Hidup sesekali perlu melihat ke bawah, tak melulu ke atas. Cara ini mendorong manusia untuk lebih mensyukuri hidup.
Oleh
YOSEPHA DEBRINA RATIH PUSPARISA
·2 menit baca
KOMPAS/ADRYAN YOGA PARAMADWYA
Anak-anak yatim membagikan makanan ringan dan air minum menjelang buka puasa dalam Forum Silaturahmi Kompas Gramedia di Masjid Jami' At Taqwa, Gelora, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (27/3/2024). Kegiatan ini bertujuan untuk mempererat silaturahmi Kompas Gramedia dengan masyarakat sekitar. Selain itu, Kompas Gramedia juga memberikan santunan kepada 73 anak yatim di wilayah Kelurahan Gelora, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat.
JAKARTA, KOMPAS – Dalam masa Ramadhan, Forum Silaturahmi Kompas Gramedia mengajak tokoh masyarakat berbuka bersama dengan anak-anak yatim. Harapannya, kegiatan tahunan ini bisa memancarkan semangat spiritual serta berkah bagi sesama.
Dalam rangka merayakan Ramadhan, Kompas Gramedia kembali mengadakan buka puasa bersama masyarakat serta anak yatim sekitar wilayah Gelora dan Grogol Utara, Jakarta, pada hari Rabu (27/3/2024). Kegiatan tahunan ini diharapkan mempererat tali silaturahmi antara perusahaan dan warga sekitar.
Perusahaan ini melaksanakan Forum Silaturahmi Kompas Gramedia bersama tokoh masyarakat yang bertempat di Masjid Jami’ At Taqwa, Gelora. Selain diawali dengan ceramah dan siraman rohani, anak-anak yatim tinggal sekitar juga mendapat santunan dari Kompas Gramedia.
“Dengan demikian, kami semua mendapat berkah spiritual, kenyamanan, dan berkah lebih baik yang memberi ketenteraman. (Harapannya berguna) bagi masyarakat untuk beraktivitas, bagi perusahaan mengembangkan industri bisnisnya, serta karyawan untuk bekerja sebagaimana mestinya,” tutur General Manager Bentara Budaya and Communication Management Ilham Khoiri .
Harapannya, kegiatan ini berkelanjutan guna mempererat hubungan perusahaan dengan masyarakat sekitar. Apalagi, acara silaturahmi ini selalu dinanti masyarakat saban tahun.
KOMPAS/ADRYAN YOGA PARAMADWYA
Anak-anak yatim berbuka puasa bersama dalam Forum Silaturahmi Kompas Gramedia di Masjid Jami' At Taqwa, Gelora, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (27/3/2024). Kegiatan ini bertujuan untuk mempererat silaturahmi Kompas Gramedia dengan masyarakat sekitar. Selain itu, Kompas Gramedia juga memberikan santunan kepada 73 anak yatim di wilayah Kelurahan Gelora, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Sebanyak 73 anak yatim yang berpartisipasi mendapat alat tulis dan buku sesuai jenjang pendidikan masing-masing. Mereka berasal dari tingkat Taman Kanak-Kanak (TKK) hingga Sekolah menengah Atas (SMA) dan sederajat.
Ilham mengatakan, Forum Silaturahmi Kompas Gramedia merupakan bagian Gerakan Semesta yang menerjemahkan bantuan perusahaan untuk pemenuhan tujuan perkembangan berkelanjutan atau sustainable development goals (SDGs).
Turut hadir sejumlah tokoh dan perwakilan masyarakat Forum Silaturahmi Kompas Gramedia yang berasal dari beragam kalangan. Beberapa di antaranya adalah Lurah Gelora Nurbin Tumbur Togar, Camat Tanah Abang Yanti Mulyanti, Ustadz Robin Abdul, serta perwakilan warga.
“Semoga hal-hal baik, hal-hal bermanfaat bisa terus dijalin dengan baik supaya (hubungan) makin baik,” kata Nurbin.
KOMPAS/ADRYAN YOGA PARAMADWYA
Ustadz Husni Thamrin berceramah dalam Forum Silaturahmi Kompas Gramedia di Masjid Jami' At Taqwa, Gelora, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (27/3/2024). Kegiatan ini bertujuan untuk mempererat silaturahmi Kompas Gramedia dengan masyarakat sekitar. Selain itu, Kompas Gramedia juga memberikan santunan kepada 73 anak yatim di wilayah Kelurahan Gelora, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Melihat ke bawah
Di dalam ceramahnya, Ustaz Muhammad Husni Thamrin memberi siraman rohani dengan sebuah perumpamaan tentang murid yang tidak bersyukur akan situasi kehidupannya. Ia selalu mengeluh kepada gurunya bahwa ia merasa serba berkurangan, termasuk kondisi rumah yang sempit.
Lantas, guru mengutusnya untuk membeli dan memelihara hewan-hewan ternak, yakni kambing, ayam, dan bebek. Akan tetapi, hal tersebut justru memperburuk kehidupan murid. Hingga guru pun mengutusnya untuk menjual kembali hewan-hewan peliharaannya itu yang segera dilaksanakannya.
Setelah menjual hewan-hewan ternak itu, Si Murid kembali ke kondisi semua dan mengeluh lagi kepada gurunya. Muhammad melanjutkan, guru mengajarkan muridnya untuk memisahkan antara satu keadaan dengan keadaan lainnya.
“Lihatlah orang-orang di bawahmu, jangan lihat ke atas terus. Rumahnya (murid) memang tak berubah untuk lebih mensyukuri hidup. Rumahku ibarat surga bagiku, kecil atau besarnya rumah tergantung (sikap) penghuninya,” tutur Muhammad.
Rumah idaman menurut Rasulullah setidaknya perlu memenuhi dua aspek. Pertama, rumah merepresentasikan ketaatan secara vertikal. Artinya, bertakwa kepada Tuhan. Kedua, rumah menggambarkan ketaatan secara horizontal atau sosial. Adanya hubungan yang baik antarmanusia, serta urusan agama yang tak perlu diumbar-umbar. Sebab, hal itu merupakan urusan Allah dengan manusia dalam ranah privat.