RSUP Persahabatan: Lingkungan Merasa Tidak Nyaman dengan Perawat Covid-19
Stigma lingkungan sekitar perawat mulai bermunculan. Sebagian orang merasa tidak nyaman dengan kehadiran perawat karena khawatir tertular virus korona baru.
Oleh
INSAN ALFAJRI
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Stigma masyarakat terhadap perawat mulai bermunculan. Sebagian orang merasa tidak nyaman bertetangga dengan perawat lantaran khawatir tertular virus korona baru. Padahal, para perawat bekerja sesuai standar, termasuk memakai alat pelindung diri demi menghindari tertular virus penyebab Covid-19 ini.
Direktur Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan Rita Rogayah mengatakan, lingkungan di tempat tinggal perawat rumah sakit merasa tidak nyaman. Hal ini dinilai tak perlu terjadi karena petugas medis menggunakan alat pelindung diri (APD) lengkap ketika berhadapan dengan pasien.
Hal itu disampaikan Rita ketika mengklarifikasi pemberitaan mengenai adanya perawat RSUP Persahabatan yang diusir dari indekos. Melalui rekaman video yang dibagikan, Rabu (25/3/2020), Rita menjelaskan bahwa perawat-perawat tersebut tidak diusir dari indekos.
”Perawat-perawat kami yang berada di lingkungan tempat tinggal merasa lingkungan sudah tidak nyaman dengan keberadaan mereka. Hal ini seharusnya tidak perlu terjadi karena mereka menggunakan APD dan terhindar dari Covid-19,” katanya.
Rita melanjutkan, pemberitaan tersebut membuat rumah sakit mendapat banyak dukungan. Bahkan, ada yang menyediakan tempat tinggal untuk perawat tersebut. Namun, lanjutnya, perawat tersebut masih boleh tinggal di tempat kos. ”Terima kasih kepada setiap donatur yang sudah membantu rumah sakit kami,” tambahnya.
Perawat-perawat kami yang berada di lingkungan tempat tinggal merasa lingkungan sudah tidak nyaman dengan keberadaan mereka. Hal ini seharusnya tidak perlu terjadi karena mereka menggunakan alat pelindung diri dan terhindar dari Covid-19.
Informasi mengenai pengusiran perawat dari tempat kos disampaikan oleh Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia Harif Fadhillah. Dikutip dari Kompas.com, Rabu (25/3/2020), Harif menjelaskan bahwa perawat-perawat di RSUP Persahabatan pernah diminta keluar dari tempat kos. Bahkan, mereka sempat menginap selama tiga hari di rumah sakit. Namun, insiden itu sudah ditangani oleh manajemen rumah sakit.
”Pagi ini sudah dapat informasi, selama wabah ada fasilitas antar jemput untuk mereka (perawat),” katanya.
Sementara itu, RSUP Persahabatan masih berjibaku dalam menangani pasien Covid-19. Rita menjelaskan, saat ini tercatat 37 pasien Covid-19. Sebanyak 18 pasien berada di ruang isolasi, sementara 19 pasien lainnya berada di instalasi gawat darurat.
Dari total pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit itu, sebanyak 17 pasien positif Covid-19, sementara sisanya termasuk pasien dalam pengawasan. Sementara kemarin, ada dua pasien meninggal, berusia 66 tahun dan 77 tahun. Pasien berusia 66 tahun dinyatakan positif Covid-19.
Menurut Rita, saat ini alat pelindung diri (APD) masih mencukupi. Namun, dengan masih adanya pasien yang dirawat di ruang isolasi, rumah sakit masih membutuhkan APD. ”Kami masih membutuhkan untuk perawatan selanjutnya. Kami masih merawat di ruang isolasi. Kebutuhan APD pasti akan lebih banyak lagi,” tambahnya.