Berlalunya Puncak Arus Mudik dan Mitigasi Arus Balik Lebaran 2022
Sesuai prediksi pemerintah, puncak arus mudik Lebaran 2022 terjadi pada 29 April 2022. Beragam catatan dan kritik seputar mudik menjadi mitigasi pada arus balik nanti.
Oleh
Yoesep budianto
·6 menit baca
Hingga 30 April 2022 sudah 4,41 juta orang yang melakukan perjalanan mudik Lebaran tahun ini melalui angkutan umum darat, kapal penyeberangan, pesawat terbang, dan kereta api. Ini di luar pemudik yang menggunakan kendaraan pribadi seperti mobil dan sepeda motor. Berdasarkan pergerakan pemudik angkutan umum yang diamati sejak H-7, puncak gelombang mudik terjadi pada H-3 atau Jumat 29 April 2022. Data Kementerian Perhubungan mencatat ada 923.219 orang penumpang yang melakukan perjalanan mudik pada H-3 Lebaran.
Fenomena serupa juga terjadi dengan pergerakan kendaraan pribadi. Dari data Jasa Marga terlihat peningkatan lalu lintas yang meninggalkan Jabotabek menuju ke arah timur melalui Jalan Tol Jakarta-Cikampek. Pada H-3 sedikitnya 487.344 kendaraan yang melalui gerbang tol Cikampek Utama. Pergerakan tersebut naik 81 persen dibandingkan dengan saat normal.
Kementerian Perhubungan mendirikan 304 titik pantau untuk melihat pergerakan masyarakat di masa mudik Lebaran tahun ini. Titik pantau paling banyak adalah moda angkutan darat, yaitu 111 terminal. Pantauan terbanyak kedua adalah moda angkutan laut, yaitu 110 pelabuhan. Khusus ASDP atau moda angkutan kapal feri, pantauan dilakukan di 16 pelabuhan.
Sementara pantauan perjalanan menggunakan pesawat terbang dilakukan di 50 bandar udara. Perjalanan pemudik menggunakan kereta api dipantau di 13 daerah operasi. Untuk perjalanan darat menggunakan mobil yang melewati jalan tol, pantauan mudik dilakukan di 4 gerbang tol yang mengarah keluar dari DKI Jakarta.
Mengamati pergerakan arus mudik tahun ini, secara umum moda angkutan terbanyak yang digunakan warga untuk mudik adalah angkutan laut, khususnya kapal penyeberangan feri (ASDP). Peningkatan jumlah penumpang kapal laut membuat antrean panjang dari pintu keluar Gerbang Tol Merak menuju Jalan Raya Merak dan Jalan Pelabuhan. Bahkan antrean sudah terjadi di Jalan Tol Tangerang-Merak Kilometer 85.
Dari pola pemudik tahun ini, ada beberapa perubahan moda angkutan yang dominan dipilih setiap harinya. Terhitung sejak H-7 atau 25 April 2022, gelombang pemudik sudah terpantau meningkat. Saat itu moda angkutan terbanyak yang dipilih adalah pesawat terbang dengan 155,5 ribu penumpang.
Hal serupa terjadi di H-6, di mana moda angkutan udara masih menjadi primadona bagi pemudik. Namun, pada H-6 tersebut terjadi lonjakan penumpang di moda angkutan kapal feri dan kereta api, yaitu masing-masing 19,25 persen dan 10,24 persen. Secara umum, jumlah pemudik meningkat di H-6 dibandingkan satu hari sebelumnya yaitu sebesar 7,24 persen.
Pilihan moda angkutan pemudik mulai berubah di H-5 hingga H-3, yaitu dominan ke angkutan laut. Berdasarkan pantauan Kemenhub, ada dua jenis moda angkutan laut yang digunakan untuk mudik yaitu kapal penumpang umum dan kapal feri di bawah tanggung jawab PT ASDP Indonesia Ferry.
Persentase penumpang yang memilih angkutan laut mencapai 38,9 persen dari total seluruh pemudik di H-5. Persentase pemudik yang menggunakan kapal laut di H-4 naik ke angka 43,3 persen, kemudian bertambah lagi di H-3 menjadi 44,2 persen. Ini artinya sebanyak 4 dari 10 pemudik dengan angkutan umum menggunakan kapal untuk pulang kampung.
Selama tiga hari terakhir, moda angkutan laut menjadi pilihan terbanyak, diikuti pesawat terbang, kemudian angkutan darat berupa bus. Banyaknya pemudik yang memilih kapal berimbas pada penumpukan di sejumlah pelabuhan, seperti Pelabuhan Merak dan Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk.
Mencegah penumpukan yang terus berulang, pemerintah memberlakukan kebijakan first in first out untuk kendaraan yang akan menyeberang dengan kapal. Kebijakan tersebut akan memberikan akses lebih cepat bagi mobil dengan jadwal penyeberangan lebih awal.
Pengguna jalan tol
Selain moda angkutan laut, udara, kereta api, dan darat, pantauan pergerakan pemudik menggunakan akses jalan tol turut dilakukan. Empat pintu Tol yang dipantau adalah gerbang tol Ciawi, Cikampek Utama, Cikupa, dan Kalihurip Utama. Laju kendaraan pribadi menjadi penting, apalagi telah beroperasinya Tol lintas Pulau Jawa.
Pemudik yang menggunakan kendaraan pribadi tercatat terus meningkat setiap harinya, dan mencapai puncaknya pada H-3 Lebaran, tepatnya 29 April 2022. Pada H-3 kendaraan yang melalui gerbang tol Cikampek Utama mencapai 487.344 kendaraan. Total sudah 1.394.854 kendaraan yang meninggalkan wilayah Jabotabek sejak H-10 hingga H-3 Lebaran.
Jalur Tol Jakarta-Cikampek yang dibangun sejak 1988 ini menjadi ruas terpadat di jaringan Tol Trans Jawa, sebab terintegrasi dengan Jalan Tol Dalam Kota Jakarta, Jalan Tol Lingkar Luas Jakarta (JORR), serta Jalan Tol Purwakarta-Bandung-Cileunyi (Purbaleunyi). Sepanjang 83 kilometer jalur tol Cikampek tersedia banyak rest area dan paling modern dibandingkan ruas jalan Tol lainnya.
Sepanjang masa mudik tahun ini, khususnya hingga puncak mudik pada 29 April 2022 kemarin, terjadi sejumlah kemacetan di jalan tol. Ada beberapa penyebab, seperti pertemuan kendaraan di titik-titik rawan macet, antrean kendaraan yang akan masuk rest area, banyak kendaraan yang mogok di bahu jalan.
Upaya mengurai kemacetan tahun ini dilakukan dengan empat cara, yaitu penerapan ganjil genap, one way, contra flow, dan pembatasan kendaraan truk tiga sumbu. Polri juga telah mengeluarkan peringatan 23 titik gerbang tol yang rawan macet, tersebar di seluruh Pulau Jawa, mulai dari Tol Cikupa, Cikunir, Palimanan, Brebes, Banyumanik, Exit Pemalang, Kejapanan, Pandaan, hingga Sidoarjo.
Arus balik
Arus mudik Lebaran 2022 telah mencapai puncaknya pada 29 April 2022. Lebih dari satu juta kendaraan meninggalkan ibu kota ke berbagai wilayah Indonesia. Momen mudik tahun ini memang berbeda sebab dua tahun sebelumnya dilarang karena kondisi pandemi yang belum sepenuhnya terkendali.
Berkaca pada arus mudik hingga H-2 terdapat sejumlah catatan dari perjalanan mudik yang dapat digunakan sebagai antisipasi pergerakan arus balik nanti. Pertama dari sisi pemudik. Melihat tingkat kemacetan akibat lonjakan pemudik, maka setiap pemudik penting memastikan fisik dalam kondisi sehat, terlebih saat mudik bersama bayi, anak kecil, dan lansia. Syarat perjalanan perlu disiapkan, seperti SIM, STNK, dan sertifikat vaksin.
Bagi pemudik yang menggunakan kendaraan pribadi, kondisi fisik kendaraan perlu dipantau rutin. Perjalanan mudik dengan waktu tempuh yang relatif lama membutuhkan dukungan kualitas kendaraan yang prima. Demikian pula dengan angkutan umum yang juga harus dipastikan performanya karena terkait keselamatan dan kenyamanan pemudik saat berkendara di arus balik nanti.
Aspek berikutnya adalah pentingnya memantau pergerakan kendaraan saat arus balik. Lonjakan arus mudik kemarin membuat kemacetan perjalanan mulai dari jalan tol hingga titik-titik menuju pelabuhan. Karenanya, perlu disesuaikan kembali jadwal arus balik setiap individu dan keluarga. Penting juga memantau titik-titik rawan kemacetan, termasuk jam-jam padat yang bisa menimbulkan penumpukan kendaraan.
Sistem satu arah (one way) yang diterapkan pemerintah terbukti mampu mengurai kemacetan kendaraan di ruas tol ke luar Jakarta. Namun kebijakan ini di sisi lain membuat kemacetan parah di jalur arteri dan ruas tol Cipularang menuju Jakarta. Dampaknya adalah terlantarnya penumpang bis dan travel dari Jakarta karena angkutan umum terhambat tidak bisa masuk Jakarta. Demikian pula dengan arus kendaraan yang terhambat masuk Jakarta. Akibat perpanjangan kebijakan sistem satu arah sempat muncul insiden pemblokadean di Jalan Tol Cipularang pada 29 April 2022 pagi.
Setelah berlalunya puncak mudik, sejumlah persiapan perlu dilakukan oleh pemerintah pusat dan daerah untuk arus balik seperti rekayasa lalu-lintas di titik-titik kemacetan. Lokasi kepadatan kendaraan dari arus mudik lalu dapat digunakan untuk memetakan alternatif rekayasa lalu-lintas. Hal lain yang juga perlu mendapat perhatan adalah lonjakan penumpang di moda transportasi laut dengan menambah jumlah kapal dan loket kendaraan.
Kementerian Perhubungan memperkirakan puncak arus balik akan terjadi pada 8 Mei 2022 seiring selesainya masa libur Lebaran tahun ini. Namun, berkaca dari data Lebaran 2019, puncak arus balik terjadi pada H+3 dengan volume kendaraan jauh lebih besar dari arus mudik.
Melihat pola arus balik pada 2019 dan prediksi tahun ini, gelombang arus balik 2022 dapat dimulai sejak pada H+3 atau tanggal 6 Mei 2022 hingga 8 Mei 2022. Sebagai langkah antisipasi bersama arus balik harus terus diwaspadai setiap harinya mengingat lonjakan pemudik tahun ini.(LITBANG KOMPAS)