Kasus-kasus Covid-19 yang tersembunyi di Surabaya, Jawa Timur, perlu diungkap dengan 3T antara lain dilakukannya tes usap masif. Hal itu dilakukan agar kasus Covid-19 tidak menjadi bom waktu.
Oleh
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO, AGNES SWETTA PANDIA
·4 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Situasi pandemi Covid-19 (Coronavirus disease 2019) di Surabaya, Jawa Timur, memburuk. Untuk mempercepat pengungkapan kasus dan penanganan, aparatur terpadu kembali menggencarkan ”swab hunter” atau pemburu tes usap terhadap kalangan masyarakat pelanggar protokol kesehatan di ruang publik.
Menurut Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, Senin (7/2/2022), swab hunter digencarkan untuk menjaring lebih banyak kasus Covid-19 yang tersembunyi. Di satu sisi, konsekuensi dari swab hunter atau pengetesan, penelusuran, dan penanganan (testing, tracing, treatment atau 3T) secara masif akan dengan cepat menaikkan jumlah kasus dan menuntut penanganan.
”Dengan lebih cepat penanganan, diharapkan segera memutus rantai penularan sehingga tidak berlarut-larut dan menjadi bom waktu di masa depan,” kata Eri di sela peninjauan kesiapan Hotel Asrama Haji untuk isolasi terpadu pasien Covid-19.
Kasus Covid-19 di Surabaya mulai menanjak sejak pertengahan Januari 2022. Hari-hari sebelumnya, penambahan kasus harian di bawah 10 kasus lalu berangsur-angsur naik bahkan melonjak hampir menyentuh 1.000 kasus.
Menurut Eri, peningkatan kasus yang tiba-tiba signifikan menandakan aparatur terpadu perlu lebih gencar lagi menempuh 3T. Jika tidak gencar 3T selama situasi dianggap landai, penambahan kasus terlihat sedikit atau banyak yang ”tersembunyi”. Kasus-kasus yang tersembunyi itulah yang kemudian meledak atau menjadi bom waktu yang bisa memicu kerepotan dalam penanganan. ”Lebih baik disapu agar penanganan dan pemutusan mata rantai bisa segera ditempuh sehingga situasi yang memburuk tidak berlangsung lama,” ujarnya.
Mengutip lama resmi https://infocovid19.jatimprov.go.id/ dan https://lawancovid-19.surabaya.go.id/, penambahan harian berturut-turut ialah 128 kasus, 330 kasus, 269 kasus, 597 kasus, 683 kasus, 891 kasus, 971 kasus, dan 741 kasus. Secara statistik, peningkatan kasusnya sudah luar biasa dan menyerupai ledakan kasus kurun Juni-Juli 2021 karena varian Delta yang amat menular. Saat itu penambahan harian menembus 1.000 kasus, sedangkan kematian tembus 100 orang. Perbedaannya, saat ini, kematian rendah atau kurang dari 10 bahkan dalam sepekan.
Mengutip laman https://vaksin.kemkes.go.id/, aparatur di Surabaya perlu memperbaiki kinerja pengendalian Covid-19. Menurut data laman per Minggu (6/2/2022), asesmen situasi Covid-19 di Surabaya memburuk atau level bernilai 3 dari sebelumnya 1. Tingkat kasus konfirmasi, tingkat pasien rawat RS, dan transmisi komunitas berada di angka 3 dari sebelumnya angka 1. Tingkat kematian 1 atau rendah. Tingkat pengetesan sedang dari sebelumnya memadai sedangkan tracing dan treatment tetap memadai. Kapasitas respons turun dari memadai ke sedang. Cakupan vaksinasi memadai. Dilihat dari data ini, menjadi lumrah jika aparatur Surabaya harus menggencarkan lagi pengetesan.
Pelaksana Tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Surabaya Ridwan Mubarun menambahkan, swab hunter digencarkan di 31 kecamatan atau seluruh wilayah ibu kota Jatim tersebut. Swab hunter menjadi bagian dari patroli dan operasi penegakan protokol kesehatan secara terpadu ke ruang-ruang publik yang berpotensi memicu kerumunan, misalnya kedai, restoran, tempat nongkrong.
Menurut Ridwan, operasi ini akan seperti kegiatan sebelumnya dalam masa pandemi yang menyerang sejak Maret 2020. Tim terpadu dari kecamatan, kelurahan, dan puskesmas dibantu TNI dan Polri akan mendatangi lokasi-lokasi keberadaan keramaian. Tim akan menempuh diskresi kebijakan atau memaksa seseorang yang dicurigai melanggar protokol untuk pemeriksaan kesehatan, tes usap antigen, bahkan vaksinasi.
Seseorang yang dites antigen dan positif akan dibawa ke fasilitas karantina untuk tes usap PCR. Jika hasilnya positif, harus isolasi apakah mandiri atau terpusat. Yang belum vaksinasi akan diberikan vaksinasi sesuai dengan ketersediaan vaksin yang dibawa dan atau dosis yang sudah diberikan sebelumnya.
”Swab hunter kembali digencarkan melihat situasi Covid-19 yang meningkat. Sesuai instruksi Wali Kota Surabaya, frekuensi swab hunter harus ditingkatkan lagi,” kata Ridwan.
Sementara itu, sejumlah warga Surabaya yang positif Covid-19, tetapi berkategori tanpa gejala dibolehkan menjalani isolasi mandiri di kediaman masing-masing, tetapi dengan pengawasan puskesmas dan gugus tugas Kampung Tangguh Semeru Wani Jogo Suroboyo. ”Setiap hari kami dipantau secara dalam jaringan oleh petugas puskesmas,” kata Tuti (55), warga Gunung Anyar.
Asisten Perekonomian dan Pemerintahan Irvan Widyanto mengatakan, pasien Covid-19 di Surabaya juga bisa menjalani isolasi terpusat di fasilitas yang telah disediakan antara lain Hotel Asrama Haji di kompleks Asrama Haji Sukolilo atau Rumah Sakit Lapangan Tembak di Kedung Cowek. Kedua fasilitas itu dikelola oleh Pemerintah Kota Surabaya.
Swab hunter kembali digencarkan melihat situasi Covid-19 yang meningkat.
Menurut Irvan, warga Surabaya meski bukan ber-KTP setempat tetap akan diterima di fasilitas isolasi terpadu. Di HAH, misalnya, situasi pada Senin ini ada 20 warga non-Surabaya yang menjalani isolasi bersama dengan 180 pasien warga Surabaya.
”Kami akan tetap menerima pasien terutama tidak bergejala atau ringan meski bukan ber-KTP Surabaya sambil berkoordinasi dengan provinsi untuk membuka semua tempat isolasi terpusat bagi warga Jatim di Surabaya,” ujar Irvan.
Secara terpisah, Kepala BPBD Jatim Budi Santosa mengatakan, bekas kantor Badan Pengembangan Wilayah Suramadu yang dijadikan Rumah Sakit Darurat Lapangan Bangkalan mulai dioperasikan untuk menerima pasien isolasi terpusat pada Rabu (9/2/2022). RSDL Bangkalan berkapasitas 330 tempat tidur yang dapat ditambah menjadi 500 dipan.
Provinsi juga mengaktifkan fasilitas isolasi terpadu, yakni Asrama Haji Sukolilo, gedung-gedung non-HAH, Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan Jatim, dan Badan Pendidikan dan Pelatihan Keagamaan Kementerian Agama. Selain itu, ada enam hotel untuk isolasi mandiri khusus bagi pekerja migran sedangkan 27 hotel untuk pelaku perjalanan luar negeri.