Kerontokan rambut hingga kebotakan dapat diatasi dengan transplantasi rambut. Transplantasi dengan teknik ”direct hair implantation” (DHI) dapat menjadi pilihan.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Penuaan membuat sejumlah orang mengalami kerontokan rambut, mundurnya garis rambut, hingga kebotakan. Prosedur transplantasi rambut dengan teknik direct hair implantation (DHI) dapat menjadi solusi untuk mengatasi masalah tersebut.
Musisi dan pasien transplantasi rambut Kaka ”Slank” menuturkan, ia menyadari garis rambutnya mundur selama lima tahun terakhir. Ia pun melakukan transplantasi rambut untuk mengatasinya. Menurut dia, penampilan yang mumpuni dan kepercayaan diri dibutuhkan mengingat pekerjaannya sebagai vokalis grup musik Slank yang kerap tampil di atas panggung.
Menurut ahli transplantasi rambut dokter Cintawati Farmanina, DHI merupakan teknik transplantasi rambut terbaru dan paling efektif. Tingkat keberhasilannya mencapai 97 persen. Teknik ini juga tidak meninggalkan bekas luka.
”DHI berkembang di Indonesia sekitar tahun 2016. Tapi, teknik ini sudah berkembang secara global sejak sekitar 50 tahun lalu,” ucap Cintawati, di Jakarta, Selasa (24/5/2022). Ia memegang lisensi utama DHI Medical Group di Indonesia.
DHI dilakukan dengan mengambil donor folikel rambut di kepala bagian belakang. Rambut area belakang dipilih karena tidak menerima hormon dihydrotestosterone (DHT) yang menyebabkan rambut rontok. Donor folikel rambut yang boleh diambil maksimal 30 persen dari jumlah rambut bagian belakang. Hal ini bertujuan untuk mencegah kebotakan di kepala bagian belakang.
DHI berkembang di Indonesia sekitar tahun 2016. Tapi, teknik ini sudah berkembang secara global sejak sekitar 50 tahun lalu.
Adapun folikel rambut yang telah diambil lantas disimpan di suhu 0-4 derajat celsius. Kemudian folikel rambut yang sudah diambil mesti langsung ditanam dalam waktu delapan jam.
Folikel rambut ditanam ke area transplantasi dengan alat khusus. Alat itu dapat mengatur kemiringan hingga kedalaman folikel yang akan ditanam. Kemiringan dan kedalaman yang tepat membuat rambut hasil transplantasi terlihat alami.
”Kemiringan (folikel rambut yang ditanam) disesuaikan dengan arah tumbuhnya rambut pada pasien, begitu juga kedalamannya. Kami juga menyesuaikan dengan densitas rambut. Ini membuat hasil (transplantasi) rambut naturaldan maksimal,” kata Cintawati.
Pemeriksaan
Sebelum melakukan DHI, dokter akan memeriksa riwayat kesehatan pasien, seperti melalui tes darah dan tes alergi. Dokter juga akan memeriksa kondisi psikologis pasien untuk memahami kebutuhan mereka.
Setelahnya, tes berbasis komputer akan dilakukan untuk mengukur kerapatan rambut di area donor, jumlah rambut yang dapat didonorkan, jumlah rambut tersisa di area donor, hingga jumlah rambut yang dibutuhkan untuk transplantasi. Konsultasi dilanjutkan dengan mendesain garis rambut hingga meminta pasien mengisi surat persetujuan (informed consent).
Sebelum DHI berkembang, teknik follicular unit transplantation (FUT) umum digunakan untuk transplantasi rambut. Namun, FUT kini mulai ditinggalkan karena meninggalkan bekas luka sayatan memanjang di kepala.
Ada pula teknik follicular unit extraction (FUE). Namun, menurut Cintawati, hasil transplantasi dengan DHI lebih baik karena meninggalkan bekas luka yang lebih kecil pascatransplantasi dibandingkan FUE.
Setelah melakukan transplantasi rambut, pasien disarankan untuk melakukan pemeriksaan berkala ke dokter selama enam bulan. Pasien juga diminta untuk tidak berolahraga berat, makan makanan pedas, hingga memakai topi dalam jangka waktu tertentu. Hasil transplantasi rambut akan tampak setelah enam bulan.
Alasan estetik
Menurut Cintawati, transplantasi rambut tidak lagi hanya untuk mengatasi kebotakan. Sejumlah pasiennya menjalani transplantasi rambut karena alasan estetik. Beberapa pasiennya mengeluhkan kerontokan rambut yang menyebabkan mundurnya garis rambut hingga kebotakan. Umumnya hal ini disebabkan oleh penuaan.
Kerontokan hingga kebotakan tidak hanya memengaruhi penampilan seseorang. Hal tersebut turut memberi dampak psikologis, yakni kepercayaan diri turun.
”Saya lihat (minat publik) sudah ada karena orang melakukan transplantasi rambut agar kepercayaan dirinya tumbuh. Kebutuhan untuk tampil dengan percaya diri mulai jadi kebutuhan,” kata Cintawati.
Menurut data American Academy of Dermatology Association, sekitar 60 persen laki-laki dan 50 persen perempuan di dunia mengalami berbagai macam kerontokan rambut. Kerontokan rambut disebut normal jika seseorang kehilangan 50-100 helai rambut per hari.
Adapun Kompas mencatat bahwa 80 persen klien perawatan rambut di salon kecantikan adalah laki-laki berbagai usia. Mereka mengalami kerontokan hingga kebotakan. Perawatan yang diberikan kala itu mencakup pemberian sampo, emulsi, dan tonik rambut yang telah diberi ramuan khusus. Mereka juga diberi pijatan untuk merangsang pertumbuhan rambut (Kompas, 3/11/1985).