Cermati Puncak Arus Balik, Lancar sampai ke Tempat Asal
Puncak arus balik Lebaran 2022 diprediksi akan terjadi pada hari Sabtu dan Minggu ini. Kepadatan puncak arus mudik dapat dihindari jika para pemudik rela kembali ke tempat asal lebih awal.
Oleh
Yohanes Advent Krisdamarjati
·6 menit baca
Presiden Joko Widodo pada hari Selasa (3/5/2022) menyampaikan pesan kepada masyarakat untuk mengatur jadwal perjalan kembali ke tempat asal. Diperkirakan puncak arus balik akan berlangsung pada 6 hingga 8 Mei 2022. Oleh sebab itu presiden mengimbau para pemudik untuk balik lebih awal atau malah setelah puncak arus balik.
Menurut keterangan dari Presiden Jokowi, puncak arus balik diprediksi akan terjadi pada H+3 hingga H+5. Informasi sebelumnya yang dirilis oleh Kementerian Perhubungan dalam laporan Rencana Kebijakan Penyelenggaraan Angkutan Lebaran 2022 memprediksi bahwa puncak arus balik akan terjadi pada H+4 serta H+5 yaitu hari Sabtu dan Minggu atau tanggal 7 dan 8 Mei 2022.
Lebaran tahun ini dirayakan pada 2 dan 3 Mei 2022 yang jatuh pada hari Senin dan Selasa. Dengan demikian masyarakat masih memiliki waktu hari Rabu hingga Minggu atau lima hari untuk memilih waktu perjalanan kembali ke tempat asal masing-masing.
Bagi sebagian pemudik, mereka menargetkan untuk tiba di tempat asal sebelum Senin (9/5/2022), sebab aktivitas perkantoran dan kegiatan lainnya sudah mulai berjalan secara normal kembali. Bagi masyarakat yang memiliki kewajiban pekerjaan pada hari Senin dapat mengambil waktu perjalanan sebelum momen puncak arus balik.
Puncak arus balik
Berdasar laporan Survei Potensi Pergerakan Orang Lebaran 2022 yang dilaksanakan oleh Kementerian Perhubungan menunjukkan bahwa semakin mendekati H+5 jumlah pemudik secara bertahap terus bertambah hingga mencapai puncak arus balik. Artinya masih ada waktu perjalanan yang dapat dipilih antara H+1 hingga H+3 untuk menghindari kemacetan.
Hasil survei menunjukkan bahwa diperkirakan pada H+1 terdapat potensi mobilitas 5,2 juta pemudik, hari berikutnya 6,7 juta. Pada H+3 naik menjadi 7,5 juta hingga mencapai puncak mudik melampaui 9 juta pemudik pada H+4 dan H+5 Lebaran 2022.
Sebagai gambaran antara hasil survei dengan kondisi di lapangan dapat melihat pada pengalaman arus mudik pekan lalu. Survei dari Kemenhub memprediski bahwa puncak arus mudik terjadi pada H-3 dan H-2 yaitu hari Jumat dan Sabtu (29-30/4/2022).
Prediksi yang dirilis oleh Kemenhub dapat dikatakan akurat dalam memperkirakan kondisi di lapangan. Menurut data dari Sistem Informasi Angkutan dan Sarana Transportasi Indonesia (SIASATI) tercatat pada puncak arus mudik, yaitu saat H-2 terdapat pergerakan lebih dari 950.000 penumpang yang menggunakan transportasi umum melalui jalur darat termasuk kereta api, laut, serta udara.
Angka tersebut belum termasuk pemudik dengan kendaraan pribadi seperti mobil dan sepeda motor. Jasa Marga mencatat pada H-3 sedikitnya terdapat 487.344 kendaraan yang pergi ke arah timur melalui GT Cikampek Utama. Angka tersebut 81 persen lebih tinggi dibanding volume kendaraan saat kondisi normal.
Dengan demikian, puncak arus pemudik yang menggunakan transportasi pribadi dan umum terjadi pada dua hari yang berbeda. Puncak arus mudik kendaraan pribadi terjadi ketika H-3 sedangkan pemudik yang menumpang kendaraan umum mengalami puncak arus pada H-2.
Perihal puncak arus mudik sesungguhnya penting untuk dicermati oleh pemudik yang menggunakan transportasi pribadi. Belajar dari pengalaman tahun 2019, ada kemungkinan kepadatan arus balik tetap saja bertumpuk di hari puncak arus balik.
Perbandingan
Kondisi libur Lebaran 2022 dapat dikatakan cukup longgar apabila dibandingkan dengan Lebaran 2019 atau sebelum pandemi Covid-19. Pada Lebaran tiga tahun lalu, hari raya jatuh pada Rabu dan Kamis tanggal 5 dan 6 Juni 2019. Pada praktiknya, kesempatan masyarakat untuk kembali ke tempat asal hanya tersedia tiga hari saja. Sedangkan pada libur Lebaran tahun ini, masyarakat memiliki pilihan waktu hingga lima hari di kampung halaman.
Untuk memahami skala volume kendaraan yang melintas, pada periode H-7 hingga H-1 Lebaran 2019, menurut PT Jasa Marga terdapat 1,2 juta kendaraan yang meninggalkan ibukota Jakarta. Artinya, rata-rata per hari terdapat 170 ribu kendaraan yang keluar dari Jakarta melalui jalan tol. Angka ini tidak termasuk kendaraan yang melaju lewat jalan arteri nasional.
Ketika arus balik dalam jendela waktu H+1 hingga H+5 PT Jasa Marga mencatat sejumlah 1,1 juta kendaraan kembali memasuki Jakarta dari berbagai arah. Dari arah timur masuk arus kendaraan dari jalan Tol Trans Jawa, kemudian dari arah barat masuk dari ruas Tol Merak-Tangerang, sementara itu dari arah selatan arus kendaraan kembali ke Jakarta melalui Tol Jagorawi.
Ditilik dari rerata harian arus kendaraan, terdapat 220.000 kendaraan setiap harinya selama periode H+1 hingga H+5 Lebaran yang kembali masuk ke wilayah ibukota. Artinya kepadatan kendaraan jauh lebih tinggi pada momen arus balik ketimbang saat arus mudik.
PT Jasa Marga mencatat rekor dalam sejarah saat momen mudik Lebaran 2022. Terdapat 1,7 juta kendaraan yang meninggalkan Jakarta pada periode H-10 hingga H-1 hari raya Lebaran. Kendaraan keluar Jakarta menuju arah barat, selatan dan timur. Dengan demikian didapati rata-rata arus harian mencapai 170.000 kendaraan per harinya. Apabila dibandingkan dengan Lebaran 2019, volume rata-rata harian jumlah kendaraan yang melintas adalah sama dengan Lebaran 2022.
Saat Lebaran 2019 terdapat 1,1 juta dari 1,2 juta kendaraan yang keluar ke Jakarta sudah kembali pada H+5. Pertanyaannya adalah, bagaimana prediksi kondisi lalu lintas dan volume kendaraan pada arus balik Lebaran 2022?
Tahun ini pemudik memiliki kesempatan balik mulai hari Rabu (H+1) hingga hari Minggu (H+5). Apabila 1,7 juta kendaraan yang tercatat keluar dari Jakarta akan kembali dalam waktu 5 hari, maka akan didapati rerata volume kendaraan harian di jalan tol mencapai 340 ribu kendaraan. Angka tersebut 35 persen lebih tinggi dari pada volume kendaraan yang melintas saat Lebaran 2019 dalam jendela waktu yang sama.
Kepedulian pemudik
Konsekuensi dari peningkatan rata-rata volume kendaraan harian yang melintas di ruas tol adalah terjadi kemacetan lalu lintas. Sama seperti ketika arus mudik, pemerintah akan melakukan rekayasa lalu-lintas melalui aturan satu arah (one way) dan penerapan ganjil genap berdasarkan nomer kendaraan.
Aturan khusus arus balik di jalan Tol Trans Jawa akan diberlakukan pada 6 hingga 9 Mei 2022. Adapun peraturan akan diberlakukan antara gerbang tol Kalikangkung di wilayah Semarang (KM 414) hingga gerbang tol Halim di Jakarta (KM 3+500). Kecuali tanggal 6 Mei 2022 pemberlakuan satu arah dan ganjil genap hanya sampai KM 47 Tol Jakarta-Cikampek.
Saat arus mudik rekayasa lalu lintas ini terbukti sangat membantu kelancaran arus lalu lintas walau memang belum dapat meniadakan kemacetan. Terjadinya kemacetan ketika arus mudik lalu bisa dijadikan pelajaran bagi para pemudik untuk dapat peduli dengan pengguna jalan yang lain.
Salah satu titik kemacetan terjadi di beberapa tempat istirahat sementara atau rest area. Menurut peraturan yang disosialisasikan oleh pemerintah, batas waktu maksimal untuk beristirahat di rest area selama 30 menit. Demi kenyamanan bersama, para pemudik wajib mematuhi aturan tersebut.
Terakhir, walau lebih banyak pilihan hari, belajar dari pengalaman tahun-tahun sebelumnya, para pemudik tetap saja melakukan perjalanan di masa penghujung libur Lebaran. Beragam alasan menjadi alasan untuk menunda balik, salah satunya yaitu memaksimalkan hari libur yang dimiliki.
Dalam hal ini juga dibutuhkan kepedulian dari pada pemudik untuk bijaksana dalam memilih waktu balik ke tempat asal. Utamanya bagi mereka yang akan melintasi ruas Tol Trans Jawa. Dalam hitungan PT Jasa Marga, separuh dari 1,7 juta kendaraan yang akan kembali ke Jakarta berasal dari arah timur.
Dengan demikian dapat diperkirakan ruas tol Trans Jawa akan sangat padat kendaraan hingga akhir pekan ini. Titik kelelahan para pemudik dari panjangnya kemacetan dan turunnya stamina pengendara setelah liburan menjadi hal yang harus diwaspadai untuk meminimalkan kecelakaan saat arus balik. (LITBANG KOMPAS)