Sebanyak 20.000 Sukarelawan Membantu Penanganan Covid-19
Jumlah sukarelawan untuk penanganan Covid-19 mencapai lebih dari 20.000 orang. Sementara itu, kebutuhan sukarelawan medis di rumah sakit masih terus dipetakan.
Oleh
INSAN ALFAJRI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Koordinator Tim Relawan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Andre Rahadian, Senin (13/4/2020), menjelaskan, sukarelawan yang mendaftar per 12 April 2020 berjumlah 20.122 orang.
Sukarelawan yang sudah mendaftar itu terdiri dari 3.520 sukarelawan medis dan 16.602 sukarelawan tenaga nonmedis. Selain itu, ada juga 2.167 sukarelawan untuk pusat panggilan (call center). Sementara itu, kebutuhan sukarelawan medis di rumah sakit masih terus dipetakan.
Dia melanjutkan, Bidang Relawan Medis sedang mengumpulkan data dari rumah sakit rujukan dan rumah sakit darurat mengenai kebutuhan sukarelawan medis yang dibutuhkan. Saat ini, 396 sukarelawan medis sudah ditugaskan di Rumah Sakit Wisma Atlet, Jakarta.
Kendati demikian, jelasnya, RS Wisma Atlet masih membutuhkan sekitar 1.500 sukarelawan medis. Rumah sakit yang berada di bawah Kementerian Pertahanan juga membutuhkan 50 dokter dan 250 perawat.
”Sementara total data yang dimiliki tim Kementerian Kesehatan hanya sekitar 1.000 (petugas medis) yang siap,” ujar Andre.
Menurut dia, Kementerian Kesehatan, Konsil Kedokteran, dan organisasi profesi harus bekerja sama untuk membolehkan mekanisme surat tanda registrasi sementara untuk sukarelawan dokter dan perawat agar segera bisa bertugas. Tim Relawan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 juga memastikan bahwa sukarelawan tersebut mendapat insentif tunai sebagai tambahan dari insentif yang diberikan pemerintah.
Dihubungi terpisah, Kepala Humas Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan, Jakarta, Eryuni Yanti, menyatakan, belum ada sukarelawan medis yang ditempatkan di rumah sakitnya. Ia mengaku, petugas medis yang ada saat ini masih bisa menangani pasien.
Selain itu, tim medis RSUP Persahabatan sudah mampu memproduksi alat pelindung diri (APD) sendiri. Seminggu lalu, dokter spesialis, perawat, serta admin dari klinik mata memproduksi 1.500 unit pelindung wajah (face shields). Pelindung wajah itu digunakan untuk kebutuhan sendiri.
Sementara itu, tim humas Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianti Saroso menyatakan sudah ada sukarelawan medis yang ditempatkan di rumah sakit ini. Namun, data detailnya belum bisa dibagikan karena menunggu persetujuan pimpinan. Rumah sakit ini merawat 26 pasien Covid-19.
Selain sukarelawan medis, Tim Relawan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 juga sudah memulai pelatihan untuk sukarelawan nonmedis. Pelatihan melalui webinar dimulai sejak hari ini. Setiap sesi diikuti oleh 200 sampai 250 orang.
”Materi yang diberikan meliputi informasi dasar Covid-19, protokol sukarelawan, keamanan dan pengamanan, dan uraian situasi (situasi tanggap darurat, transisi darurat, rehab dan rekondisi. Materi akan diberikan dengan berkolaborasi bersama RedR Facilitators, RedR training alumni, dan mitra (Friends of RedR), WHO, dan BNPB,” kata Andre.
Sukarelawan Gugus Tugas juga mengoperasikan 19 ambulans, sumbangan dari PT Adaro Tbk. Himpunan Perawat Gawat Darurat dan Bencana Indonesia (Hipgabi) bertindak sebagai operator. Ambulans ini ditempatkan di 16 rumah sakit di Jakarta, Tangerang, Bekasi, dan Depok.
Budhi Mulyadi dari tim Hipgabi sekaligus koordinator ambulans menjelaskan, setiap hari ada 2-3 permintaan ambulans. Selain mengantar pasien dari rumah sakit atau puskesmas ke rumah sakit rujukan, ambulans ini juga bisa mengantar pasien dari rumah ke fasilitas kesehatan terdekat. Warga bisa menghubungi pusat panggilan 119 jika membutuhkan ambulans.