Kejar Pembebasan Lahan, Normalisasi Kali Bekasi Mulai Tahun Depan
Normalisasi Kali Bekasi direncanakan dimulai 2021. Kelancaran normalisasi sungai itu bergantung pada kesiapan pemerintah daerah dalam membebaskan lahan di bantaran sungai.
Oleh
STEFANUS ATO
·3 menit baca
BEKASI, KOMPAS — Rencana normalisasi Kali Bekasi yang melewati wilayah administrasi Kota dan Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, direncanakan dimulai tahun 2021. Kali Bekasi yang dinormalisasi sepanjang 33 kilometer itu akan dilengkapi pembangunan tanggul sungai sepanjang 50 kilometer. Pemerintah Kabupaten Bekasi bertekad segera menyelesaikan masalah pembebasan lahan normalisasi yang melewati tiga kecamatan di daerah itu.
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) Bambang Heri Mulyono mengatakan, BBWSCC baru menggelar pertemuan dengan Pemerintah Kabupaten Bekasi membahas rencana normalisasi itu. Menurut rencana, pembebasan lahan di bantaran sungai untuk keperluan normalisasi itu seluas 98 hektar.
”Lahan yang baru dibebaskan sepanjang 8 kilometer. Di Kota Bekasi 6 kilometer dan Kabupaten Bekasi 2 kilometer,” kata Bambang, Kamis (5/11/2020), saat dihubungi dari Bekasi.
Rencana normalisasi Kali Bekasi yang selama ini jadi penyebab banjir di Bekasi akan dimulai dari titik pertemuan Sungai Cileungsi dan Cikeas. Kali Bekasi menampung aliran air dari dua sungai itu.
Bupati Bekasi Eka Supria Atmaja, dalam siaran pers yang diterima Kompas, mengatakan, pemerintah daerah mendukung rencana pengendalian banjir tersebut. Pemerintah daerah meminta agar komunikasi dengan BBWSCC berjalan lancar demi memudahkan koordinasi dalam mempersiapkan pembebasan lahan untuk normalisasi.
Sekretaris Daerah Kabupaten Bekasi Uju menambahkan, normalisasi Kali Bekasi mendesak bagi daerah itu karena hilir Kali Bekasi mengalir melintasi wilayah Kabupaten Bekasi. Banjir yang sering melanda daerahnya didominasi banjir kiriman dari hulu.
”Kami sebagai hilir mendapat kiriman air dan sampah dari hulu, juga mendapat dorongan dari laut (banjor rob). Terkait pembebasan lahan, kami harus bekerja sama dengan Badan Pertanahan Nasional (BPN), dan meminta bantuan dari provinsi,” ucap Uju.
Di Kabupaten Bekasi, wilayah yang akan terdampak pembebasan lahan untuk normalisasi Kali Bekasi tersebar di empat kecamatan, yaitu Kecamatan Babelan, Tambun Utara, Sukawangi, dan Tambelang.
Antisipasi banjir lokal
Eka menambahkan, untuk mengantisipasi puncak musim hujan, seluruh camat di Kabupaten Bekasi diinstruksikan memantau kondisi saluran air di setiap wilayah kecamatan. Aliran sungai di daerah itu juga direncanakan ditata demi memperlancar debit air saat puncak musim hujan.
”Saya sudah kumpulkan para camat untuk mengantisipasi banjir karena sudah musim hujan. Banjir di Bekasi juga dipengaruhi oleh wilayah padat penduduk. Aliran sungai juga harus banyak ditata,” kata Eka.
Sebelumnya, di Kota Bekasi, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Bekasi, Jawa Barat, menyiapkan 25 perahu karet untuk mengantisipasi banjir saat musim hujan rutin mengguyur daerah itu. Kepala Pelaksana BPBD Kota Bekasi Agus Harpa mengatakan, banjir yang terjadi di Kota Bekasi pada awal Januari 2020 dan pada akhir Oktober 2020 disebabkan oleh banjir kiriman dari hulu.
Kapasitas tampung Kali Bekasi yang kian menyempit menyebabkan air kiriman dari hulu, terutama Sungai Cileungsi dan Cikeas, meluap ke perumahan warga. Kali Bekasi menampung air dari dua sungai tersebut.
”Kami hanya bisa menyediakan perangkat-perangkat yang dibutuhkan pada saat terjadi banjir. Perangkat itu termasuk tenda, perahu, dan kesiagaan petugas untuk keperluan evakuasi,” kata Agus, Selasa (3/11/2020) di Bekasi.
Terkait kesiapan peralatan evakuasi, BPBD Kota Bekasi menyiapkan 25 perahu karet. Puluhan perahu karet itu disebar ke sejumlah titik daerah rawan banjir di wilayah Kota Bekasi. Dari hasil identifikasi BPBD, daerah rawan banjir di Kota Bekasi ada di delapan titik, di antaranya Pondok Gede Permai, Pondok Mitra Lestari, Kemang IFI, Vila Jatirasa, Mawar Kartini, Bekasi Jaya, dan Teluk Pucung.