidik masih mendalami motif yang memicu pelaku menghabisi nyawa DS dan juga nekat memutilasi jasad korban.
Kepala Subbagian Humas Polres Metro Bekasi Kota Komisaris Erna Ruswing menambahkan, berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, A mengaku dilecehkan oleh DS. ”Pelaku kesal karena dipaksa sodomi berkali-kali oleh korban,” ujarnya.
Erna menyebut A saat ini ditahan oleh tim Subdirektorat Reserse Mobil Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya.
Sebelumnya, Kapolres Metro Bekasi Kota Komisaris Besar Wijonarko menjelaskan, pada Senin (7/12/2020) sekitar pukul 09.00, polisi menerima laporan ada potongan tubuh manusia berjenis kelamin laki-laki di Jalan KH Noer Ali, Kelurahan Kayuringin Jaya, atau di area Kalimalang. Potongan tubuh itu tanpa kepala, tangan kiri, dan kedua kaki, ditemukan di aliran Kali BSK.
Ternyata, di waktu hampir bersamaan, ada laporan penemuan potongan tangan kiri di tempat pembuangan sampah sementara di Jalan Gunung Gede Raya, Kayuringin Jaya. Saat itu, petugas sampah menemukan kantong plastik hitam yang mencurigakan sehingga membukanya. Mereka terkejut karena di dalamnya berisi potongan tangan yang masih berlumuran darah.
Meski sesuai dengan bagian tangan yang hilang dari potongan tubuh di aliran Kali BSK, Wijonarko menekankan, polisi menunggu hasil pemeriksaan dokter forensik guna memastikan potongan bagian badan manusia di dua lokasi tersebut merupakan milik satu individu.