Situasi Covid-19 yang dianggap terkendali mendorong Surabaya, Jawa Timur, menerapkan pembelajaran tatap muka dengan kehadiran siswa siswi 100 persen dari kapasitas, dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
Oleh
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
·3 menit baca
KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA
Satgas Sekolah Tangguh mengawasi Siswa yang pulang sekolah di SD Negeri Kaliasin 01, Surabaya, Jawa Timur, Senin (10/1/2022). Pemerintah Kota Surabaya mulai melaksanakan pembelajaran tatap muka atau PTM 100 persen bagi PAUD, TK, SD dan SMP pada 10 Januari 2022 ini. PTM 100 persen minggu pertama dibagi dua shift, yakni pagi dan siang. Tiap shift 50 persen.
SURABAYA, KOMPAS – Pembelajaran tatap muka secara normal atau 100 persen untuk jenjang usia dini, dasar, dan menengah serta sederajat sudah dibolehkan berlangsung di Surabaya, Jawa Timur, Senin (28/3/2022). Situasi pandemi Covid-19 (Coronavirus disease 2019) berada di level 1 pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM yang dianggap terkendali.
Menurut Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, Minggu (27/3/2022), pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen atau penuh atau kembali seperti normal sudah mengacu pada Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2022 tentang PPKM Level 3, Level 2, Level 1 Covid-19 di Wilayah Jawa dan Bali. Dalam regulasi itu, Surabaya berada dalam kategori level 1 atau situasi pandemi dianggap terkendali.
Eri melanjutkan, persekolahan normal juga berdasar pada Keputusan bersama Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19. Menurut regulasi itu, PTM boleh dihadiri oleh seluruh siswa siswi jika suatu wilayah berada dalam level 1 PPKM tetapi harus menerapkan protokol kesehatan dan mendapat persetujuan keluarga.
“Perlu ditekankan bahwa PTM harus dengan protokol kesehatan yang disiplin dan kehadiran siswa siswi harus mendapat persetujuan orangtua, wali, atau keluarga,” kata Eri.
Siswa antre saat keluar kelas saat pulang sekolah di SD Negeri Kaliasin 01, Surabaya, Jawa Timur, Senin (10/1/2022). Pemerintah Kota Surabaya mulai melaksanakan pembelajaran tatap muka atau PTM 100 persen bagi PAUD, TK, SD dan SMP pada 10 Januari 2022 ini.
Kepala Dinas Pendidikan Surabaya Yusuf Masruh menambahkan, rencana PTM normal itu ditindaklanjuti dengan penerbitan Surat Edaran Nomor 421/8231/436.7.1/2022 tentang Pemberitahuan Jadwal Pembelajaran Tatap Muka. Warkat itu ditujukan kepada seluruh pengelola atau pimpinan pendidikan anak usia dini (PAUD), sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP) dan sederajat negeri dan swasta di Surabaya.
“Kegiatan belajar mengajar kembali seperti sebelum serangan pandemi tetapi saat ini harus dengan new normal (normal baru) yaitu penerapan protokol kesehatan,” kata Yusuf. Persekolahan berlangsung setiap hari kecuali hari libur dan berlangsung maksimal 6 jam. Kehadiran di kelas sesuai dengan kapasitas maksimal atau 100 persen. Kehadiran siswa siswi harus seizin keluarga. Seluruh pelajar harus dipastikan mendapat pelayanan belajar mengajar sesuai kondisi.
Candrakumara (14), siswa kelas IX SMP Negeri 21 Surabaya, amat senang karena kegiatan sekolah kembali seperti normal. Dua tahun terakhir, kegiatan belajar mengajar terganggu serangan pandemi Covid-19 sejak Maret 2020. Terakhir kali dirinya mengikuti persekolahan secara normal ketika di kelas VII.
“Yang membedakan cuma menerapkan protokol kesehatan. Kegiatan yang sudah normal saya harapkan akan membantu persiapan ke jenjang SMA,” kata Candrakumara. Dalam normal baru, siswa siswi ke sekolah amat disarankan diantar keluarga atau berangkat sendiri dengan jalan atau bersepeda. Di sekolah, suhu tubuh atau kesehatan dicek. Yang demam tinggi dan terlihat gejala pilek, batuk, atau flu akan diperiksa dan disarankan tidak mengikuti pelajaran demi menekan risiko penularan Covid-19. Selama kegiatan, siswa siswi harus bermasker dan diminta rutin cuci tangan atau menjaga kebersihan diri.
Siswa memberi hormat dari jauh kepada guru saat tiba di sekolah ketika berlangsung simulasi pembelajaran tatap muka di SMP Negeri 1 Surabaya, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (12/8/2020). Bagi siswa dan guru yang hadir diberlakukan protokol kesehatan yang ketat. Kagiatan yang berlangsung untuk mengujicoba sistem yang akan dilakukan saat nanti pembelajaran tatap muka diberlakukan di tengah pandemi.
Candrakumara menilai, yang akan sulit dicegah oleh pelajar seusianya dalam konteks protokol kesehatan ialah jaga jarak. Amat mungkin, jaga jarak kerap dilanggar atau diabaikan karena mungkin dorongan rasa kangen jarang bertemu teman selama dua tahun. Selain itu, selama pandemi, kegiatan di sekolah dibatasi maksimal separuh dari normal atau kegiatan selama 3 jam. Kantin sekolah juga ditutup.
Saat normal, mungkin siswa siswi akan diminta membawa bekal dari rumah karena sebagian kantin di sekolah masih tutup. Dengan membawa makan dan minum sendiri, para pelajar tidak akan merasa kekurangan energi untuk mengikuti pelajaran.