Semula banyak karyawan yang menolak dan ogah-ogahan dengan program itu, tetapi beberapa di antaranya merasakan manfaatnya. Sains bisa menjelaskan proses meditasi berkait dengan saraf dan emosi.
Oleh
ANDREAS MARYOTO
·4 menit baca
Kompas
Andreas Maryoto, wartawan senior Kompas
Mantan CEO Twitter Jack Dorsey menghabiskan waktu dua jam sehari untuk bermeditasi. Ia juga telah berkali-kali ikut retret meditasi. Selama menjabat ia juga berolahraga ringan dengan berjalan kaki sekitar 7 km serta makan hanya sekali sehari. Sejumlah CEO perusahaan teknologi memilih laku sejenis. Mereka juga menganjurkan stafnya untuk ikut meditasi. Pasar meditasi pun diperkirakan membesar dalam waktu dekat. Ada apa?
Dorsey mengatakan bahwa dia mampu mengelola stres saat menjalankan dua perusahaan sekaligus dengan menerapkan jadwal kesehatan yang ketat, termasuk berjalan sejauh 7 kilometer ke tempat kerja, bermeditasi selama 2 jam, dan makan satu kali sehari. Gaya hidup itu memungkinkan dia untuk tetap tenang dan jernih di tempat kerja.
Ia pernah berlatih meditasi vipassana di pusat pelatihan di Myanmar yang didirikan SN Goenka. Pusat pelatihan ini berdiri di sejumlah negara, termasuk Indonesia, dan tak memungut biaya sepeser pun.
CEO Huffington Post Arianna Huffington yang sukses mengelola perusahaannya telah berlatih meditasi sejak masih remaja. Dia adalah pendukung yang sangat vokal dari praktik yang mengklaim bahwa meditasi itu telah memainkan peran besar dalam kesuksesan dan kepemimpinannya. Laman Peakwellness menyebutkan, salah satu pernyataan Ariana yang mengesankan adalah, ”Meditasi bukan tentang menghentikan pikiran, tetapi mengakui bahwa kita lebih dari pikiran dan perasaan kita.”
SARIE FEBRIANE
Pusat Meditasi Vipassana Dhamma Java di Gunung Geulis, Bogor, Jawa Barat. Dhamma Java merupakan bagian dari perguruan meditasi vipassana yang berdiri di sejumlah negara yang diinisiasi oleh mendiang SN Goenka asal Myanmar. Banyak tokoh dunia yang belajar di perguruan vipassana secara gratis, mulai dari sejarawan Yuval Noah Harari hingga mantan CEO Twitter Jack Dorsey.
CEO Panda Express Andrew Chert di dalam laman yang sama mengatakan, dirinya sangat percaya pada meditasi. Dia mendorong stafnya untuk ikut bermeditasi juga. Chert juga terkenal karena mendorong manajer-manajernya untuk meluangkan waktu bermeditasi jika mereka mulai kehilangan ketenangan, ingin menghasilkan kepemimpinan yang lebih baik, dan ingin tingkat stres yang lebih rendah dalam jangka panjang.
CEO Google Sundar Pichai mengatakan, dirinya mengakui manfaat dan nilai-nilai penting dalam meditasi dan oleh karena itu tengah berjuang untuk melakukannya. Di sela keinginan dan perjuangan untuk bermeditasi itu, ia kerap berjalan kaki yang dirasakan sangat membantu dalam menjaga kinerjanya. Ia merasa jauh lebih mudah untuk berpikir ketika saya sedang berjalan atau mondar-mandir. Terkadang ia membawa anjingnya jalan-jalan dan bersantai dengan mendengarkan siniar.
Google telah lama menjadi pemimpin dalam memasukkan program kepenuhan batin dan kebahagiaan di tempat kerja. Mereka menawarkan puluhan kursus ke karyawannya. Kelas-kelas dengan judul seperti ”Mengelola Energi Anda”, ”Neural Self-Hacking”, dan ”Meditation 101” menarik banyak peserta. Program-program itu biasanya memiliki daftar tunggu yang panjang. Sekitar 200-300 orang terpaksa berada di daftar antrean.
Ada alasan mengapa meditasi begitu cepat berkembang di perusahaan teknologi. Semua kembali dan berdasarkan sains. Semula banyak karyawan yang menolak dan ogah-ogahan dengan program itu, tetapi beberapa di antaranya merasakan manfaatnya. Sains bisa menjelaskan proses meditasi berkait dengan syaraf dan emosi. Penjelasan seperti ini mengakibatkan karyawan kemudian banyak yang berminat.
KOMPAS/SARIE FEBRIANE
Komunitas Meditasi untuk Indonesia Damai sedang berlatih meditasi bersama di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Minggu (29/9/2014).
Perkembangan ini telah menyebabkan meditasi menjadi sebuah industri yang menarik beberapa kalangan. Sejumlah kalangan telah membangun sarana untuk meditasi. Beberapa malah membuat aplikasi untuk memudahkan orang melakukan meditasi. Mereka bisa memilih guru dan waktu yang pas untuk memulai meditasi.
Anggota Forbes Coach Council Johann Berlin yang seorang penulis, pembicara, dan CEO TLEX Institute, di laman Forbes mengatakan bahwa meditasi semakin populer pada saat pandemi. Pandemi disebutkan telah menguji batas ketabahan dan ketahanan seseorang. Pada saat itu, pandemi telah meningkatkan kecemasan, depresi, dan kelelahan semua orang, termasuk para eksekutif perusahaan. Meditasi menjadi sarana untuk mengurangi berbagai tekanan mental yang muncul.
Dalam kalkulasi bisnis, pasar meditasi Amerika Serikat telah melampaui 1 miliar dollar AS pada tahun 2016 dan diproyeksikan melampaui 2 miliar dollar AS pada tahun 2022 ini. Angka ini berdasarkan laporan penelitian yang diterbitkan oleh Marketdata. Sebanyak 9,3 juta orang dewasa Amerika diperkirakan telah berlatih meditasi selama setahun terakhir. Sebagian karena kemunculan aplikasi, seperti Calm, sebuah aplikasi meditasi pertama dengan valuasi 1 miliar, yang berhasil menarik perhatian publik.
KOMPAS/SARIE FEBRIANE
Pelatihan meditasi teh yang diselenggarakan di pusat pelatihan meditasi Tergar di kawasan Daan Mogot, Jakarta Barat.
Sejumlah ahli mengatakan, nilai bisnis meditasi ke depan dapat mengejar nilai bisnis yoga di negara itu yang sekarang telah lebih dari 11 miliar dollar AS. Lonjakan bisnis meditasi itu terjadi terutama karena ada penelitian yang menggambarkan sejumlah manfaat fisik dan psikologis dari meditasi.
Meditasi dapat membantu orang dalam kehidupan pribadi dan profesional mereka. Meditasi juga telah terbukti mengurangi kecemasan, meningkatkan memori kerja, dan meningkatkan kemampuan berpikir divergen yang sangat penting untuk kreativitas. Oleh karena itu, sekitar 22 persen pengusaha sekarang telah menawarkan pelatihan kesadaran kepada karyawannya. Para CEO juga ikut bermeditasi.