Penyebaran Covid-19 di Provinsi Aceh semakin tak terbendung. Pada Mei 2021 sebanyak 1.570 orang tercatat terpapar Covid-19. Penambahan kasus signifikan membuat Aceh semakin kesulitan membendung penyebaran.
Oleh
ZULKARNAINI
·2 menit baca
BANDA ACEH, KOMPAS — Penyebaran Covid-19 di Provinsi Aceh semakin tidak terbendung. Pada bulan Mei 2021 sebanyak 1.570 orang tercatat terpapar Covid-19. Penambahan kasus signifikan membuat Aceh semakin kesulitan membendung penyebaran.
Data yang dirangkum Kompas dari situs covid19.acehprov.go.id pada Kamis (20/5/2021), setiap hari Satgas Penanganan Covid-19 Aceh menemukan kasus baru. Adapun total warga yang terpapar Covid-19 di Aceh sebanyak 12.814 orang. Jumlah kasus di Aceh sebesar 0,7 persen dari kasus nasional.
Juru Bicara Satgas Covid-19 Aceh Saifullah Abdulgani mengatakan, penambahan kasus hampir merata di kabupaten/kota di Aceh. Kawasan paling banyak kasus baru meliputi Banda Aceh, Aceh Tamiang, Aceh Besar, dan Bireuen.
Dari 23 kabupaten/kota, hanya Aceh Timur, Aceh Tengah, dan Aceh Barat Daya yang statusnya zona kuning. (Saifullah Abdulgani)
Zona kuning berarti tingkat risiko lebih rendah, sedangkan zona oranye tingkat risiko tinggi. Kenaikan status zona karena dalam sepekan terakhir banyak ditemukan kasus baru.
Saifullah menjelaskan, peta zonasi risiko harus menjadi pertimbangan bagi semua warga untuk meningkatkan kewaspadaan. Jika lengah dan mengabaikan protokol kesehatan, penyebaran akan semakin meluas.
Protokol kesehatan
Kesadaran warga menerapkan protokol kesehatan di Aceh sangat rendah. Di ruang publik, seperti warung kopi, pasar, dan rumah ibadah, nyaris tidak ada lagi orang mengenakan masker.
Sejak pertama ditemukan kasus warga positif Covid-19, sebanyak 515 orang meninggal. Kasus terbaru pasien Covid-19 meninggal terjadi di Kabupaten Bener Meriah. Dua pasien, ibu dan anak, meninggal pada Rabu (19/5/2021) setelah sempat dirawat beberapa hari di RSUD Mayang Kute milik pemerintah setempat.
Empat pegawai di Dinas Kesehatan Aceh dan pegawai di Universitas Teuku Umar Aceh Barat dilaporkan terpapar Covid-19. Aktivitas pegawai di Dinas Kesehatan Aceh diliburkan dan pegawai diuji usap antigen. Sementara aktivitas belajar di Universitas Teuku Umar kembali menerapkan sistem daring.
Menurut Saifullah, pencegahan penyebaran virus harus dilakukan oleh seluruh lapisan warga. Kesadaran individu menerapkan protokol kesehatan justru sangat menentukan seseorang terhindar dari virus tersebut.
Sementara itu, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) Dahlan Jamaluddin mengkritisi strategi kinerja Pemprov Aceh dalam mencegah penyebaran virus tersebut di Aceh.
Dia menilai pelaksanaan program dari relokasi dan refocusing anggaran untuk sektor kesehatan, jaring pengaman sosial, dan ekonomi tidak berjalan baik.
Dosen Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar, Yulizar Kasma, mengatakan, pemerintah daerah terkesan berjalan sendiri-sendiri dalam menanggulangi penyebaran Covid-19. Para akademisi atau pakar kesehatan di kampus nyaris tidak dilibatkan.